Perlukah Nama WNI yang Dipulangkan Karena Virus Corona Dirilis? Ini Permintaan Mahasiswa RI di Wuhan
Sebagian besar mahasiswa asal Indonesia setuju untuk dievakuasi, sedangkan sebagian lainnya masih berkonsultasi dengan orang tua dan orang terdekatnya
• Wabah Virus Corona Merebak, AirAsia Batalkan Semua Penerbangan Menuju Wuhan
• Tak Ada Penerbangan ke China, Bandara Juwata Tarakan Tetap Antisipasi Penyebaran Virus Corona
Kementerian Luar Negeri dikabarkan juga telah membuka diplomasi dengan Kementerian Luar Negeri China untuk proses evakuasi tersebut.
Di samping juga untuk dapat menyalurkan bantuan kesehatan serta bahan kebutuhan pokok lainnya kepada WNI yang ada di sana.
TNI AU telah menyiagakan tiga pesawatnya guna melakukan penjemputan terhadap 243 WNI yang masih berada di Wuhan.
"Kami sudah siapkan pesawat (dua) Boeing 737 dan (satu) C130 Hercules. Kami juga siapkan personel dari batalion kesehatan," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma TNI Fajar Adrianto saat dikonfirmasi, Rabu (28/1/2020).

Penyiagaan tiga pesawatnya sudah berdasarkan hasil rapat antara Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Luar Negeri.
Namun demikian, ketiga pesawat tersebut sifatnya masih siap siaga. Pesawat baru bisa diberangkatkan ke China apabila sudah ada perintah dari Kemenlu.
"Tunggu dari Kemenlu bisa tembus enggak ke pemerintah sana (China), untuk agar kita bisa berangkat atau tidak, yang jelas TNI AU siap 24 jam," ucap Fajar.
• Bandara APT Pranoto Samarinda Siaga Virus Corona, Bangun Dua Posko Pemeriksaan
• Deteksi Virus Corona di Pintu Masuk, Siapkan Pemindai Suhu Tubuh, Virus Mirip SARS Merenggut 9 Jiwa
Ratusan warga negara Indonesia ( WNI) masih bertahan seiring merebaknya Virus Corona di Kota Wuhan, China.
Mereka masih bertahan di Kota Wuhan karena Pemerintah China menutup daerah yang berada di Provinsi Hubei pada Kamis (23/1/2020).
Bahkan, Pemerintah China menangguhkan pemberangkatan pesawat, kapal, kereta api, hingga kereta bawah tanah ke kota berpenduduk 11 juta jiwa tersebut.