Jadi Andalan Wisata Bontang, Berkembang Wacana Retribusi Pulau Beras Basah, Ini Tanggapan Walikota
Jadi andalan Wisata Bontang, berkembang wacana retribusi Pulau Beras Basah, ini tanggapan Walikota.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Rita Noor Shobah
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Jadi andalan Wisata Bontang, berkembang wacana retribusi Pulau Beras Basah, ini tanggapan Walikota.
Pulau Beras Basah merupakan Wisata andalan kota Bontang. Pasir putihnya mampu menarik Wisatawan, baik lokal maupun luar Bontang untuk datang berkunjung.
Walikota Bontang, Neni Moerniaeni menilai potensi pariwisata Pulau Beras Basah cukup menjanjikan ke depan.
Sebab itu pengelolaan pulau Wisata tersebut harus diperbaiki, setidaknya dalam hal profesionalisme pengelolaannya.
"Pertama harus ada pengelolaan yang baik, saya lihat mereka ( pengunjung ) masih ada yang buang sampah seenaknya.
BACA JUGA
Dugaan Temuan Cacing dari Air PDAM Tirta Kencana di Rumah Warga, DPRD Samarinda Angkat Bicara
BREAKING NEWS Buruh Bangunan Bacok Istri Siri di Taman Cendana Berau, Korban Dibawa ke Rumah Sakit
Tidak Butuh Waktu Lama, Buruh Bangunan Bacok Istri Siri di Berau Berhasil Diringkus Polisi
Padamkan Kebakaran di Asrama Polisi Balikpapan, Jurus Estafet Air dari Kapolda Sampai Kapolresta
Sudah gratis harusnya tak mengotori. Saya tahu mengubah perilaku tak mudah," ungkap Neni Moerniaeni.
Pihaknya merencanakan agar Pulau Beras Basah dikelola lebih profesional.
Sebagai penunjang langkah tersebut, apakah diperlukan penarikan retribusi pengunjung?
Lantaran selama ini Wisatawan berlibur di sana tanpa dipungut biaya alias gratis.

BACA JUGA
Personel Damkar Evakuasi Serangan Lebah Madu Hutan di Grand Tarakan Mall, Begini Aksinya
Waspada Cuaca Ekstrem, Minggu 12 Januari 2020, Kaltim Hujan Lebat, Kaltara Angin Kencang & Petir
Perpustakaan Daerah Kaltara Akan Miliki Gedung Lima Lantai, Ditargetkan Rampung Tahun 2020 Ini
Fakta Wow Jembatan Mahakam IV Samarinda, Habiskan Dana Rp 820 Miliar hingga Lampu Tematik Canggih
Neni Moerniaeni mengatakan wacana tersebut wajar berkembang.
Saat ini belum ada Perwali yang mengatur, namun wacana terkait hal tersebut sudah menjadi pembicaraan baik di eksekutif maupun legislatif Kota Bontang.
"Beras Basah harus dikelola lebih profesional. Soal penarikan retribusi? Nanti dirapatkan. Belum ada Perwalinya," tutur Neni Moerniaeni.
Lanjut Walikota, para penjaga pulau tersebut saat ini bisa dibilang masih swadaya alias kerja bakti menjaga keamanan, kebersihan dan pemeliharaan pulau.
"Wajar sekali (retribusi). Maintenance perawatan pulau itu sendiri. Sekarang, kan, mereka kerja bakti saja, kasihan.
Kalau ada itu menggantikan lelahnya mereka. Mungkin satu-satunya Wisata yang gak pungut retribusi di Bontang saja," selorohnya.
Kendati gratis namun tak bisa ditampik masih memberikan dampak ekonomi bagi warga, mulai dari penyedia kuliner, wahana atau hiburan hingga jasa penyedia transportasi dan akomodasi.
"Sebenarnya tak masalah asal mereka jaga lingkungan.
Sebenarnya ada multiplier effect- nya, bagi para penjual.
Tujuan pemerintah, bagaimana pariwisata mengurai kemiskinan, mengurangi pengangguran.
Tanpa ada retribusi, sudah ada multiplier effect. Kalau ada retribusi paling tidak menjaga kebersihan," ungkapnya.
BACA JUGA
Turun ke Lokasi Kebakaran Asrama Polisi, Walikota Balikpapan Siap Beri Bantuan Logistik
Hujan 5 Jam Samarinda Kembali Digenang Banjir, Penumpang Bandara APT Pranoto Naik Pickup Warga
Ribuan Warga di Penajam Paser Utara Telah Menikmati Jaringan Gas, Tak akan Lagi Alami Kelangkaan
Sentra Industri Meubeler dan Perahu Tarakan Kalimantan Utara Segera Dioperasikan, Begini Kesiapannya
Terpisah Kepala BPBD Bontang, Ahmad Yani mengatakan setiap akhir pekan, pihaknya siap siaga.
Mereka memonitoring kondisi Pulau Beras Basah dengan mengirimkan petugas jaga.
"Tim Rescuer BPBD yang bertigas sebagai baywatch sudah menuju Pulau Beras Basah.
Ada juga tim Kedua yang bertugas di daratan. Standbye di kantor," ujarnya, Minggu (12/1/2020). (Tribunkaltim.co/Fachri)