Deteksi Virus Corona di Pintu Masuk, Siapkan Pemindai Suhu Tubuh, Virus Mirip SARS Merenggut 9 Jiwa
Kemenkes Indonesia berusaha mencegah masuknya virus Novel Corona ke tanah air dengan menyiapkan pemindai suhu tubuh.
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ) Indonesia berusaha mencegah masuknya virus Novel Corona ke tanah air dengan menyiapkan pemindai suhu tubuh atau thermoscanner di 135 pintu masuk bandara.
Langkah ini diambil setelah penyebaran virus makin meluas ke banyak negara, termasuk tetangga. Korban meninggal pun telah bertambah menjadi 9 orang.
"Kami siapkan thermoscanner di 135 pintu masuk baik udara, laut, maupun darat yang jaga petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kemenkes Anung Sugihantono, yang dikutip dalam laman seskab.go.id, Jakarta, Rabu (22/1/2020).
Menurutnya, termoscanner akan mendeteksi suhu tubuh manusia, di mana jika suhunya mencapai 28 derajat celsius ke atas maka alat melihat postur tubuhnya berwarna merah.
Beberapa negara seperti Vietnam maupun Singapura negara yang paling berbatasan dengan Indonesia, telah mengonfirmasi memiliki pasien virus Corona.
Sementara itu di Indonesia pihak Kementerian Kesehatan memastikan sampai saat ini belum ditemui adanya laporan pasien corona virus.
Baca Juga:
• Curhat 3 Desainer Balikpapan Terkait Tantangan Fashion Lokal Seiring Ibu Kota Baru di Kaltim
• Presiden Jokowi Inginkan Tahun 2024 Pindah Semua, Draf RUU Ibu Kota Baru Masuk Babak DPR
• Alibaba Cloud Bakal Ikut Berperan dalam Pembangunan Ibu Kota Baru Indonesia di Kalimantan Timur
• Ibu Kota Baru Indonesia, Jokowi Ingin Bak London New York Masdar City Konsep Metropolitan Smart City
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Pentakit Menular Langsung, dr Wiendra Waworuntu MKes menyebutkan warga Indonesia yang ada di luar negeri juga belum ada yang dilaporkan terkana virus ini.
Sampai saat ini belum ada yang dicurigai coronavirus. WNI diluar juga belum ada yang terkena coronavirus,” kata dr Wiendra saat ditemui di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Rabu (22/1/2020).
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Bandara Soekarno-Hatta, Anas Maruf mengatakan, semua pintu masuk negara sudah disiapkan termoscanner.
Dalam kondisi rutin seluruh kedatangan internasional semua selalu dilakukan pemeriksaan termoscanner meskipun tidak ada penyakit yang diwaspadai.
"Kalau ada penyakit yang diwaspadai maka kita tingkatkan pengamanannya,” kata Anas.
Annas Ma’aruf juga memastikan penumpang yang masuk ke Indonesia melalui Bandara Soetta belum ada yang terindikasi virus yang menyerang saluran pernapasan itu.
"Kami di Bandara Soekarno Hatta yang meningkatkan pengawasan corona virus awal Januari belum menemukan ada yan terindikasi itu,” ucap Annas Ma’aruf di kesempatan yang sama.
Adapun penyakit pneumonia biasanya memiliki gejala pada saluran pernapasan sehingga menyebabkan gangguan pada sistem respirasi mulai dari yang ringan seperti batuk kering hingga sesak, kemudian suhu tubuh akan panas.
Dan Virus Corona dianggap mirip dengan SARS menginfeksi 440 orang dan sudah menyebar ke berbagai negara.
Penderita bukan lagi hanya di China atau Tiongkok, tetapi sudah didapati di Amerika Serikat. Pemerintah Indonesia mulai bersiaga, mencegah penularannya.
Kejadian di China
Diketahui, sejak 31 Desember 2019 sampai 5 Januari 2020, di Kota Wuhan, China, terdapat 59 kasus dengan gangguan pernapasan (pneumonia) dan dirawat di rumah sakit. Hingga Rabu (22/1), sembilan orang meninggal.
Orang meninggal kesembilan didapati di Wuhan, ibu Kota Provinsi Hubei, Tiongkok, Selasa malam.
Departemen Kesehatan China melaporkan pula 440 orang tertular virus corona jenis baru itu.
Wakil Menteri Kesehatan China Li Bin mengatakan pemerintah mewaspadai penyebaran virus ini terhadap siapa saja yang punya kontak langsung dengan para pasien.
Berdasarkan catatan, terdapat 2.197 kasus kontak dekat dengan pasien.
Virus corona ini bisa disebarkan melalui saluran pernapasan.
Hewan juga tidak diperbolehkan memasuki Kota Wuhan, sebagai lokasi wabah berasal.
"China juga akan meningkatkan kerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)," kata Li.
Penyakit ini ditularkan melalui saluran pernapasan. Namun dalam penelitiannya wakil Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok Li Bin mengungkapkan hal lain.
"Ada kemungkinan mutasi virus corona dan penyebaran penyakit lebih lanjut. Bila diperlukan, pemeriksaan suhu juga akan diterapkan di area-area penting di tempat-tempat ramai," kata Li Bin dalam konferensi pers di Beijing, dikutip dari AFP, kemarin.
Pemerintah China mengklasifikasikan wabah dalam kategori yang sama dengan epidemi SARS. Hal ini berarti isolasi wajib bagi mereka yang didiagnosis dengan penyakit tersebut dan potensi untuk menerapkan tindakan karantina dalam perjalanan.
Tetapi mereka masih belum dapat memastikan sumber pasti dari virus tersebut, yang telah menginfeksi 440 orang di 13 provinsi dan kota. "Kami akan meningkatkan upaya penelitian untuk mengidentifikasi sumber dan penularan penyakit," kata Li.
WHO meminta setiap negara mengambil tindakan penting untuk menahan masuk dan menyebarnya penyakit baru ini. Apalagi ratusan juta orang akan melakukan perjalanan untuk liburan tahun baru Imlek Sabtu (25/1), akhir minggu ini.
"Bila diperlukan, pemeriksaan suhu tubuh juga akan diterapkan di area utama di tempat-tempat ramai," demikian pernyataan WHO.
Skrining Pengunjung
Banyak negara, termasuk Indonesia telah mengintensifkan upaya untuk menghentikan penyebaran patogen bernama teknis 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV). Jumlah kasus melonjak, sehingga meningkatkan kekhawatiran di tengah gencarnya perjalanan liburan China.
Bandara di seluruh dunia telah memperketat skrining para wisatawan dari China sebagai tindakan pencegahan terhadap penularan virus corona.
Thailand, Vietnam, Korea Selatan, Jepang, dan Taiwan tercatat sudah terdeteksi ada yang terjangkit virus corona. Sebelumnya, pihak berwenang di China telah mengatakan 15 pekerja medis telah terinfeksi dan satu di antaranya dalam kondisi kritis.
Pejabat Wuhan telah menggunakan Termometer inframerah untuk layar penumpang di Bandara, Stasiun kereta api dan terminal penumpang lainnya sejak 14 Januari lalu. Ada juga kasus yang diidentifikasi di Thailand, satu di Jepang dan satu di Korea Selatan.
Otoritas kesehatan di seluruh dunia juga telah mulai meningkatkan kewaspadaan terhadap virus ini. Para wisatawan yang datang dari China pun harus melalui pemeriksaan yang ketat di Bandara.
Sementara Amerika Serikat mengungkap kasus pertama positif virus corona di negaranya pada Selasa (21/1).
Setelah itu, otoritas bandara di Amerika Serikat serta sebagian besar Negara di Asia juga menskrining penumpang yang datang dari Wuhan.
Seseorang pergi ke rumah sakit pemeriksaan. Pria itu kembali ke AS pada 15 Januari, dua hari sebelum AS melakukan pemeriksaan di bandara.
Taiwan juga melaporkan kasus virus corona pertamanya.
Pasien tersebut adalah seorang wanita Taiwan berusia 50-an, dan tinggal di Wuhan. Dia kembali ke Taiwan dengan gejala-gejala termasuk deman, batuk, dan sakit tenggorokan.
Sementara, Departemen Kesehatan Singapura meningkatkan kewaspadaan terhadap masuknya virus corona jenis baru yang sedang mewabah di Wuhan, China.
Tindakan karantina bagi semua orang yang baru melakukan perjalanan ke China, akan dilakukan Singapura untuk mencegah masuknya virus yang mirip dengan SARS itu.
Mereka yang telah melakukan perjalanan ke China dalam 14 hari ini akan diisolasi di rumah sakit sebagai tindakan pencegahan.
"Mereka yang memiliki infeksi pernapasan akut dan telah dirawat rumah sakit di Cina dalam 14 hari sebelum mereka jatuh sakit juga akan dikarantina," jelas Departemen Kesehatan Singapura.
Departemen Kesehatan Singapura juga akan melakukan skrining suhu tubuh di Changi Airport untuk semua wisatawan yang tiba dari China. Skrining suhu tubuh ini akan mulai diberlakukan pada Rabu.
Kalau ada yang terdeteksi, maka akan dirujuk ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. "Sampai saat ini, tidak ada kasus yang dikonfirmasi terjangkit virus corona di Singapura," demikian pernyataan Departemen Kesehatan.
"Namun, mengingat tingginya volume perjalanan internasional ke Singapura, kami ingin mencegah banyak kasus penyebaran virus ini dari para wisatawan yang datang."
Adapun pemerintah Malaysia meningkatkan kesiagaan terhadap penyebaran virus misterius mirip pneumonia di semua titik masuk internasional.
Termasuk di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA), Dinas Kesehatan telah menempatkan tenaga medis yang siaga tinggi untuk memeriksa tiap penumpang yang tiba di Malaysia bebas dari wabah yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, Cina.
Dalam postingannya di Facebook, Direktur Jenderal Kesehatan Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan, pusat karantina kesehatan di terminal KLIA berada dalam kewaspadaan yang tinggi.
Dia mengatakan, berbagai unit kesehatan ditempatkan di bandara dan titik masuk internasional lainnya. Hal ini penting dalam menjaga negara dari berbagai penyakit menular dari daerah berisiko tinggi.
(Tribun Network/sen/fia/mal)