China Klaim 63 Orang Sembuh dari Virus Corona, Bagaimana di Indonesia? Begini Penjelasan Kemenkes
China klaim 63 orang sembuh dari Virus Corona, Bagaimana di Indonesia? begini penjelasan Kemenkes
TRIBUNKALTIM.CO - China klaim 63 orang sembuh dari Virus Corona, Bagaimana di Indonesia? begini penjelasan Kemenkes.
Kabar terbaru dari China, Virus Corona telah menginfeksi 7.711 orang.
Virus ini mematikan, hingga WHO telah menetapkan Virus Corona sebagai darurat global.
Tercatat Angka kematian akibat Virus Corona Wuhan mencapai 213.
Provinsi Hubei dikabarkan sebagai wilayah yang paling banyak melaporkan jumlah kematian.
Namun baru-baru ini, Komisi Kesehatan Nasional China menyatakan, sedikitnya 63 orang yang sebelumnya terinfeksi Virus Corona Wuhan (2019-nCoV) dinyatakan sembuh.
Lantas timbul pertanyaan besar apakah itu tandanya sudah ditemukan obat penyakit dari Virus Corona dan pasien benar-benar berhasil sembuh?
• Video Viral di WhatsApp Grup, RSUD Abdul Rivai Berau Tegaskan Tak Rawat Pasien Positif Virus Corona
• Virus Corona Ditetapkan Darurat Dunia, hingga Reaksi Presiden Jokowi Terhadap WNI di Hubei
• Tangkal Virus Corona, Dinas Tenaga Kerja Beber Data TKA di Bontang, Ada 242 Berasal dari China
• RESMI WHO Umumkan Status Darurat Internasional Virus Corona, Lampaui Wabah SARS di China 2002-2003
Menanggapi hal ini, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono, mengatakan bahwa sampai sekarang belum ada obat untuk Virus Corona.
"51 sudah dilaporkan oleh WHO juga, kepada WHO dan kita sedang mengikuti (perkesembuh) sembuhnya kenapa," kata Anung dalam acara Forum Merdeka Barat: Antisipasi Penyebaran Corona, Gedung Kominfo Jakarta, Kamis (30/1/2020).
Anung menduga, sembuhnya pasien tersebut adalah karena self limiting disease, atau penyakit sembuh dengan sendirinya.
Pada prinsipnya penyakit yang disebabkan oleh virus itu dapat membaik dengan sendirinya atau biasa disebut dengan self limiting disease.
Pada indikasi self limiting disease, itu artinya yang dikelola memang adalah gejala-gejalanya, misal batuk dan pilek itu bisa dikelola dengan gejala-gejalanya saja yang diinkubasi.
Pasien batuk diberikan obat batuk, pasien panas tinggi diberikan obat penurun panas, pasien sesak napas diberi sap tapi tidak untuk membunuh virusnya.
"Kalau itu sembuhnya karena self limiting, itu sudah menjadi suatu pengobatan dalam diri kita," tuturnya.
63 orang itu memang sudah dikonfirmasi sembuh dalam pengertian kondisi mereka kian membaik, tapi belum tentu atau bukan berarti virus di dalam tubuh pasien itu sudah mati.
Bisa jadi tidak membaik atau justru menjadikan kondisi seseorang terkena virus itu lebih buruk, karena ada faktor risiko lain yang diderita pasien, selain daya imun atau sistem kekebalan mereka yang lemah.
Tidak hanya itu, pada kondisi tertentu juga, virus akan mudah aktif kembali di dalam tubuh, dan justru lebih kuat terhadap obat yang pernah diberikan.
Tidak mudah menemukan obat dan meracik obat dalam waktu singkat untuk penyakit pandemik jenis terbaru coronavirus ini.
Dalam jumlah kematian yang telah mencapai 170 kasus di China, sebagian besar pasien memiliki riwayat penyakit lain, seperti diabetes, kencing manis, stroke, dan lanjut usia (lansia).
Namun, China belum melaporkan sepenuhnya terkait hal itu.
Oleh sebab itu, kata Anung, Dirjen WHO Tedros sempat bertemu dengan peneliti di Beijing untuk meminta keterbukaan yang lebih, karena ini untuk kepentingan dunia bukan hanya untuk kepentingan China.
Klaim satu pasien Australia yang sembuh Anung juga menjelaskan kronologi, seorang warga yang disebut-sebut sembuh di Australia dari penyakit Virus Corona ini.
Kata Anung, kalau di Australia ceritanya sedikit berbeda, ada seorang yang merasa tidak nyaman dengan pemberitaan di media terkait Virus Corona.
Kebetulan dia baru pulang dari China daratan, sempat bertemu dengan orang-orang dari Wuhan, kemudian ia meminta untuk diperiksa.
"Hasilnya enggak ada apa-apa sebenarnya (negatif terinfeksi Virus Corona)," ujar Anung.
Tetapi karena kewaspadaan, orang tersebut sempat diisolasi dan diperiksa. Kini dia sudah dinyatakan sembuh dan baru pulang.
Satu Pasien membaik di Batam
Seorang warga Negara Indonesia (WNI) asal Batam, R (40) yang dirawat di ruang isolasi lantaran dicurigai terpapar Virus Corona setelah pulang dari Singapura perlahan mulai membaik.
Meski demikian, saat ini pria tersebut tetap masih dirawat di ruang isolasi dan diawasi tim gabungan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah.
"Alhamdulillah kondisinya berangsur membaik, panasnya menurun dan bisa dikatakan saat ini sudah normal," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusumarjadi, Jumat (31/1/2020).
Menurut Didi, dengan menurunnya suhu tubu R dari yang sebelumnya panas dan saat ini normal, ada kemungkinan besar R tidak terkena gejala virus yang sedang heboh di dunia tersebut.
Namun demikian, perawatan dan pengecekan terus dilakukan secara insentif untuk memastikan dan melihat perkembangannya atau perubahan yang baik dari si pasien.
"Kalau dilihat dari hasil perubahannya saat ini, ada kemungkinan pasien hanya mengalami panas demam biasa, tapi kita tunggulah hasil cek darahnya," jelasnya.
Didi berharap agar warga Batam tidak terlalu cemas dengan virus tersebut, selagi pola hidup sehat selalu dijaga dengan selalu mencuci tangan sebelum makan.
Kemudian menjaga kebersihan lingkungan dan memakan makanan yang sehat, tentunya akan berdampak positif bagi kesehatan tubuh.
"Jadi tidak perlu cemas, belum ada ditemukannya corona di Batam," jelasnya.
Sebelumnya, R sempat dicurigai terkena Virus Corona.
Hal ini setelah melihat riwayat pasien yang sehari-hari bekerja sebagai ABK kapal jenis tugboat di Singapura.
Kemudian pasien kembali ke Batam pada Rabu (29/1/2020) karena mengalami gangguan kesehatan.
Saat itu, kondisi pasien tengah dalam kondisi demam, hanya saja suhu tubuhnya tidak sampai pada titik panas yang bisa dideteksi thermal scanner yang terpasang di Pelabuhan Internasional Batam Centre.
Pasien sempat kembali ke rumahnya sebelum meminta pertolongan ke RSUD Embung Fatimah.
Saat diperiksa di RSUD, pasien yang tidak punya riwayat datang ke China ini mengalami demam dengan gangguan pernafasan.
Karena Singapura menjadi satu dari banyak negara yang telah ditemukan sebaran Virus Corona, pasien kemudian dicurigai dan diberlakukan sebagai suspect.
Tim kesehatan gabungan juga telah melakukan langkah-langkah lanjutan dengan melakukan pemeriksaan epidemiologi terhadap pasien.
• Korban Virus Corona Bertambah, 212 Orang di China Meninggal Dunia, Lebih dari 7.000 Orang Terinfeksi
• Virus Corona Mewabah, Viral Pria Misterius Sumbangkan 500 Masker, Dikejar Polisi Lalu Diberi Hormat
• RESMI WHO Umumkan Status Darurat Internasional Virus Corona, Lampaui Wabah SARS di China 2002-2003
• BREAKING NEWS Polda Kaltim akan Rilis Kasus Penyebar Hoax Corona di Balikpapan Siang Ini 31 Januari
Tidak itu saja, sampel dari pemeriksaan telah dikirim ke Jakarta untuk diteliti oleh tim dari Kementerian Kesehatan dan hasilnya baru bisa dikethui palaing lambat Senin (3/2/2020) mendatang.
Senada juga disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Tjetjep Yudiyana yang mengaku sampai saat ini tidak ada ditemukannya Virus Corona.
"Kalau pun ada yang diobservasi, bukan berarti sudah positif, hal itu dilakukan guna memastikan benar terkena atau tidak," jelasnya.
Tjetjep juga berharap agar masyarakat Kepri tidak terlalu cemas dengan hal ini.
Sebab sampai saat ini memang belum ada yang dinyatakan posisitif terinsfeksi Virus Corona.
"Waspada boleh, tapi jangan terlalu cemas. Sebab semakin cemas malah akan membuat kita menjadi ketakutan," jelasnya.
(*)