KAJIAN BMKG, Berhadapan Zona Megathrust, Sukabumi Dihantui Gempa Magnitudo 8,7 Tsunami 3 Meter

Kajian BMKG, berhadapan zona megathrust, Sukabumi dihantui gempa magnitudo 8,7 tsunami 3 meter

Editor: Rafan Arif Dwinanto
https://www.bmkg.go.id/gempabumi
Peta seismistas Indonesia. Kawasan ibu kota baru disebut memiliki potensi gempa magnitudo 5 hingga BNPB turunkan semua ahli, dari penjelasan BMKG ada 3 sesar Kalimantan 

"Baik mitigasi struktural maupun non struktural," ungkapnya.

Dalam kajian yang didapatkan, dengan magnitudo 8,7 di zona megathrust, dampak gempa di Sukabumi dapat mencapai skala intensitas VIII-IX MMI dengan diskripsi dapat merusak bangunan.

"Jika besaran magnitudo M=8,7 digunakan untuk masukan skenario model tsunami maka wilayah Pantai Sukabumi mengalami status ancaman 'AWAS' dengan tinggi tsunami di atas 3 meter," ungkapnya.

Gempa 4,2 SR di Perairan Bontang, Begini Penjelasan BMKG

HEBOH Gempa 1-5 Detik Terasa di Nunukan Kalimantan Utara pada Jumat Malam, Ini Penjelasan BMKG

Belum Ada Teknologi Memprediksi Gempa

Meskipun kajian ilmiah mampu menentukan potensi magnitudo di zona megathrust, Daryono menegaskan, belum ada teknologi yang bisa membuat prediksi dengan tepat dan akurat tentang gempa.

"Untuk itu, di tengah ketidakpastian kapan akan terjadi gempa, maka yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi dengan menyiapkan langkah-langkah kongkrit," ujarnya.

Hal ini untuk meminimalkan risiko kerugian sosial, ekonomi, dan korban jiwa seandainya gempa benar terjadi.

Daryono menyebut pemerintah perlu memperhatikan peta rawan bencana sebelum merencanakan penataan ruang dan wilayah.

"Termasuk dalam hal ini adalah penataan ruang pantai yang aman tsunami."

"Perlu ada upaya serius dari berbagai pihak dalam mendukung dan memperkuat penerapan building code dalam membangun struktur bangunan tahan gempa," ujarnya.

Galakkan Sosialisasi

Daryono menyebutkan, adanya hasil kajian potensi bencana jangan sampai membuat masyarakat yang bermukim di dekat sumber gempa dan daerah rawan tsunami dicekam rasa takut dan khawatir.

"Warga masyarakat harus meningkatkan kemampuan dalam memahami cara penyelamatan saat terjadi gempa dan tsunami serta mengikuti arahan pemerintah dalam melakukan evakuasi," ujarnya.

Maka dari itu, Daryono menyebut kegiatan sosialisasi di daerah rawan harus digalakkan.

"Hal ini dapat membuat masyarakat lebih siap dalam menghadapi bencana. Kesiapan dalam menghadapi bencana terbukti dapat memperkecil jumlah korban," ucapnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved