Waspada Hujan Lebat dan Angin Puting Beliung, Bencana Hidrometeorologi Akan Menyasar ke Wilayah Ini
Waspada Hujan Lebat dan Angin Puting Beliung, Bencana Hidrometeorologi Akan Menyasar ke Wilayah Ini
Waspada Hujan Lebat dan Angin Puting Beliung, Bencana Hidrometeorologi Akan Menyasar ke Wilayah Ini
TRIBUNKALTIM.CO - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan dini terkait angin monsun Asia yang melintas di Sulawesi Selatan.
Keberadaan angin monsun Asia ini diprediksi dapat memicu hujan lebat dan angin kencang selama empat hari mulai tanggal 9 hingga 12 Januari 2020.
Ancaman banjir dan angin puting beliung mengintai kawasan yang dilalui angin monsun Asia.
• Peringatan Dini BMKG, Sulsel Berpotensi Hujan Lebat Disertai Angin Kencang, Penerbangan Dialihkan
• Sempat 1 Jam Berputar-putar di Udara, Detik-detik Pesawat Garuda Gagal Mendarat Karena Cuaca Buruk
• Sulawesi Dihantam Cuaca Buruk, 3 Penerbangan ke Makassar Dialihkan, Sebelumnya Viral Isu Gempa Besar
• Ada Cuaca Buruk Angin Kencang Sambaran Petir, Pesawat dari Palu Mendarat di Bandara SAMS Balikpapan
Bahkan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) menyebutkan, ancaman bencana hidrometeorologi telah bergerak di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.
Hal tersebut terlihat dari beberapa bencana hidrometeorologi seperti hujan berintensitas tinggi serta angin puting beliung pada Minggu (12/1/2020) di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.
"Kami mengimbau kepada BPBD wilayah tengah dan timur untuk siaga. Salah satunya memonitor peringatan dini yang diberikan BMKG sehingga bisa meneruskannya ke masyarakat," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo melalui siaran persnya, Senin (13/1/2020).
Apalagi, kata dia, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memberikan peringatan dini ke sejumlah wilayah mulai dari status waspada hingga siaga.
Adapun pada Minggu (12/1/2020), bencana banjir terjadi di Dusun Buludua, Desa Balusu, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan yang mengakibatkan 121 Kepala Keluarga (KK) terdampak.
Penyebabnya adalah hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur daerah tersebut sejak pukul 00.00-10.30 WITA yang membuat sungai di wilayah itu meluap.
Tidak hanya itu, di hari yang sama, banjir dan angin puting beliung juga terjadi di tiga kecamatan di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.
Ketiga kecamatan itu adalah Kecamatan Balusu, Soppeng Riaja dan Mallusetasi.
"Insiden tersebut mengakibatkan rumah penduduk tergenang air dan sejumlah infrastruktur mengalami kerusakan," kata Agus.
• Cuaca Buruk, Angin Kencang Sejumlah Penerbangan Dialihkan, Delay, hingga Gagal Mendarat
• Peringatan Dini BMKG, Waspadai Hujan Badai di 12 Wilayah Ini, Cuaca Ekstrem Landa Indonesia
Banjir tersebut menyebabkan kerusakan tiga rumah warga dengan kategori rusak berat.
Kemudian kerusakan infrastruktur jalan desa di wilayah Oring, Kecamatan Balusu, satu jembatan gantung di Kelurahan Kiru-Kiru, Kecamatan Soppeng Riaja, dan tanggul pantai di Kelurahan S. Binangae serta pasar Ajakkang di Kecamatan Balusu.
"BPBD setempat melaporkan satu orang meninggal dunia akibat terbawa arus banjir," kata dia.
Banjir juga terjadi di Kota Parepare, Sulawesi Selatan pada hari yang sama akibat hujan deras yang turun di seluruh Kota Parepare.
Hujan tersebut menyebabkan genangan di beberapa titik dengan ketinggian air beragam.
"Namun genangan segera surut dan aktivitas masyarakat berangsur kembali normal. Pada hari Sabtu (11/1/2020) genangan air sudah terjadi di wilayah kota yang dipicu oleh hujan yang disertai angin kencang," tutup dia.
Angin Monsun Asia Picu Hujan Lebat di Sulawesi Selatan
Angin monsun asia yang melintas di Sulawesi Selatan diprediksi memicu hujan lebat selama empat hari mulai tanggal 9 hingga 12 Januari 2020.
Kemunculan angin monsun asia menyebabkan penambahan massa udara basah dengan pola pertemuan udara dari Laut Jawa hingga Sulawesi.
Dengan adanya Madden Julian, fase basah tersebut bergerak menuju Indonesia bagian tengah.
Kondisi tersebut meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di Sulawesi Selatan Darmawan, Kepala BMKG Wilayah IV Makassar menjelaskan sejak sepekan terakhir sebelum angin monsun asia melintas, terjadi peningkatan intensitas hujan mulai kategori lebat hingga ekstrem di wilayah Sulawesi Selatan.
Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang diperkirakan akan terjadi di Sulawesi Selatan bagian barat yang meliputi Kabupaten Pinrang, Kota Parepare, Kabupaten Barru, Kabupaten Pangkep Kepulauan, Kabupaten Maros, dan Kota Makassar.
Untuk wilayah Sulawesi bagian tengah, meliputi Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Sidrap.
Sedangkan untuk wilayah Sulsel bagian utara meliputi Kabupaten Luwu Utara, Kabupaten Luwu Timur, Kabupaten Luwu, dan Toraja Utara.
“Potensi angin kencang di pesisir barat, selatan, dan timur Sulawesi Selatan juga akan terjadi,” ungkapnya.
Hujan lebat di wilayah Sulawesi Selatan menurut Darmawan juga memicu banjir, genangan, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, meluapnya tambak budidaya, dan keterlambatan penerbangan serta pelayaran.
Waspada Gelombang Tinggi
Selain memicu hujan lebat selama empat hari, BMKG juga mengimbau warga waspada dengan gelombang tinggi di perairan sekitar Sulawesi Selatan.
Darmawan menyebut tinggi ombak dari 2,5 meter hingga 4 meter diperkirakan terjadi di Selatan Makassar bagoan selatan.
Ombak tinggi juga diprediksi terjadi di Perairan Spermonde Makassar, Perairan Parepare, Perairan Sabalana, Perairan Selayar, Teluk Bone bagian selatan, Laut Flores, dan Perairan Pulau Bonerate-Kalotoa.
“Masyarakat dan pengguna layanan transportasi darat, laut, dan udara diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan dari curah hujan tinggi, angin kencang dan gelombang tinggi yang akan terjadi empat hari ke depan,” jelasnya.
Dua ribu rumah rusak saat bencana di Sulsel
Sejak 1 Januri 2020, wilayah Sulawesi Selatan dilanda bencana angin kencang, puting beliung, dan tanah longsor.
Bencana tersebut menyebabkan 2 ribu rumah rusak.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdi Abdullah meminta agar semua elemen termasuk TNI dan Polri siaga.
Ia juga mengajak masyarakat untuk saling membantu jika terjadi bencana.
“Saya berharap semua daerah di Sulsel menyediakan logistik, sarana pelayanan kesehatan, dan tim khusus untuk menghadapi tantangan bencana alam,” kata Nurdin Abdullah setelah apel siaga bencana menghadapi Angin Monsun Asia di Makassar Rabu (8/1/2020).
Ia memastikan bahwa pemerintah akan hadir saat masyarakat terkena bencana.
Saat ini menurut Nurdin, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman telah melakukan kunjungan ke sejumlah daerah yang terkena bencana.
"Kita punya dana tanggap darurat. Dana kontijensi untuk Sulsel sebesar Rp 20 miliar. Dana kontijensi ini untuk penanggulangan bencana, baik tahap prabencana, saat tanggap darurat atau pasca bencana,” ungkapnya.
Menghadapi Angin Monsu Asia, Nurdi mengajak warga Sulawesi Selatan agar sama-sama berdoa untuk menghadapi cuaca esktrem tahun 2020.
“Kita banyak berdoa kepada Allah SWT, agar dilindungi dari bencana alam di Sulsel ini. Mudah-mudahan 2020 ini menjadi tahun yang berkah. Kita semua harus mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan untuk menghadapi cuaca ekstrem ini ke depannya,” pintanya.
Luwu siapkan posko bencana dan empat petahu karet
Sementara itu di Luwu, pihak kepolisian telah menyiapkan empat perahu karet untuk evakuasi jika terjadi bencana banjir yang dipicu oleh angin monsun asia.
"Kami akan terus memantau kondisi wilayah,bahkan saat ini Polres Luwu telah menyiapkan 4 unit perahu karet untuk siaga melakukan evakuasi jikalau terjadi bencana banjir," ucap Kapolres Luwu AKBP Dwi Santoso, Rabu (8/1/2020).
Selain itu, BPBD Kabupaten Luwu telah mendirikan dua posko terpadu siaga bencana menghadapi cuaca ekstrem.
“Sektor selatan posko ditempatkan di Kecamatan Suli dan Sektor Utara ditempatkan di Kecamatan Walenrang, Posko terpadu ini dilengkapi alat operasional dan kebutuhan logistik,” ujar Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Luwu, Rahman Mandaria. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Banjir di Sulsel, BNPB Sebut Ancaman Bencana Hidrometeorologi Bergerak ke Wilayah Indonesia Tengah dan Timur" dan " Angin Monsun Asia Picu Hujan Lebat di Sulawesi Selatan, BMKG: Waspada Gelombang Tinggi".