Virus Corona

Tak Bisa Cium Bau dan Kecap Rasa, Waspada Gejala Baru Infeksi Virus Corona, Ini Penjelasan Para Ahli

Tak bisa cium bau dan kecap rasa, waspada gejala baru infeksi Virus Corona, ini penjelasan para ahli

Editor: Rafan Arif Dwinanto
ANTARA FOTO/ARI BOWO SUCIPTO
Petugas medis memeriksa kondisi pasien di ruang isolasi saat simulasi Penanganan Pasien Corona di Rumah Sakit Lavalette, Malang, Jawa Timur, Jumat (13/3/2020). Simulasi tersebut untuk memastikan kesiapan sarana ruang isolasi dan peralatan medis sekaligus melatih koordinasi dalam penanganan pasien Covid-19 termasuk diantaranya penggunaan kostum Alat Pelindung Diri (APD). 

TRIBUNKALTIM.CO - Tak bisa cium bau dan kecap rasa, waspada gejala baru infeksi Virus Corona, ini penjelasan para ahli.

Para ahli terus memelajari sifat Virus Corona atau covid-19.

Demikian pula dengan gejala pada manusia yang terinfeksi Virus Corona.

Pasalnya, pasien positif covid-19 kerap tak menunjukkan gejala sama sekali, baik batuk ataupun demam.

Siapapun yang mendadak tidak bisa mencium bau adalah pembawa Virus Corona tak kasat mata.

Dalam kondisi ini, mereka biasanya tidak memiliki gejala umum covid-19 seperti demam dan batuk.

Geram Warga Sepelekan Virus Corona, Walikota Bersama TNI dan Polisi Turun ke Lapangan Lakukan Ini

3 Gejala Khas Terinfeksi Virus Corona, Jangan Sepelekan Hidung Tersumbat, Simak Langkah Penanganan!

Studi ini diungkap oleh ahli rinologi terkemuka di Inggris.

Di Korea Selatan, China, dan Italia, sekitar sepertiga pasien yang dites positif covid-19 mengaku penciumannya terganggu atau hilang.

Menurut ahli THT di Inggris, kondisi ini dikenal sebagai anosmia atau hyposmia.

"Di Korea Selatan, di mana pengujian dilakukan sangat luas.

30 persen pasien yang dites positif covid-19 memiliki anosmia (hilangnya penciuman)," kata president of the British Rhinological Society Professor, Clare Hopkins, dan president of the British Association of Otorhinolaryngology, professor Nirmal Kumar.

Dilansir Business Insider, Senin (23/3/2020), para profesor mengatakan bahwa banyak pasien diseluruh dunia yang positif covid-19 terinfeksi tanpa gejala demam tinggi atau batuk.

Sebagai gantinya, mereka sulit mencium bau dan mengecap rasa.

"Ada sejumlah laporan yang berkembang pesat tentang peningkatan signifikan dalam jumlah pasien covid-19 yang hanya mengalami anosmia tanpa adanya gejala lain," kata peneliti dalam sebuah keterangan.

"Iran telah melaporkan peningkatan signifikan dalam kasus anosmia. Selain itu, banyak pasien dari AS, Perancis, dan Italia Utara yang juga memiliki pengalaman sama," imbuhnya.

Minimnya gejala atau tanpa gejala yang umum terjadi pada covid-19 membuat pasien yang mungkin positif tidak memeriksakan diri, dan tidak mengkarantina diri.

Jika ini terjadi, pasien covid-19 yang tanpa gejala justru berkontribusi besar terhadap penyebaran penyakit.

Orang muda mungkin tidak menunjukkan gejala Virus Corona yang umum

Profesor Kumar mengatakan kepada Sky News bahwa pasien berusia muda justru menunjukkan tanda tidak dapat mencium bau atau mengecap rasa.

Mereka tidak menunjukkan gejala Virus Corona yang umum seperti demam tinggi atau batuk terus menerus.

"Pada pasien muda, mereka tidak memiliki gejala yang signifikan seperti batuk dan demam.

Namun mereka mungkin kehilangan indera penciuman dan pengecapan, yang menunjukkan bahwa virus ini tinggal di hidung," katanya.

Para profesor menyerukan siapa saja yang memiliki gejala kehilangan indra penciuman dan perasa untuk mengisolasi diri selama tujuh hari untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut.

Bos Nasdem Surya Paloh Tawarkan Bantuan ke Jokowi Soal Virus Corona, Johny G Plate: Pasar Uang Turun

Risma Kaitkan Zona Merah Virus Corona Dengan PDIP, Roy Suryo: Covid-19 Pandemi Serius, Bu Cyantik!

Mahasiswa Bisa Daftar Jadi Relawan

Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 di Indonesia membuka pendaftaran relawan penanganan covid-19.

Hal ini merespons banyaknya masyarakat yang ingin ikut mendorong percepatan penanganan virus.

"Kami berdasarkan arahan dari kepala gugus tugas menyampaikan bahwa untuk semua relawan yang akan bergabung dapat bersama-sama untuk menyalurkan bantuannya maupun tenaganya," kata Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI) Andre Rahadian dalam konferensi pers di Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Minggu (22/3/2020).

Andre mengatakan, relawan yang paling banyak dibutuhkan adalah tenaga kesehatan.

Dalam hal ini, yang diperbolehkan mendaftar tidak hanya alumni perguruan tinggi dari rumpun ilmu kesehatan, tetapi juga mahasiswa tingkat akhir.

 Ini Sebab Ridwan Kamil Minta Pejabat Bekasi Tiru Kebijakan Anies Baswedan Tangani Virus Corona

"Kita juga mengundang bukan hanya Dokter, tapi juga mahasiswa tingkat akhir sesuai dengan instruksi dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bahwa ini bisa dianggap sebagai praktik kerja," ujar dia.

Mereka, kata Andre, dapat bergabung sebagai tenaga medis, tenaga administrasi, dan support di rumah sakit.

Selain itu, bantuan relawan juga dibutuhkan dalam hal dukungan logistik, serta penanganan golongan rentan ekonomi.

Meskipun diutamakan relawan dari kalangan tenaga kesehatan, Gugus Tugas juga membuka pendaftaran bagi mereka yang bukan tenaga medis.

Menurut Andre, pihaknya saat ini tengah mengoordinasikan proses pendaftaran relawan ini, yang nantinya bakal diumumkan di laman resmi BNPB dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19.

"Tujuan dari penanganan ini bersama relawan bisa direplika, difungsikan, bukan hanya di pusat tapi juga di semua provinsi dan kabupaten, sehingga semua penanganan ini bisa berjalan dengan cepat dengan bantuan relawan," katanya.

 Jumlah Pasien Dalam Pengawasan Virus Corona di Balikpapan Bertambah 2 Orang, Kini Jadi 20 Orang

Sementara itu, Pemerintah mengumumkan, total pasien yang telah dinyatakan positif covid-19 hingga Minggu (22/3/2020), sebanyak 514 orang.

"Sampai hari ini, pukul 12.00 WIB, ada penambahan 64 orang.

Sehingga total 514 orang," ujar juru bicara pemerintah untuk penanganan covid-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers, Minggu sore.

Dari jumlah itu, terdapat penambahan jumlah pasien sembuh, yakni sembilan orang.

Mereka telah dites Virus Corona sebanyak dua kali. Hasilnya negatif seluruhnya.

Dengan demikian, total pasien sembuh dan diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing, yakni sebanyak 29 orang.

Penambahan juga terjadi pada pasien meninggal dunia, yakni satu orang. "Jadi, total pasien meninggal dunia sebanyak 48 orang," ujar Achmad Yurianto.

(*)

IKUTI >> Update Virus Corona

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gejala Baru Virus Corona, Mendadak Tak Bisa Cium Bau, https://www.tribunnews.com/corona/2020/03/23/gejala-baru-virus-corona-mendadak-tak-bisa-cium-bau?page=all.


Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved