Wabah Virus Corona, Ketua Kadin Balikpapan Yaser Arafat Prediksi Ekonomi Akan Merosot

Wabah Virus Corona, Ketua Kadin Balikpapan Yaser Arafat prediksi ekonomi Indonesia akan merosot

Penulis: Heriani AM | Editor: Samir Paturusi
Tribunkaltim.co, Heriani
Ketua Kadin Balikpapan, Yaser Arafat 

TRIBUNKALTIM.CO,BALIKPAPAN -Wabah Virus Corona, Ketua Kadin Balikpapan Yaser Arafat prediksi ekonomi Indonesia akan merosot

Pandemi Virus Corona atau Covid-19 sangat mengkhawatirkan.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Balikpapan Yaser Arafat menyebut, kondisi pendapatan pelaku usaha industri hingga pertumbuhan ekonomi akan merosot dari target.

Pengaruhnya ke Indonesia sangat besar. Indonesia merupakan negara berkembang yang masih bergantung dengan eksportir dari negara maju.

"Semua negara maju hampir lockdown. Eropa lockdown penduduknya, Amerika diambang resesi karena Virus Corona 5 persen, dan lockdown hingga Juli-Agustus. Cina tidak usah disebut. Beberapa negara berpengaruh ini turut menggoyang perekonomian dunia," ujar Yaser, Kamis (19/3).

Bursa saham langsung bertumbangan karena sangat rentan dengan isu negatif. Dampaknya, produktifitas turun dan pabrik-pabrik di China tutup karena fokus pada penanganan kesehatan manusia.

Baca juga: Mata Najwa Tadi Malam, Jusuf Kalla Sebut Indonesia Tidak Siap dan Terlambat Tangani Virus Corona

Baca juga: Gejala dan Tanda-tanda Seseorang Terinfeksi Virus Corona, Simak Cara Melindungi Diri

Baca juga: Darurat Corona Berlaku Sampai 29 Mei 2020, Mudik Gratis Tahun Ini Terancam Tak Ada

Baca juga: Nikita Mirzani Beberkan Cara Cegah Virus Corona Masuk Rumah, Ganti Baju di Luar?

Indonesia sebagai distributor juga akhirnya kekurangan barang akibat produsen yang menyetop supply-nya.

Begitupula dengan sisi importir. Indonesia, khususnya Balikpapan banyak mengimpor hasil tambang, seperti batu bara, ke negara tirai bambu.

"Batu bara dengan adanya pembatasan ekonomi artinya produktivitas turun. Berdampak pada over supply dan harga yang anjlok," ujarnya.

Yaser melanjutkan, kebijakan Bank Indonesia melonggarkan moneter dan fiskal, juga laporan perpajakan sehingga daya beli masyarakat kembali tumbuh. Menurut pria berumur 34 tahun ini, jika tidak terjadi perputaran uang, akan berakibat pada naiknya angka inflasi.

"Pembelian barang dibatasi, dan tidak menutup kemungkinan harganya mahal. Apalagi saat ini jelang puasa dan lebaran. Kalau penggerak sebagai trigger yakni pemerintah, memberi insentif akan kita apresiasi. Seperti menurunkan suku bunga agar orang bisa pinjam dan kredit," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved