Samarinda Banjir Lagi

Samarinda Utara Paling Banyak Terdampak Banjir, BPBD Sebut Jumlah Korban Peningkatan Dua Kali Lipat

Samarinda banjir lagi. Keberadaan Samarinda sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Timur mengalami bencana banjir.

Editor: Budi Susilo
TribunKaltim.Co/Nevrianto Hardi Prasetyo
Warga Kecamatan Sungai Pinang Samarinda kembali harus menunggu 2 jam lebih saat banjir kembali menggenangi Jalan DI Panjaitan Kota Samarinda, Kalimantan Timur pada Selasa (14/1/2020). 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA -- Samarinda banjir lagi. Keberadaan Samarinda sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Timur mengalami bencana banjir

Seharian Samarinda terendam banjir, hujan intensitas yang lama membuat Samarinda nyaris dipenuhi genangan air banjir di beberapa tempat. 

Termasuk ke permukiman penduduk dan jalan alteri pusat Kota Samarinda

Banyak korban yang mengalami dampak banjir, Pemkot Samarinda pun melalui BPBD melakukan evakuasi korban banjir

Jumlah korban banjir memasuki hari ke-4 di Kota Samarinda, Kalimantan Timur terus bertambah.

Dari data terbaru Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) Kota Samarinda mencatat korban banjir Selasa (14/1/2020) sebanyak 7.213 orang.

Baca Juga:

Disdikbud Liburkan Sekolah Terdampak Banjir, Sementara 6 SMP Terendam Air di Samarinda

Wakil Walikota Samarinda Barkati Akui Banjir Kali Ini Lebih Besar, Sebut Akibat Curah Hujan Tinggi

Samarinda Banjir, Dua Hari Izin Kerja, Ingatkan Warga Jangan Buang Sampah Sembarangan

Aktivitas Belajar di SDN 007 Samarinda Terpaksa Dihentikan, Pelajar Dievakuasi Petugas Karena Banjir

Jumlah ini alami peningkatan 2 kali lipat kurun waktu beberapa jam saja.

Pihak BPBD pada pukl 13.00 Wita merilis jumlah korban terdampak banjir sejumlah 3.732 jiwa.

Namun, angka korban banjir bergerak naik pada Selasa petang.

Jumlah luasan wilayah terdampak pun meluas.

Masih dari rilis BPBD Samarinda, pada pukul 20.30 Wita jumlah wilayah yang terendam air sebanyak 6 kelurahan di 3 Kecamatan.

Jumlah ini bertambah 1 kelurahan selang beberapa jam sebelumnya.

"Masih kami pantau terus perkembangan banjir di titik rawan dan wilayah yang potensi banjir," ujar Sekretaris BPBD Samarinda, Hendra AH saat dikonfirmasi wartawan.

Wilayah paling banyak terdampak di Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Sebanyak 5.431 jiwa terdampak banjir yang tersebar di 29 RT se-Kecamatan Samarinda Utara.

Sementara di Kecamatan Sungai Pinang, 1.293 jiwa terdampak yang tersebar di 8 RT se-Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur

Terakhir kecamatan terdampak yakni Kecamatan Sambutan dengan korban banjir terdampak sejumlah 489 jiwa dari 7 RT.

"Sekarang kita masih stand by untuk evakuasi. Kita juga ada tambah 2 posko lagi dan tambah perahu karet di Bengkuring," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, hingga pukul 13.55 Wita hujan masih mengguyur Kota Samarinda, Kalimantan Timur pada Selasa (14/1/2020).

Menurut hasil operasi Basarnas Kaltimtara dan tim gabungan dari TNI, Polri, dan BPBD Kota Samarinda, wilayah yang mengalami banjir berada di 5 Kelurahan dari 3 Kecamatan.

Yakni di Kecamatan Samarinda Utara, Sungai Pinang, dan Sambutan.

Untuk ketinggian tertinggi, pada hari ini 13.00 Wita. Yaitu di wilayah Lempake, dengan ketinggian air 80 sampai 100 senti meter.

"Yang terendah di wilayah di Sambutan dengan ketinggian air 15 sampai 30 senti meter," kata Kasie Ops Basarnas Kaltimtara, Octavianto, Selasa (14/1/2020).

Data sementara Basarnas Kaltimtara, tidak ada korban jiwa.

Korban banjir mencapai 3732 jiwa dari 1009 KK di tiga kecamatan Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Di Kecamatan Samarinda Utara, terdapat banjir di Kelurahan Sempaja Timur dan Lempake, menggenang 11 RT, warga yang terkena dampak banjir sebanyak 1960 jiwa dari 561 KK. 

Tiga Bulan Kedepan Hujan Intensitas Tinggi di Samarinda

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) Stasiun meteorologi kelas III Temindung Samarinda memprediksikan, selama tiga bulan ke depan Samarinda akan berada di puncak musim hujan.

Sehingga, menurut BMKG Stasiun metereologi kelas III Temindung Samarinda, potensi banjir di Samarinda masih tinggi. Terlebih, pada awal tahun 2020 ini kota berjuluk Kota Tepian ini berada di puncak musim penghujan.

Kepala BMKG Stasiun metereologi kelas III Temindung Samarinda, Reza Arian Noor mengungkapkan, dalam tiga bulan ke depan Samarinda akan masuk dalam musim hujan, dan berada di puncak musim hujan.

“Namun, setelah melewati bulan Januari ini diperkirakan intensitas hujan akan menurun,” ujarnya kepada Tribunkaltim.co melalui telepon selularnya, Selasa (14/1/2020).

“Nanti, saat masuk bulan Februari intensitas hujan akan turun. Tapi, nanti akan naik lagi saat memasuki bulan Maret. Memang, itu sudah kita prediksi. Selama triwulan pertama ini Samarinda memasuki puncak musim penghujan,” lanjutnya.

Soal kenaikan intensitas hujan di bulan Maret mendatang, Reza menuturkan, pola musim penghujan memang seperti itu. Sedangkan puncak musim penghujan sendiri, telah berlangsung sejak Desember tahun 2019-Januari tahun 2020 ini.

“Kalau puncak musim penghujan sejak Desember lalu sampai Januari tahun ini. Sedangkan musim penghujan dari Januari-Maret dengan pola hujan yang berbeda-beda,” tandasnya.

Prediksi lainnya pada musim penghujan Februari-April tahun ini bisa jadi intensitas hujan tidak terlalu tinggi. Akan tetapi, saat memasuki bulan Mei-Juni intensitas hujan semakin tinggi.

“Apabila polanya seperti itu, berarti saat itu menjadi puncaknya musim penghujan. Perlu saya jelaskan pula, puncak musim penghujan itu ada beberapa detailnya. Salah satunya, curah hujan yang penuh terjadi selama sebulan,” katanya.

Musim hujan biasa, intensitas hujan sedang dan lebat. Di puncak musim penghujan, jumlah total curahnya selama sebulan sekitar 400 milimeter. Sedangkan di bulan lainnya cuman 100 hingga 300 milimeter.

“Meskipun hanya 100 milimeter-300 milimeter intensitas hujan di bulan biasa bisa saja lebat. Untuk di Samarinda, memang pantauan kami sejak Sabtu dan Minggu, curah hujan setiap harinya 30-85 milimeter dalam 24 jam. Artinya, Itu termasuk dalam kategori curah hujan sedang hingga lebat," tandasnya.

Di waktu bersamaan pula, Reza membeberkan, curah hujan terbesar terjadi di seputaran Bandara APT Pranoto dengan intensitas air sekitar 80 milimeter. Curah hujan lebih tinggi pun, terjadi di wilayah Samarinda utara

“Curah hujan di wilayah utara lebih tinggi dibandingkan dengan sejumlah kawasan lainnya saat itu. Tapi, kami prediksi, dalam sepekan kedepan wilayah Kaltim khususnya Samarinda akan terjadi hujan dengan curah ringan hingga sedang,” tuturnya.

Perlu diwaspadai, ketika tidak ada hujan selama tiga hari dalam musim hujan dan di puncak musim penghujan. Sebab, setelah itu bisa terjadi intensitas hujan sedang hingga lebat.

“Itu sangat berpotensi terjadi. Bahkan, curah hujan yang terjadi saat itu biasanya diiringi dengan kilat, petir dan angin kencang. Yang tentu saja semakin membuat para petugas meningkatkan kesiagaan mereka,” imbuhnya.

Dikhawatirkan Reza, potensi terjadinya musibah seperti longsor dan pohon tumbang cukup besar. Sehingga, kewaspadaan perlu terus ditingkatkan. Terlebih, diperkirakan dalam dua hari kedepan hujan deras masih akan terus terjadi.

“Kalau dalam dua hari kedepan hujan deras terus terjadi, maka banjir akan terus terjadi. Kewaspadaan juga harus kita tingkatkan. Curah hujan masih kita alami sepanjang Januari ini, karena memang lagi musim penghujan. Juga perlu siaga saat debit air di Bendungan Benanga juga tinggi," tuturnya.

(Tribunkaltim.co/Ichwal Setiawan/Purnomo) 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved