Kobe Bryant Meninggal

Tak Sempat Undang Kobe Bryant ke Indonesia, Erick Thohir Ungkap Pertemuan Terakhir dengan Kobe

Erick Thohir belum sempat undang Kobe Bryant ke Indonesia, begini pertemuan erakhir Menteri BUMN tersebut dengan sang pebasket

Editor: Amalia Husnul A
Tribunnews Herudin/Instagram erickthohir
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri). Erick Thohir belum sempat undang Kobe Bryant ke Indonesia, begini pertemuan erakhir Menteri BUMN tersebut dengan sang pebasket. 

Dikutip dari situs web Philly Voice, Kathy Sonnad berjalan keluar rumah pada pukul 09.40 waktu setempat.

Menurut dia, cuaca saat itu tidak bagus karena kabut sangat tebal.

"Warga di sini sudah terbiasa melihat helikopter melintas di atas permukiman. Helikopter itu terbang seperti biasa dari arah barat ke timur. Namun, suara helikopter yang satu ini sangat tidak wajar," kata Kathy.

"Suaranya sangat keras seperti helikopter sedang melintas tepat di atap rumah kami. Lima detik setelah mendengar itu, saya tidak lagi mendengar suara mesin. Tiba-tiba sudah ada gumpalan asap," ujar Kathy.

Lokasi kejadian jatuhnya pesawat yang ditumpangi pemain basket Kobe Bryant di Calabasas, California. Kobe dan putrinya tewas dalam kecelakaan 26 Januari 2020. (AFP/Getty Images/David McNew)
Lokasi kejadian jatuhnya pesawat yang ditumpangi pemain basket Kobe Bryant di Calabasas, California. Kobe dan putrinya tewas dalam kecelakaan 26 Januari 2020. (AFP/Getty Images/David McNew) (Kompas.com/AFP/Getty Images/David McNew)

"Sepuluh detik setelah keluar asap, tiba-tiba terdengar suara ledakan yang sangat kencang," tutur Kathy.

Hal senada juga diungkapkan saksi dari CBS NEWS, Gavin Mask.

"Itu bukan ledakan biasa, suara yang ditimbulkan sangat kencang. Setelah mendengar itu, saya melihat asap di atas bukit. Tidak hitam, asap itu berwarna abu-abu. Beruntung warga di sini tidak ada yang menjadi korban" kata Gavin.

Berdamai, Kobe Bryant dan Istri Batal Cerai

Kobe Bryant Dukung Pacquaio

Samarinda Basketball League 2019 Ditutup, Perbasi Pilih 12 Atlet Putra-Putri Menuju Porprov Berau

Gaji Menteri Rp 19 Juta dan Bolak Balik Diteror, Erick Thohir Lebih Suka Jadi Pengusaha

Sebelum jatuh, helikopter yang ditumpangi Kobe Bryant terbang sangat rendah.

Hal itu diungkapkan saksi dari Los Angeles Times, Jerry Kocharian.

"Suara dari helikopter itu tidak seperti biasanya dan terbang sangat rendah. Saya tidak bisa melihat dengan jelas karena memang kabut di sini sangat tebal," kata Jerry.

Dalam laporan jurnalis LA Times, Richard Winton, jarak pandang wilayah Calabasas saat kecelakaan terjadi hanya 60 kaki atau sekitar 18 meter pada pukul 09.52 waktu setempat.

Dengan menggunakan teropong, Richard dapat melihat helikopter sudah berserakan menjadi banyak puing dan terbakar.

Tidak lama kemduian, Richard melihat sekelompok petugas pemadam kebakaran sudah berada di lokasi.

Kepala Departemen Pemadam Kebakaran LA, Kapten Tony Imbrenda, mengakui kesulitan memadamkan api karena lokasi kecelakaan berada di perbukitan.

"Kami mendapatkan laporan kebakaran sebelum pukul 10.00 di perbukitan. Ternyata kebakaran terjadi karena helikopter yang jatuh," kata Tony.

"Lokasi kejadian sangat jauh dari pemukiman warga dan jalan raya sehingga kami harus berusaha keras untuk memadamkan api di sana. Tidak ada yang selamat dari kecelakaan ini," ujar Tony.(*)

Halaman
1234
Sumber: Tribun Ambon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved