BNPB Kumpulkan Ahli Teliti Potensi Gempa di Ibukota Baru, BMKG : Ada 3 Sesar Sumber Gempa di Kaltim
Kawasan ibukota baru disebut memiliki potensi gempa magnitudo 5 hingga BNPB turunkan semua ahli, dari penjelasan BMKG ada 3 sesar Kalimantan Timur
TRIBUNKALTIM.CO - Kawasan ibukota baru disebut memiliki potensi gempa magnitudo 5 hingga BNPB turunkan semua ahli, dari penjelasan BMKG ada 3 sesar di Kalimantan Timur
Untuk pemindahan ibukota negara ( IKN ) ke Kalimantan Timur, persiapan terus dilakukan, salah satunya adalah yang dilakukan Kepala BNPB terkait dengan potensi gempa magnitudo 5.
Sebelumnya, BMKG telah menyebutkan di Kalimantan Timur ada 3 sesar sumber gempa berikut lengkapnya.
Adanya potensi gempa magnitudo 5, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ) Letnan Jenderal TNI Doni Monardo mendapat tugas khusus dari Presiden Joko Widodo ( Jokowi ).
Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Doni Monardo diminta untuk melakukan penelitian terkait potensi bencana.
Menurut Kepala BNPB, Kaltim memang tidak memiliki gunung berapi, namun potensi bencana gempa masih ada.
• BNPB Sebut Ada Potensi Gempa 5 SR, BMKG Jelaskan Posisi Ibu Kota Baru Indonesia dari Zona Megathrust
• Kalimantan Paling Aman Bencana Gempa di Indonesia, Potensi Gempa Ibu Kota Baru RI di Bawah 5 SR
• Ada Potensi Gempa 5 SR di Lokasi Ibu Kota Negara, Kepala BNPB : Semua Ahli Akan Diturunkan
• Sulawesi Dihantam Cuaca Buruk, 3 Penerbangan ke Makassar Dialihkan, Sebelumnya Viral Isu Gempa Besar
Potensi gempa di Kaltim, menurut Doni Monardo sekitar kurang dari magnitudo 5.
“Potensi gempa ada. Tapi, di bawah 5 SR.
Namun, ini perlu kita dalami kembali melalui kerjasama dari berbagai pihak,” ujarnya saat diwawancara awak media usai dirinya melakukan kunjungan kerja di Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarina, Rabu (22/1/2020), siang.
Terkait potensi gempa ini, Doni Mordani mengatakan pihaknya telah menurunkan seluruh ahli dan pakar dari berbagai bidang untuk melakukan penelitian.
Hal ini dilakukan, agar seluruh data yang didapat valid.
• Gempa Bumi 8 SR Serta Tsunami 10 Meter Disebut Bakal Terjadi di Sulawesi, BMKG Beri Sejumlah Fakta
• Gempa 8 SR dan Tsunami Dahsyat Intai Sulawesi Viral, Unhas: Info Tahun Lalu, Tak Bisa Diprediksi
“Itu kita lakukan, untuk mendapatkan data yang bersumber dari periset dan peneliti.
Kiranya, apa saja ancaman bencana terhadap IKN nantinya. Supaya, kita bisa melakukan mitigasi yang tepat," jelasnha.
Sesuai kajian awal, Doni Mordani menyebutkan, baru potensi gempa dan kebakaran hutan yang menjadi perhatian.
Namun, untuk selanjutnya, BNPB nantinya akan melakukan kajian lebih mendalam yang dilakukan oleh tim yang dibentuk.
“Khusus Kalimantan sejauh ini daerah yang paling aman dari aspek bencana gempa di Indonesia.
Walaupun ada, tetapi relatif kecil. Namun semua ini akan diketahui melalui kajian lebih dalam dari tim yang dibentuk oleh BNPB," katanya.
Terpisah, berkaitan dengan potensi gempa di Kalimantan Timur, Daryono selaku Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG bulan Agustus 2019 lalu mengatakan ada tiga sesar gempa di Kalimantan Timur.
"Secara geologi dan tektonik, di wilayah Provinsi Kaltim terdapat 3 struktur sesar sumber gempa, yakni sesar Maratua, sesar Mangkalihat, dan sesar Paternostes," ujar Daryono seperti diberitakan Kompas.com dalam artikel berjudul BMKG Ungkap Adanya 3 Sesar Sumber Gempa di Kalimantan Timur.
Dia mengatakan, Sesar Maratua dan Sesar Mangkalihat yang terletak di Kabupaten Berau dan Kabupaten Kutai Timur masih menunjukkan tanda-tanda keaktifan.
Meski demikian, BMKG juga menegaskan Kalimantan merupakan satu-satunya pulau di Indonesia dengan tingkat aktivitas kegempaan relatif paling rendah.
"Meskipun di Pulau Kalimantan terdapat struktur sesar dan memiliki catatan aktivitas gempa bumi, tetapi secara umum wilayah Pulau Kalimantan masih relatif lebih aman jika dibanding daerah lain di Indonesia, seperti Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Papua yang memiliki catatan sejarah gempa merusak dan menimbulkan korban jiwa sangat besar," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com Minggu (25/8/2019).
Sejumlah fakta kondisi seismisitas Pulau Kalimantan
Dwikorita memaparkan, kondisi seismisitas Pulau Kalimantan yang relatif rendah ini berdasarkan sejumlah fakta seperti berikut:
Pertama, wilayah Pulau Kalimantan memiliki jumlah struktur sesar aktif yang jauh lebih sedikit daripada pulau-pulau lain di Indonesia.
Kedua, wilayah Pulau Kalimantan lokasinya cukup jauh dari zona tumbukan lempeng ( megathrust ), sehingga suplai energi yang membangun medan tegangan terhadap zona seismogenik di Kalimantan tidak sekuat dengan akumulasi medan tegangan zona seismogenik yang lebih dekat zona tumbukan lempeng.
• Viral Ikan Loncat dari Laut ke Darat di Gorontalo, Ini Kata Pakar Terkait Pertanda Gempa Megathrust
• BREAKING NEWS Gempa dengan Magnitudo 6,4 Guncang Singkil, Tapak Tuan, Nias, Medan, hingga Meulaboh
Ketiga, beberapa struktur sesar di Kalimantan kondisinya sudah berumur tersier sehingga segmentasinya banyak yang sudah tidak aktif lagi dalam memicu gempa.
Namun demikian, untuk mengantisipasi terjadinya bencana khususnya di wilayah pesisir Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan yang berhadapan dengan sumber gempa, maka menurut Dwikorita perlu disusun strategi mitigasi bencana dengan menyiapkan tata ruang pantai agar masyarakat pesisir lebih aman.
"Tata ruang pemanfaatan daerah pesisir harus berbasis mitigasi bencana, Ini penting guna mengantisipasi bencana tsunami di pantai rawan tsunami dan tangguh menghadapi tsunami," katanya.
Selain itu, lanjut Dwikorita, konsep evakuasi mandiri juga menjadi pilihan tepat dan efektif untuk menyelamatkan masyarakat dari ancaman tsunami.
Evakuasi mandiri dengan menjadikan guncangan gempa kuat sebagai peringatan dini tsunami alami dapat menjamin keselamatan masyarakat.
Dwikorita mengungkapkan, edukasi evakuasi mandiri dan pelatihan evakuasi (drill) akan menjadi materi penting dalam kegiatan sosialisasi untuk masyarakat dan stakeholder di wilayah pantai rawan tsunami, oleh berbagai Lembaga terkait, seperti BNPB, BPBD, BMKG, dan sebagainya.
Masyarakat yang ditinggal di zona sesar aktif dan di kawasan pesisir, harus memahami bagaimana cara selamat saat terjadi gempa bumi dan tsunami.
"Jika tempat tinggal kita di daerah rawan, maka yang penting dan harus disiapkan adalah langkah mitigasinya, kesiapsiagaannya, kapasitas masyarakat dan stakeholder, serta infrastruktur yang kuat untuk menghadapi gempa dan tsunami yang mungkin terjadi," terangnya.
Sementara itu, Deputi Geofisika BMKG Mohammad Sadly, mengatakan Pulau Kalimantan relatif lebih aman secara seismik jika dibandingkan dengan pulau-pulau besar di Indonesia.
Meski begitu, saat ini BMKG bersama Kementerian dan Lembaga terkait sedang menyiapkan sistem monitoring gempa dan langkah-langkah mitigasi gempa bumi dan tsunami yang lebih mumpuni.
Hal itu untuk menjaga keselamatan masyarakat dan keberlanjutan perekonomian di calon wilayah Ibukota tersebut.
"BMKG bersama Kementerian/Lembaga lain berupaya meminimalisir sekecil mungkin risiko kebencanaan di wilayah tersebut dengan menyiapkan skenario mitigasi bencana yang tepat, terpadu, dan berkesinambungan," tutur Sadly.
Langkah tersebut, sambung Sadly, diwujudkan BMKG dengan terus memperkuat sistem monitoring gempa bumi di seluruh wilayah Indonesia.
Di tahun 2019, BMKG akan memasang sensor gempa sebanyak 194 unit sedangkan pada tahun 2020, BMKG juga akan memasang sensor gempa sebanyak 154 unit untuk merapatkan jaringan monitoring gempa nasional termasuk di wilayah Pulau Kalimantan.
Tidak hanya itu, di tahun 2020 BMKG juga telah merencanakan pembangunan 300 sarana penyebarluasian informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami Warning Receiver System (WRS) di seluruh wilaya Indonesia, termasuk di wilayah Pulau Kalimantan.
Sadly menjelaskan, sarana penyebarluasan informai gempa bumi dan peringatan dini tsunami ini sangat penting, agar informasi dan peringatan dini yang dikeluarkan BMKG dapat segera ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah dalam upaya menyelamatkan masyarakat berisiko.
• Miliki Kereta Api Paling Tepat Waktu di Dunia, Alami 1.500 Gempa tiap Tahun ini 10 Fakta Unik Jepang
• Tahun Baru, Waspada Gempa Megathrust dan Tsunami, Walikota Beri Peringatan, BMKG Langsung Merespon
• Asal Usul Kabar Gempa Megathrust Pulau Jawa yang Menghebohkan Sampai BMKG Buka Suara
• Sejarah Hari Ini 26 Desember Gempa dan Tsunami Aceh 2004, Sekitar 170.000 Orang Meninggal Dunia
Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Amankah Lokasi Ibu Kota Baru dari Gempa? Ini Penjelasan BMKG soal 3 Sesar di Kalimantan, https://www.tribunnews.com/sains/2019/08/25/amankah-ibu-kota-baru-dari-gempa-jika-pindah-ke-ini-penjelasan-bmkg-soal-3-sesar-di-kalimantan?page=all.
Editor: Imanuel Nicolas Manafe