HUT Kota Balikpapan

Event Fashion Pertama Terbesar di Kalimantan Timur, Hingga 9 Februari, BFW 2020 di Kota Balikpapan

Event Fashion Pertama Terbesar di Kalimantan Timur, Hingga 9 Februari, BFW 2020 di Kota Balikpapan Kalimantan Timur.

Penulis: Heriani AM | Editor: Budi Susilo
Tribunkaltim.co, Heriani AM
Model-model BFW Model Hunt 2020 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Event besar berskala nasional digelar di kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Event besar tersebut di bidang mode bertajuk Balikpapan Fashion Week (BFW) 2020, kegiatan ini akan berlangsung pada 7-9 Februari di PentaCity dan Grand Jatra Hotel Balikpapan SuperBlock.

Sebanyak 30 lebih desainer, baik lokal maupun nasional, siap menampilkan koleksi terbaru mereka. Hal ini dilakukan dalam rangka memeriahkan pesta fashion akbar pertama dan terbesar di Kota Minyak.

BFW kali pertama dan akan menjadi ajang fashion tahunan di Kota Balikpapan ini mengambil tema "Cross Culture". Tema ink mengambil inspirasi dari keberagaman budaya, suku, dan adat istiadat di Kota Beriman.

Kegiatan itu akan dibuat sedemikian rupa agar mewakili konsep BFW yang meliputi tata panggung, fashion show.

Kepesertaan pameran pun akan diarahkan pada penguatan identitas budaya di Kalimantan Timur.

"Kita dengan bangga event fashion pertama terbesar di Kalimantan Timur," kata Meivy Mergan, Deputi Bisnis e-Walk Pentacity BSB dalam press conference dengan awak media, Jumat (7/2/2020).

Dalam press conference tersebut, Meivy didampingi 3 designer kenamaan dari Jakarta yakni Agnes Budhisurya, Ida Royani dan Naniek Rachmat. Ketiganya akan berpartisipasi langsung dalam pergelaran busana nasional pertama di Kalimantan Timur.

BFW 2010 yang diprakarsai Balikpapan Superblock (BSB) ini terdiri dari eksibisi, pagelaran busana, trunk show charity, dan talk show.

"Penyelenggaraan ini akan menjadikan industri fashion Kota Balikpapan menjadi pusat fashion di Indonesia timur. Produk fashion berbasis budaya menjadi tren dan inspirasi busana yang terus menguat," tambahnya.

Ajang BFW 2020 ini pun mendapat dukungan banyak pihak, di antaranya, Pemerintah Kota Balikpapan

BFW dapat dimanfaatkan sebagai panggung untuk mendorong perkembangan pariwisata serta budaya masing-masing, terutama perkembangan tekstil dan produk fashion UMKM lainnya.

Selain melibatkan puluhan desainer lokal Kota Balikpapan, seperti Batik Vi dan Rumah Ampiek, BFW 2020 turut menghadirkan desainer kenamaan dari Jakarta.

Fashion Brand
Fashion Brand (HO_Hesandra Indonesia)

Seperti Agnes Budhisurya, Ida Royani, Naniek Rachmat. Laudya Chintya Bella juga akan hadir memamerkan koleksi fashion serta mengisi talk show nanti.

Ada pula beberapa desainer dari Jawa Timur dan Jawa Barat yang turut ambil kesempatan dalam ajang fashion terbaik ini. Mereka akan hadir dengan membawa rancangan terbaru dan belum pernah ditampilkan di ajang manapun.

Balikpapan Fashion Week juga menjadi bagian rangkaian HUT Kota Balikpapan ke-123. Kegiatan ini diharapkan akan menjadi event tahunan di Kota Balikpapan. BFW 2020 akan diselenggarakan pada 7-9 Februari nanti.

"Khusus koleksi yang ditampilkan Agnes Budhisurya, hasilnya akan disumbangkan ke Balikpapan Orang Utan Survival," pungkasnya.

Curhat Tiga Desainer Balikpapan

Tiga desainer Balikpapan curhat soal tantangan fashion lokal seiring penetapan ibu kota baru negara di Kalimantan Timur.

Tiga desainer tersebut adalah Jangkung Eka Saputra (JESTHINK), Tyas Dwi Hardani (JAVABOR), dan Atha Nalurita (SAMANTHA PROJECT).

Mereka membahas tentang tantangan fashion lokal dalam Talkshow "Ngobras Fashion A-Z" beberapa waktu lalu.

Baca juga:

Cerita WNA Malaysia yang Terdampar di Laut Berau, Ingin Pulang tapi Kehabisan BBM, Dibantu Kapolres

Iuran BPJS Kesehatan Naik, Jumlah Peserta di Balikpapan yang Turun Kelas Makin Meningkat

Ketua PWI Kaltim Lantik Pengurus PWI Kukar 2019-2022, Desman Minang Endiyanto: Kami Siap Dikritik

Berikut 4 Cara Cek Saldo Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan, Lewat Aplikasi, SMS, hingga ATM

Tersebar Video Mesum 2 Remaja di Masjid, Tak Sadar Terekam CCTV hingga Ditangkap Polisi

Dalam acara yang berlangsung di Gedung Kreatif Klandasan itu, Putra mengatakan banyak brand lokal bermunculan di Balikpapan, mulai dari etnik hingga modern.

"Tapi tidak sedikit pula yang akhirnya tutup karena persaingan dengan brand besar. Kondisi ini menjadi masukan bersama untuk bisa membuat suatu wadah untuk berkumpul dan sharing berbagi pengalaman," katanya.

Dani resah jika masyarakat malah tidak mengenal atau bahkan tidak menghargai karya atau keindahan lokal Balikpapan sendiri.

"Seiring membanjirnya produk dari luar, sedangkan pengenalan dan pemahaman tentang produk lokal sendiri kurang digalakkan," ujar Dani.

Keresahan kedua adalah regenerasi.

Kurangnya minat generasi muda untuk terjun di dunia fashion menjadi keresahan tersendiri untuk keberlangsungan industri fashion itu sendiri.

Untuk itu, bisa dibuatkan wadah atau perlombaan untuk bisa menyaring bibit-bibit baru dalam dunia fashion desainer.

Bahkan, menurut Atha, mencari tenaga penjahit pun susah.

"Padahal, pekerjaan yang terkait usaha fashion seperti menjahit pun, sebenarnya punya potensi. Desainer juga perlu bantuan tenaga jahit. Bukan sekedar pekerjaan, karena juga dituntut skil dan keterampilan lain. Sayangnya, semakin ke sini, semakin anak muda kurang tertarik," ujarnya.

Dani menyebut, seiring ditetapkannya Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur akan berdampak pada peningkatan arus penduduk dan pergeseran gaya hidup yang sangat dinamis, begitu juga dalam tren berbusananya.

"Kita harus siap lebih awal menghadapi perubahan ini, jangan sampai kita malah kehilangan kearifan lokal dan kekayaan budayanya."

"Kita harus bisa beradaptasi dengan perubahan dan trend yang berkembang di masyarakat dengan tetap mempertahankan keindahan budaya lokal seperti batik maupun ragam kerajinan khas kita," terang Dani.

Putra menambahkan, tantangan menuju Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota Negara tidak mudah.

Ini memaksa para pelaku fashion bersiap menghadapi situasi yang baru.

Bakat tentu tidak cukup.

Banyak ilmu dan juga kemampuan yang harus ditingkatkan.

"Dengan meng-upgrade ilmu tentang fashion, dan segala yang terkait. Tantangan lain adalah bagaimana desainer bergerak di era digital. Ranah digital bisa untuk membangun image brand fashion," kata Putra.

"Agar suatu brand dapat diterima dan dicintai masyarakat, saya selalu menyesuaikan dengan kebutuhan pasar. Dalam hal busana rancangan saya menekankan pada generasi muda millennial yang bersifat simple, nyaman dan praktikal."

"Saya mengenalkan motif-motif batik dalam rancangan saya yang lebih dinamis dan sporty supaya batik tidak tidak lagi memberikan kesan tua atau formil, sehingga generasi millennial juga nyaman mengenakannya," ungkap Dani.

Menurut Putra, membangun serta mengenalkan brand bukan pekerjaan mudah.

Dibutuhkan banyak waktu, tenaga, serta persiapan yang baik juga ketekunan dan semangat yang pantang menyerah.

Desainer mesti terus belajar, di mana saja, kapan saja.

"Ketika kita ingin memulai suatu brand, hal yang harus dilakukan adalah menentukan dulu desain style, tentukan segmen/target pasar, tetapkan misi dari brand, membuat logo dan tagline brand, dan pahami keunikan brand," kata Putra.

Baca juga:

Putri KW Jadi Trending Topic, Jangan Salah Sangka, Ini Sosok Atlet Muda Badminton, Masuk Pelatnas

MULAI 2020 WhatsApp Tak Bisa Lagi Dipakai di HP Jenis Ini, Bahkan Ada yang Stop per 31 Desember 2019

Promo Tiket Murah Garuda Indonesia hingga 40 %, Untuk Liburan Natal dan Tahun Baru, Ini Syaratnya

Tasya Farasya Soalkan Endorse Skin Care Abal-abal Selebgram Viral, Unggahannya Panen Hujatan

Jika produk fashion itu unik, menurut Atha, masyarakat akan mendapat kesan.

Namun, unik pun, menurut Atha juga mesti ditunjang dengan kenyamanan memakai.

"Masyarakat ingin busana yang unik, modis, dan fresh. Namun juga mesti yang nyaman dan bisa dipakai sehari-hari," kata Atha.

Memadu-padankan busana, ditambahkan Dani, juga hal penting.

"Salah satu yang menjadi perhatian saya adalah jika seseorang mengenakan busana secara berlebihan (overdressed), tidak pada tempatnya, atau dikenakan tidak sesuai usianya (terutama pada anak-anak). Karena hal ini bisa jadi akan bertentangan dari tujuan awal dari busana itu sendiri," tutup Dani.

(TribunKaltim.co/Heriani dan Annisa Nursuci Rhamadani)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved