19 Maskapai Termasuk Lion Air Stop Penerbangan dari dan ke China Gegara Virus Corona, Ini Daftarnya
Sebanyak 19 maskapai termasuk Lion Air stop penerbangan dari dan ke China gegara wabah Virus Corona, simak daftarnya!
TRIBUNKALTIM.CO - Sebanyak 19 maskapai termasuk Lion Air stop penerbangan dari dan ke China gegara wabah Virus Corona, simak daftarnya!
Maskapai penerbangan mulai menangguhkan penerbangan ke China setelah wabah Virus Corona makin menyebar dan makin banyak korban bertumbangan.
Hingga Jumat (31/1/2020), Virus Corona telah menewaskan sedikitnya 213 orang dan menginfeksi 9.692 orang.
Badan Kesehatan Dunia ( WHO ) juga sudah mengumumkan keadaan darurat global wabah Virus Corona karena jumlah korban bertambah dengan cepat.
Akibat hal itu, sejumlah maskapai penerbangan dunia termasuk Lion Air batalkan penerbangan dari dan ke China.
• Menginfeksi 7.000 Orang, Benarkah Penularan Virus Corona Bisa Dicegah dengan Alkohol & Bawang Putih?
• TNI Siap Tambah Pesawat Evakuasi WNI di Wuhan, WHO Tetapkan Virus Corona Darurat Global
• China Klaim 63 Orang Sembuh dari Virus Corona, Bagaimana di Indonesia? Begini Penjelasan Kemenkes
• Kisah Sedih Dampak Virus Corona, Ayah dan Adiknya Diisolasi, Sendirian, Remaja Ini Meninggal Dunia
Nah, berikut bebarapa maskapai penerbangan yang sudah menangguhkan penerbangan ke China seperti dikutip Reuters:
1. Air Canada
Maskapai Air Canada menyatakan sejak 28 Januari membatalkan penerbangan tertentu ke China.
2. Air France
Maskapai Air France menyebutkan pada 30 Januari telah menangguhkan semua jadwal penerbangan ke dan dari China daratan sampai 9 Februari 2020.
3. Air India
Maskapai Air India membatalkan penerbangan Mumbai-Delhi-Shanghai dari 31 Januari hingga 14 Februari.
4. Air Seoul
Perusahaan penerbangan murah Korea Selatan, Air Seoul mengatakan pada 28 Januari, telah menangguhkan semua penerbangan ke China.
5. Air Tanzania
Perusahaan penerbangan milik pemerintah Tanzania mengatakan akan menunda penerbangan perdananya ke China. Mereka telah merencanakan memulai penerbangan charter ke China pada bulan Februari 2020.
6. American Airlines
Maskapai terbesar Amerika Serikat (AS) ini akan menangguhkan penerbangan dari Los Angeles ke Beijing dan Shanghai dari 9 Februari hingga 27 Maret.
7. British Airways
Maskapai British Airways mengatakan pada 30 Januari telah membatalkan semua penerbangan ke China daratan selama sebulan.
8. Cathay Pacific Airways
Cathay Pacific Hong Kong menyebutkan akan secara progresif mengurangi kapasitas penerbangan ke dan dari daratan China sebesar 50% atau lebih dari 30 Januari hingga akhir Maret.
9. Delta Air Lines
Maskapai AS ini mengatakan pada 29 Januari akan mengurangi penerbangan ke China menjadi 21 per minggu dari 42, mulai 6 Februari hingga 30 April.
10. Egyptair
Masakapai penerbangan Mesir ini menatakan pada 30 Januari akan menangguhkan semua penerbangan ke dan dari China mulai 1 Februari.
11. Ethiopian Airlines Etha
Perusahaan penerbangan Afrika pada 30 Januari membantah laporan bahwa mereka telah menangguhkan semua penerbangan ke China.
Pernyataan maskapai ini bertentangan dengan call center penumpangnya, yang mengatakan kepada Reuters pada hari sebelumnya bahwa penerbangan ke China telah ditangguhkan.
12. Finnair
Finnair dari Finlandia mengatakan pada 28 Januari akan menangguhkan penerbangannya ke Nanjing dan Beijing sampai akhir Maret setelah China menangguhkan perjalanan internasional dari negara itu.
Finnair akan menangguhkan tiga penerbangan mingguannya antara Helsinki dan Beijing Daxing antara 5 Februari dan 29 Maret dan dua penerbangan mingguannya antara Helsinki dan Nanjing antara 8 Februari dan 29 Maret.
13. Lion Air
Maskapai Lion Air Group Indonesia menyebutkan pada 29 Januari akan menangguhkan semua penerbangan ke China mulai Februari.
Maskapai ini telah menangguhkan enam penerbangan dari beberapa kota di Indonesia ke China sejauh ini dan akan menangguhkan sisanya bulan depan.
14. Lufthansa
Maskapai Lufthansa dari Jerman mengatakan pada 29 Januari bahwa mereka menangguhkan penerbangan Lufthansa, Swiss dan Austrian Airlines ke dan dari China hingga 9 Februari.
Maskapai ini terus terbang ke Hong Kong, tetapi akan berhenti mengambil pemesanan untuk penerbangan ke daratan China sampai akhir Februari.
15. SAS
Maskapai Nordik SAS menyatakan pada 30 Januari telah memutuskan untuk menangguhkan semua penerbangan ke dan dari Shanghai dan Beijing dari 31 Januari hingga 9 Februari.
SAS menawarkan 12 koneksi mingguan reguler dari dan ke Shanghai dan Beijing.
16. Turkish Airlines
Perusahaan penerbangan Turki ini menyatakan pada 30 Januari akan mengurangi frekuensi penerbangan terjadwal ke Beijing, Guangzhou, Shanghai dan Xian antara 5 Februari dan 29 Februari.
17. United Airlines
United Airlines yang berbasis di Chicago mengatakan akan menerapkan pembatalan penerbangan tahap kedua antara kota-kota hubnya di Amerika Serikat dan Beijing, Hong Kong dan Shanghai. Pembatalan itu hingga 28 Maret.
Pembatalan ini akan mengurangi keberangkatan harian operator ke daratan China dan Hong Kong menjadi empat keberangkatan harian dari 12 keberangkatan.
United Airlines sebelumnya telah menangguhkan 24 penerbangan dari AS ke Beijing, Hong Kong dan Shanghai antara 1 Februari dan 8 Februari karena penurunan permintaan yang signifikan.
18. United Parcel Service (UPS)
UPS telah membatalkan 22 penerbangan China, sebagai akibat dari karantina Wuhan dan penutupan manufaktur normal karena liburan Tahun Baru Imlek, kata Kepala Eksekutif UPS David Abney pada 30 Januari.
Dia tidak merinci berapa banyak pembatalan penerbangan disebabkan oleh virus.
19. Virgin Atlantic
Maskapai Virgin Atlantic mengatakan pada 30 Januari bahwa mereka akan menangguhkan operasi hariannya ke Shanghai selama dua minggu mulai 2 Februari.
Ini karena penurunan permintaan untuk penerbangan dan keselamatan pelanggan dan stafnya.
China kremasi jenazah korban Virus Corona
China disebut melakukan kremasi terhadap korban Virus Corona, di tengah wabah yang sudah mejangkiti lebih dari 9.000 orang itu.
Badan Kesehatan Dunia ( WHO ) mendeklarasikan keadaan darurat global setelah virus itu membunuh 213 sejak pertama kali tercatat pada Desember 2019.
Keraguan jumlah korban meninggal menyeruak, setelah muncul kabar bahwa otoritas China melalukan kremasi terhadap jenazah korban Virus Corona.
• Perlukah Nama WNI yang Dipulangkan Karena Virus Corona Dirilis? Ini Permintaan Mahasiswa RI di Wuhan
• NEWS VIDEO Ekspor Kepiting Asal Tarakan Kaltara Anjlok Akibat Wabah Virus Corona
• Wawancara Eksklusif Kisah Syadza Ulima Azalia Khair Anak Wali Kota Tarakan Selamat dari Wabah Corona
Jurnalis Deutsche Welle, William Yang, mengunggah harian berbahasa China, Initium, yang disebut mewawancarai sejumlah petugas krematorium.
"Mereka mengonfirmasi bahwa banyak jenazah yang langsung dikirim dari rumah sakit ke krematorium tanpa melakukan identifikasi," jelas Yang.
Dikutip New Zealand Herald Kamis (30/1/2020), terdapat dugaan bahwa mayat yang dikirim adalah korban virus, namun tak dimasukkan data resmi.
"Jadi, terdapat alasan untuk skeptis soal apa yang dibagikan China kepada dunia," paparnya.
Dia menjelaskan bahwa Beijing memang transparan soal virus itu. Namun, ada hal lain yang masih tetap tidak bisa diyakini kevalidannya.
Seperti dugaan korban meninggal dari patogen berkode 2019-nCov itu.
Sejumlah pakar menuturkan, masih banyak pertanyaan tentang virus itu yang masih belum terjawab.
Seperti seberapa cepat penyebarannya dan tingkat parahnya.
Itulah yang menjadi dasar WHO memutuskan menaikkan statusnya menjadi darurat dunia, sehingga penanganan virus itu bisa dilakukan dalam skala global.
Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus berujar, perhatian pihaknya saat ini adalah virus itu bisa menyerang negara dengan sistem kesehatan yang lemah.
Alasan utama status darurat dunia ini diumumkan bukan karena apa yang terjadi di China. Namun apa yang tengah berlangsung di dunia, ujar Tedros.
Dia menerangkan bahwa virus China itu adalah "wabah tak terduga" yang harus ditangani juga secara "tak terduga" untuk membendungnya.
• Lihat Detik-detik Pasien Terinfeksi Virus Corona dari Diberi Selimut Tebal, Menggigil, Kejang-kejang
• Virus Corona Mewabah, Viral Pria Misterius Sumbangkan 500 Masker, Dikejar Polisi Lalu Diberi Hormat
• Tempat yang Diduga Kuat Asal Virus Corona Akhirnya Terdeteksi, China Kumpulkan Sampel untuk Diteliti
• Artis Barbie Hsu Ikut Perangi Virus Corona, Pemeran Sanchai di Meteor Garden Sumbang 10.000 Masker
Sejumlah negara seperti Amerika Serikat (AS), Jepang, Perancis, Australia dan Indonesia memutuskan untuk melakukan evakuasi terhadap warganya dari Wuhan.
Kota yang berlokasi di Provinsi Hubei tersebut merupakan lokasi pertama yang mencatatkan virus, dengan asalnya dari Pasar Seafood Huanan.
Kesimpulan itu diambil setelah mereka memastikan bahwa 31 dari 33 sampel positif yang diambil berasal dari kawasan barat pasar.
Zona barat itu disebut merupakan penjualan hewan liar dan eksotis seperti anak serigala, rubah, kelelawar, hingga burung merak. (*)