Mardani Ali Sera Nilai Wajar Kritik ke Prabowo Subianto, PKS Ingat Pesan Jokowi Soal Kunker Via HP

Mardani Ali Sera nilai wajar kritik ke Prabowo Subianto, PKS ingat pesan Jokowi soal kunker via HP

Editor: Rafan Arif Dwinanto
(KOMPAS.com/Haryantipuspasari)
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera di Hotel Mercure Jakarta Batavia, Jakarta Barat, Senin (5/8/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO - Mardani Ali Sera nilai wajar kritik ke Prabowo Subianto, PKS ingat pesan Jokowi soal kunker via HP.

Sejak menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto kerap melakukan kunjungan kerja atau kunker ke luar negeri.

Total, sudah 7 negara disambangi oleh Prabowo Subianto.

Partai Keadilan Sejahtera ( PKS) mengkritik kunjungan kerja Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang hingga saat ini tercatat sudah ke tujuh negara.

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengingatkan pesan Presiden Joko Widodo yang sempat menyatakan bahwa kunjungan atau studi ke luar negeri juga bisa dilakukan melalui ponsel.

"Pak Jokowi saat 16 Agustus 2019 lalu mengingatkan agar meminimalkan kunjungan ke luar negeri.

Direktur Indo Barometer Bandingkan Jokowi dan Anies Baswedan, Usaha Gubernur DKI Jakarta Tak Tampak

 Cara Respon Elit PDIP Pada Kasus Harun Masiku dan KPK Undang Kecurigaan, Rocky Gerung: Masalah Besar

 Tak Hanya Wahyu Setiawan, Sprindik KPK ke Anas Urbaningrum, Setnov dan Menteri Anak Buah SBY, Bocor

 YouTube Najwa, Eks Jubir KPK Bela PDIP Megawati dan Hasto Kristiyanto Pada Kasus Suap Harun Masiku

Bahkan secara demonstratif beliau menunjukkan via hp-nya, kunjungan luar negeri bisa melalui hape (ponsel).

Dunia sudah terkoneksi," kata Mardani Ali Sera kepada wartawan, Jumat (17/1/2020).

Selain itu, kata dia, kunjungan kerja ke luar negeri mesti memiliki tujuan yang jelas.

Mardani Ali Sera berharap ada timbal balik yang setimpal dari kunjungan kerja Prabowo Subianto ke tujuh negara itu.

"Kunjungan ke luar negeri monggo saja dilakukan, tetapi mesti dipastikan return on investment-nya jauh lebih baik.

Dan semua perlu disampaikan pada publik secara transparan," ujar Mardani Ali Sera.

Mardani Ali Sera pun mengatakan merupakan suatu kewajaran jika Prabowo Subianto mendapatkan sorotan dari publik soal kunjungan kerja yang dilakukan.

Sebab, menurut Mardani Ali Sera, hal tersebut berkaitan dengan kepentingan rakyat dan menggunakan anggaran yang bersumber dari rakyat.

"Semua pejabat publik mesti siap untuk mendapat pengawasan dari publik.

Karena dana yang digunakan memang dana masyarakat," tuturnya.

Diketahui, sejak menjabat sebagai Menhan pada Oktober 2019, Prabowo Subianto sudah tujuh kali melakukan kunjungan kerja ke luar negeri.

Juru Bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, lawatan Prabowo ke tujuh negara sebagai bentuk perhatian khusus terhadap modernisasi alutsista TNI.

"Beliau akan fokus enam bulan ini pada alutsista dan istilahnya ini komponen utama, perhatian khusus beliau terhadap TNI," ujar Dahnil Anzar Simanjuntak di Kantor Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (16/1/2020).

Dahnil Anzar Simanjuntak menegaskan kepergian Prabowo Subianto ke berbagai negara merupakan upaya diplomasi pertahanan.

Bahkan, konsentrasi Prabowo Subianto itu membuatnya kerap tak menghadiri undangan seremonial.

"Enam bulan ini Pak Prabowo fokus dengan alutsista, makanya banyak undangan macam-macam masuk ke Pak Prabowo untuk hadir ke acara-acara seremonial itu jarang dihadiri," ucap dia.

Setelah berkunjung ke Prancis, Prabowo dikabarkan akan melanjutkan diplomasi pertahanan ke Rusia.

Salah satu isu yang akan dibahas adalah Prabowo Subianto punya perhatian mengenai misil.

"Banyak hal, (di) Rusia.

Pak Prabowo juga yang menjadi salah satu concern dia (adalah) misil," ujar Dahnil Anzar Simanjuntak.

Sebelumnya, pada saat berpidato di sidang DPR-DPD, 16 Agustus 2019, Presiden Jokowi mengingatkan jajarannya untuk lebih efisien dalam menggunakan anggaran.

Jokowi mencontohkan soal penggunaan anggaran untuk studi banding ke luar negeri.

Ia menilai studi banding ke negeri orang di era teknologi saat ini sudah tidak relevan.

Sebab, berbagai informasi bisa didapat lewat ponsel pintar.

"Saya ingatkan kepada jajaran eksekutif agar lebih efisien.

Untuk apa studi banding jauh-jauh sampai ke luar negeri padahal informasi yang kita butuhkan bisa diperoleh dari smart phone kita," kata Jokowi.

Dikomentari Yunarto Wijaya

Kali ini giliran Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang mendapat komentar dari Yunarto Wijaya.

Diketahui, sebagai Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memang disibukkan dengan beberapa kegiatan.

Kegiatan tersebut membuat Prabowo Subianto untuk mengunjungi beberapa negara.

Yang terbaru Prabowo Subianto melakukan kunjungan dan pembicaraan kerjasama Pertahanan dengan Menhan Perancis.

Kegiatan Prabowo Subianto itulah yang menjadi sorotan dari Yunarto Wijaya.

Yunarto Wijaya justru menyorot jika Prabowo Subianto itu kerap jalan-jalan.

Dilansir melalui Kompas.com, Prabowo Subianto datang ke kantor Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly di Kantor Kementerian Pertahanan Prancis, Paris, Senin 13 Januari 2020.

Diketahui, kunjungan itu merupakan pertemuan bilateral guna memperkuat kerja sama bidang pertahanan kedua negara.

Tak cuma itu saja, kunjungan tersebut memiliki tujuan untuk memajukan industri pertahanan Indonesia.

"Saya mencatat bahwa sebagai dua mitra strategis, Indonesia-Prancis selama ini memiliki kerja sama pertahanan yang baik.

Indonesia ingin terus tingkatkan kerja sama pertahanan, khususnya di bidang yang dapat perkuat alutsista TNI dan memajukan industri pertahanan Indonesia," ujar Prabowo Subianto dalam keterangan tertulis KBRI Paris yang diterima Kompas.com, Selasa (14/1/2020).

Duta Besar RI untuk Prancis Arrmanatha Christiawan Nasir mengatakan jika peluang peningkatan kerja sama pertahanan dua negara masih terbuka lebar.

Mengingat, kedua negara memiliki hubungan bilateral yang baik dan kebijakan polugri yang independen.

Selain itu, lanjut Arrmanatha, kedua menteri pertahanan juga menyepakati penguatan kerja sama pertahanan dalam bentuk Defense Cooperation Agreement (DCA) atau perjanjian kerja sama bidang pertahanan.

Arrmanatha menuturkan, kedua menteri mendorong agar DCA dapat segera diselesaikan pada tahun ini sebagai framework kerja sama pertahanan ke depan.

Beberapa isu yang menjadi perhatian untuk DCA, antara lain kerjasama pelatihan dan pendidikan, pengembangan industri pertahanan, kerja sama dalam bidang sains dan teknologi industri pertahanan.

Kemudian kerja sama intelijen pertahanan, kerja sama peacekeeping operations, serta kerja sama misi kemanusiaan saat bencana dan counter-terrorism.

"Prancis sebagai negara yang memiliki industri pertahanan yang maju, dapat menjadi mitra strategis dalam upaya Indonesia memperkuat alutsista TNI serta mengekselerasi pengembangan industri pertahanan nasional," katanya.

 Direktur Indo Barometer Bandingkan Jokowi dan Anies Baswedan, Usaha Gubernur DKI Jakarta Tak Tampak

 Cara Respon Elit PDIP Pada Kasus Harun Masiku dan KPK Undang Kecurigaan, Rocky Gerung: Masalah Besar

 Tak Hanya Wahyu Setiawan, Sprindik KPK ke Anas Urbaningrum, Setnov dan Menteri Anak Buah SBY, Bocor

 YouTube Najwa, Eks Jubir KPK Bela PDIP Megawati dan Hasto Kristiyanto Pada Kasus Suap Harun Masiku

Adapun kunjungan Prabowo ke Perancis berlangsung sejak 11 Januari hingga 13 Januari.

Kunjungan itu juga dikabarkan oleh Jubir Prabowo Subianto Dahnil Anzar di akun Twitter miliknya.

Tampak Dahnil Anzar memposting beberapa foto kunjungan Prabowo Subianto di Perancis.

Yang disorot Dahnil Anzar yakni kebiasaan Prabowo Subianto saat berkunjung ke negara lain.

Yakni, Prabowo Subianto selalu memberikan kenang-kenangan berupa keris. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved