Nasib 12 Mahasiswa Aceh Masih Tertahan di Wuhan, Kota Terparah Terjangkit Virus Corona di China
Nasib 12 Mahasiswa Aceh Masih Tertahan di Wuhan, Kota Terparah Terjangkit Virus Corona di China
Nasib 12 Mahasiswa Aceh Masih Tertahan di Wuhan, Kota Terparah Terjangkit Virus Corona di China
TRIBUNKALTIM.CO - Virus Corona menjadi ancaman serius bagi sejumlah negara karena virus ini sudah menelan sejumlah korban jiwa, terutama di China.
Beberapa mahasiswa Indonesia sudah pulang ke Tanah Air untuk menghindari tertular virus berbahaya tersebut.
Namun sebagian lagi masih tertahan di China, terutama di Kota Wuhan, karena seluruh akses keluar-masuk ditutup.
• Kisah Anak Pejabat Tarakan yang Kuliah di China, Diusir dari Apartemen Imbas Merebaknya Virus Corona
• Cegah Virus Corona, 32 Jamaah Umrah Asal Kaltim Cek Kesehatan di Singapura Sebelum Masuk Indonesia
• Waspada Virus Corona, Berikut Pesan Dinas Kesehatan untuk Warga Balikpapan, Bandara SAMS Diperketat
• Benarkah Makanan Ini Penyebab Pertama Virus Corona? Bikin 11 Juta Warga di Wuhan Diisolasi
Sebanyak 23 mahasiswa atau pelajar dari Aceh saat ini berada di China di tengah wabah atau virus Corona merebak di negara itu.
Direktur PPI se-Tiongkok, Mulia Mardi dalam laporannya yang diterima Serambinews.com, Sabtu (25/1/2020) menyebutkan, total mahasiswa Aceh di China saat ini sebanyak 23 orang.
"Karena sebagian pelajar Aceh sudah kembali ke Aceh sebelum tersilosasi," katanya.
Dari 23 orang itu, ternyata sebanyak 12 mahasiswa Aceh berada di Kota Wuhan, kota yang paling parah terjangkitnya virus mematikan tersebut.
Menurutnya, ada 12 orang yang terisolasi tidak bisa kemana-mana termasuk teman dari kota lain yang berlibur ke Kota Wuhan.
"Ada dua yang lain yang sedang berlibur, keduanya Sapriadi dan Intan. Mereka terjebak dengan keadaan tidak bisa kembali ke kota Changchun," katanya.
Mereka para mahasiswa Aceh di Wuhan, berharap kepedulian Pemerintah Aceh khususnya yang sedang belajar di Tiongkok agar segera mencari solusi dan tindakan.
"Untuk memulangkan kami dari Wuhan rasanya sangat sulit karena semua akses tidak bisa masuk lagi," katanya.
Paling tidak mereka berharap, pemerintah bisa menambah stok makanan yang saat ini mulai menipis di pasaran.
"Karena bahan makanan di area kampus sudah mulai menipis dengan waktu tidak ditentukan kapan bisa normal kembali. ini yang kami takutkan," katanya.
Mereka berharap dan meminta doa dari masyarakat Aceh, agar semua mahasiswa Aceh di China dalam keadaan sehat dan baik baik saja, selama di Kota Wuhan.