HUT Kota Balikpapan
Pertama di Balikpapan, Naik Bus Sekolah Bayar Pakai Botol Plastik Bekas, Upaya Kurangi Sampah
Gerakan mendukung minimalisir sampah plastik, Dinas Perhubungan berikan Bus Sekolah yang dapat digunakan bagi para pelajar Kota Balikpapan.
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Budi Susilo
Langkah konkrit yang kecil, kini pemerintah daerah dalam hal ini menggalakkan mengurangi sampah kertas.
Sebagai contoh setiap orang yang akan mengurus AMDAL, tidak lagi memakai kertas namun dokumen mesti dalam bentuk file soft copy.
"Mana-mana kegiatan yang keluarkan CO2 banyak, itu kita kurangi," tegas Suryanto.
Suryanto tambahkan lagi, dalam waktu dekat, akan terapkan penerapan transportasi umum darat yang ramah lingkungan.
Pihaknya akan merangkul Dinas Perhubungan Kota Balikpapan yang memiliki bus sekolah nanti si pelajar membayarnya dengan lima bekas botol minuman kemasan.
"Kita mencontoh seperti di Kota Surabaya. Nanti mungkin masih disubsidi, belum bisa menutupi beban yang ada. Operasional bus sekolahnya belum bisa dapat ambil keuntungan," ujarnya.
Sidang DKPP Dugaan Kesalahan Kelola Dana, Semua Komisioner Bawaslu Balikpapan Terseret
Sebagai percontohan Balikpapan, Kota Surabaya sudah terapkan lebih dahulu. Melalui Dinas Perhubungan Kota Surabaya, dalam akun Instagram resmi menjelaskan mekanisme atau cara membayar Suroboyo Bus, menggunakan sampah plastik. Sebagai berikut :
1. Bawa sampah plastik yang sudah dibersihkan ke halte terdekat atau bank-bank sampah.
2. Tukarkan sampah plastik yang sudah dibersihkan kepada petugas yang ada di halte.
3. Petugas akan memberikan satu tiket
4. Tiket berlaku satu kali jalan atau lebih asalkan tidak melebihi batas waktu yang tertera pada tiket.
Dan hasilnya, terhitung berjalan mulai 7 April 2018, ternyata Suroboyo Bus menarik bayaran para penumpang hanya cukup membayar memakai botol plastik. Minimal 3 botol kosong air mineral besar ukuran 1.500 ml atau 5 botol ukuran 600 ml, sebagai ganti pembayaran.
Menurut catatan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH), saat ini telah terkumpul 23 ton botol plastik. Hasilnya, botol-botol plastik itu pun kini menumpuk.
(Tribunkaltim.co/Mitha dan Budi Susilo)