Update Terbaru Pemulangan Anak WNI eks ISIS, Ini Cara Mahfud MD Antisipasi yang Terpapar Radikalisme

Update terbaru pemulangan Anak WNI eks ISIS, ini cara Mahfud MD antisipasi yang terpapar radikalisme

Editor: Rafan Arif Dwinanto
AAREF WATAD / AFP
Para Anak WNI eks ISIS yang kini yatim piatu 

TRIBUNKALTIM.CO - Update terbaru pemulangan Anak WNI eks ISIS, ini cara Mahfud MD antisipasi yang terpapar radikalisme.

Pemerintah Jokowi sudah memutuskan tak memulangkan lebih dari 600 WNI eks ISIS.

Meski demikian, Menkopolhukam Mahfud MD mengungkapkan Pemerintah kemungkinan akan memulangkan Anak-Anak WNI eks ISIS tersebut dari Suriah dan negara Timur Tengah lainnya.

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD memastikan, Anak-Anak dari terduga teroris lintas batas atau WNI eks ISIS akan dipulangkan oleh Pemerintah Indonesia dengan cara apapun.

"Bisa naik pesawat, bisa naik perahu, kalau cara pulang," ujar Mahfud MD saat dijumpai di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (18/2/2020).

Mahfud MD sempat memprotes pertanyaan wartawan mengenai bagaimana cara memulangkan Anak- Anak dari terduga teroris lintas batas atau eks ISIS tersebut.

Meninggal Mendadak Saat Subuh, Kematian Ashraf Sinclair Suami BCL Mirip dengan Lina eks Istri Sule

 BCL Akan Dimakamkan di Sisi Ashraf Sinclair Saat Wafat Nanti, Pemakaman San Diego Hills Siapkan Ini

 Megawati akan Umumkan Calon di Pilkada Solo, Hasto Singgung Jokowi, PDIP Usung Gibran Rakabuming?

 Kepada Hanung Hanung Bramantyo, BCL Bongkar Kata-kata Terakhir Ashraf Sinclair Soal Film Gatot Kaca

Mahfud MD pun berkelakar, pemulangan Anak-Anak itu bahkan bisa dilakukan dengan becak atau sepeda.

"Kok cara pulang kamu tanya?

Naik sepeda bisa dari kamp (pengungsian) ke bandara naik sepeda, naik becak, terus naik pesawat, kalau cara pulang ya," lanjut dia sembari tertawa.

Mahfud MD memastikan bahwa Pemerintah saat ini masih mendata jumlah pasti Anak-Anak dari terduga teroris lintas batas atau WNI eks ISIS yang berada di luar negeri.

"Pasti saatnya (tiba) diputuskan dong.

Sekarang kan masih didata, ada benar enggak tuh Anak-Anak," lanjut dia.

Mahfud MD sebelumnya menyebut bahwa Pemerintah tetap membuka opsi memulangkan Anak-Anak dari WNI yang diduga sebagai teroris lintas batas (foreign terorist fighter) dan eks anggota ISIS ke Indonesia.

Pemerintah sebelumnya memastikan, tidak akan memulangkan para WNI yang diduga teroris lintas batas dan eks ISIS.

Namun, kelonggaran akan diberikan khusus untuk Anak-Anak mereka yang sama sekali tidak tersangkut aksi terorisme orangtuanya.

Saat ditanya bagaimana jika Anak-Anak yang akan dipulangkan ternyata telah terpapar paham radikalisme dan terorisme, Mahfud MD menjawab bahwa Pemerintah akan mengkajinya lebih dalam.

"Anak-Anak di bawah 10 tahun akan dipertimbangkan tapi case by case.

Ya lihat saja apakah ada orangtuanya atau tidak, yatim piatu (atau tidak)," ujar Mahfud MD usai rapat membahas hal tersebut bersama Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/2/2020).

Ketika ditanya jumlah Anak-Anak dari total rombongan para WNI terduga teroris lintas batas dan eks ISIS, Mahfud MD mengatakan bahwa Pemerintah belum memiliki data secara detail.

Bisa Bongkar Pasang Senjata

Meski begitu, Pemerintah masih mempertimbangkan opsi untuk memulangkan Anak-Anak WNI eks ISIS.

Pengamat terorisme, Ridlwan Habib memberikan tanggapan mengenai hal ini.

Menurutnya pemulangan Anak-Anak yang berusia di bawah 10 tahun masih dapat dipertimbangkan.

Hal ini dikarenakan dalam rentang usia tersebut masih dapat dilakukan rehabilitasi pada ideologinya.

Pernyataan Ridlwan disampaikan dalam program PRIME TALK yang dilansir dari YouTube metrotvnews, Kamis (13/2/2020).

"Kalau asumsinya di atas 10 tahun menurut kami yang sehari-hari meneliti tentang kontra teror, rehabilitasi ideologinya susah sekali," kata Ridlwan.

Lebih lanjut Ridlwan mengatakan Anak di atas 10 tahun telah memiliki kemampuan dalam melakukan aksi teror.

"Karena mereka bahkan sudah diajari bagaimana memegang pisau untuk memenggal kepala orang, merakit bom, dan memasang rompi di perutnya," jelasnya.

"Risikonya terlalu besar," imbuhnya.

Ia juga mengatakan bahwa Pemerintah Indonesa saat ini masih belum siap untuk melakukan deradikalisasi.

Ridlwan pun kemudian menyinggung terkait kasus sebelumnya, dimana WNI eks ISIS yang pulang ke tanah air yang kembali melakukan aksi teror.

"Orang yang pulang, deportan ya sebelum ini, masuk rehabilitasi satu bulan begitu keluar ngebom lagi, misalnya saja di Filipina," ujarnya.

Meski demikian, Ridlwan kemudian menyinggung terkait pemulangan Anak-Anak di bawah umur 10 tahun WNI eks ISIS ini.

Menurutnya hal itu akan menjadi problem baru yang dihadapi Pemerintah Indonesia.

Mengingat masuk di wilayah konflik tidaklah mudah.

"Tetapi nanti akan ada problem bagaimana mengambilnya (Anak-Anak) WNI eks ISIS," ujarnya.

"Otoritas Kurdi tidak bisa kita akui sebagai negara," imbuhnya.

 Meninggal Mendadak Saat Subuh, Kematian Ashraf Sinclair Suami BCL Mirip dengan Lina eks Istri Sule

 BCL Akan Dimakamkan di Sisi Ashraf Sinclair Saat Wafat Nanti, Pemakaman San Diego Hills Siapkan Ini

 Megawati akan Umumkan Calon di Pilkada Solo, Hasto Singgung Jokowi, PDIP Usung Gibran Rakabuming?

 Kepada Hanung Hanung Bramantyo, BCL Bongkar Kata-kata Terakhir Ashraf Sinclair Soal Film Gatot Kaca

"Kemlu tidak dapat dengan mudah masuk ke camp itu karena Suriah dan Turki akan marah," kata Ridlwan.

Menurutnya hal ini dikarenakan Kurdi telah dianggap sebagai pemberontak.

"Kalau Indonesia bernegosiasi dengan pemberontak akan dikecam oleh Turki dan Suriah," ungkapnya.

"Saya kira ini problem baru cara bagaimana membawa mereka pulang," imbuhnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ditanya Pemulangan Anak-Anak Eks ISIS, Mahfud: Bisa Naik Becak, Sepeda, Pesawat", https://nasional.kompas.com/read/2020/02/18/16092051/ditanya-pemulangan-Anak-Anak-eks-isis-mahfud-bisa-naik-becak-sepeda-pesawat.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved