Pembelajaran MIKiR Tanoto Dapat Kembangkan Potensi Peserta Didik

SEORANG pendidik saat ini harus berkembang sesuai fungsinya, membina untuk mencapai tujuan pendidikan. Bagaimanapun baiknya kurikulum, administrasi, d

Editor: Tohir
IST
Roihanun, SPd/Guru MTs Negeri 1 Balikpapan 

SEORANG pendidik saat ini harus berkembang sesuai fungsinya, membina untuk mencapai tujuan pendidikan. Bagaimanapun baiknya kurikulum, administrasi, dan fasilitas perlengkapan, kalau tidak diimbangi peningkatan kualitas seorang pendidik tidak akan membawa hasil yang diharapkan. Pendidik memiliki peranan sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan.

Dalam keseluruhan proses pendidikan, pendidiklah faktor utama yang bertugas dan harus bertanggung jawab atas hasil proses pembelajaran peserta didik melalui interaksi belajar mengajar.

Pendidik merupakan faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses pembelajaran. Karenanya pendidik harus menguasai kurikulum terkait RPP dan skenario pembelajaran, menguasai materi, menguasai metode. Tidak kalah pentingnya mampu mengelola tempat duduk di kelas sedemikian rupa sehingga pembelajaran berlangsung secara aktif, inovatif, menyenangkan, dan gembira.

Pembelajaran aktif sudah saatnya diterapkan dalam kegiatan proses pembelajaran karena pembelajaran tersebut bermuara pada belajar mandiri. Kegiatan pembelajaran yang telah dirancang harus mampu melibatkan peserta didik secara aktif.

Antara pendidik dan peserta didik harus sama-sama berperan menciptakan suatu pengalaman belajar yang bermakna. Oleh karena itulah sudah seharusnya meninggalkan model pembelajaran yang konvensional.
Kondisi demikian sangat merugikan peserta didik karena cenderung pasif. Mereka hanya mendengar, menyimak, dan mencatat sehingga keterampilan yang dimiliki kurang terasah.

Sementara, keterampilan berpikir kritis dan kreatif, keterampilan berkomunik selama ini berkolaborasi sangat dibutuhkan. Saat ini bukan hanya keterampilan menyimak dan mencatat.

Berdasarkan hal tersebut, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Balikpapan menerapkan pembelajaran aktif MIKiR Tanoto. Diharapkan dapat membekali peserta didik dengan berbagai keterampilan. Keterampilan yang dapat digunakan dan pastinya dibutuhkan untuk menghadapi dan menjawab segala persoalan kehidupan yang terus mengalami perkembangan.

Pembelajaran Aktif MIKiR Tanoto merupakan salah satu model pembelajaran yang kekinian dan mengikuti pola pikir perkembangan peserta didik zaman now. Meskipun banyak teori yang kita pahami tentang modelmodel pembelajaran aktif dengan istilah yang beraneka ragam dari bahasa asing membuat pendidik menjadi rumit.

Pembelajaran Aktif MIKiR menjadikan sederhana pada istilahnya juga pada pemahaman dalam melaksanakan proses pembelajarannya. Kata MIKiR merupakan akronim dari (M)engalami, (I)nteraksi, (K)omunikas(i), dan (R)efleksi.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran aktif MIKiR, antara lain: a) Langkah-langkah pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik. b) Mengembangkan pertanyaan atau tugas dan lembar kerja. c) Pengelolaan lingkungan belajar, yang terdiri dari pengaturan tempat duduk peserta didik dan pemajangan hasil karya. d) Mengembangkan budaya baca atau literasi.

Langkah-langkah kegiatan yang termasuk dalam MIKiR, antara lain:
Mengalami (M): melakukan kegiatan (doing), mengamati (observing) saat proses pembelajaran berlangsung, melakukan , pengamatan, percobaan, berwawancara.

Interaksi (I): Proses pertukaran gagasan antar dua orang atau lebih, bertukar pikiran/ide /gagasan, berdiskusi, menanggapi ide/pendapat orang lain. Komunikasi (Ki): Proses penyampaian gagasan /pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain.

Komunikasi bisa dalam bentuk lisan maupun tulisan, menyampaikan ide, nenyampaikan hasil kerja, melaporkan hasil percobaan, melaporkan hasil diskusi kelompok. Refleksi (R): Kegiatan melihat kembali pengalaman belajar dan mengambil pelajaran (lesson learned) agar belajar lebih baik di masa mendatang.

Dalam langkah-langkah atau unsur kegiatan pembelajaran Aktif MIKiR ini tidak harus berurutan. Kegiatan dari tiap unsur juga dapat terjadi beberapa kali dalam satu proses pembelajaran.

Ada kalanya beberapa unsur tersebut muncul bersamaan, Sebagai contoh, dalam melakukan percobaan secara berkelompok, peserta didik melakuakan percobaan untuk mendapatkan data (disebut Mengalami). Namun, saat melakukan percobaan ada pertukaran ide (sedang berInteraksi), sehingga menemukan ide baru (terjadi Refleksi). lalu menyampaikan pendapat (Komunikasi).

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Maraknya Fenomena Sound Horeg

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved