HUT Kota Balikpapan
Pertama di Balikpapan, Naik Bus Sekolah Bayar Pakai Botol Plastik Bekas, Upaya Kurangi Sampah
Gerakan mendukung minimalisir sampah plastik, Dinas Perhubungan berikan Bus Sekolah yang dapat digunakan bagi para pelajar Kota Balikpapan.
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Budi Susilo
“Nanti dari rumah dibawa, sebagai tiket di bus, kemudian botol yang dibawa itu dikumpulkan di sekolah masing-masing untuk disetorkan ke bank sampah sektoral,” jelas Suryanto.
Bank sampah sektoral, lanjutnya sudah terdapat di setiap sekolah.
Maka jika sudah botol bekas pun telah terkumpul, maka barulah petugas sampah induk akan mengambilnya.
Tak kalah menarik lagi, botol plastik bekas yang dikumpulkan di bank sampah pun ternyata memiliki nilai ekonomis, dimana satu kilogramnya dihargai dengan Rp 2 ribu.
"Biasanya seminggu satu kali pengambilan. Dan nanti hasil tabungan pun akan dikembalikan untuk pengelolaan lingkungan sekolah," tandasnya.
Kota Balikpapan Mencontoh Surabaya Jawa Timur
Berita sebelumnya. Balikpapan Bakal Mau Ikut Terapkan
Dua daerah di Indonesia dipilih sebagai perkotaan yang ditugaskan mensukseskan penerapan program Low Emision Development Strategies (LEDS).
Dua daerah yang dimaksud ini adalah Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat dan Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan, Suryanto saat menjadi pemateri dalam Workshop Gerakan Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim di Aula Rumah Jabatan Walikota Balikpapan, Senin (11/2/2019) pagi.
Ia menjelaskan, belum lama ini Balikpapan dipilih sebagai kota yang diharuskan terapkan rendah karbon, Low Emissions Development Strategy atau strategi kembangkan kota yang rendah karbon dalam upaya kurangi gas efek rumah kaca.
"Dipilihnya Balikpapan buat kita bangga juga dipercaya untuk lakukan Carbon Low Emmison. Harus memang harus, kita lakukan," ujarnya.
Konsep penerapan Low Emissions Development Strategy mengacu pada standar internasional. Khusus Balikpapan harus juga membina dua daerah dalam terapkan kota rendah emisi.
"Kami harus bina juga Kota Bontang dan Kota Tarakan, harus sama apa yang kita lakukan. Bogor juga ada itu kota satelitnya yang harus ikut terapkan rendah emisi," tutur Suryanto.
Program ini diharapkan mewujudkan perkotaan yang ramah lingkungan mampu memberi terobosan menjaga keseimbangan alam, mampu melawan laju Gas Rumah Kaca.