Berikut ini Doa Menyambut Bulan Syaban dan Amalan-amalan yang Dianjurkan Selama Bulan Syaban
Berikut ini Doa Menyambut Bulan Syaban dan Amalan-amalan yang Dianjurkan Selama Bulan Syaban
Bulan di dalamnya terdapat satu malam yang pada malam itu Allah akan mengampuni dosa semua umatnya, yaitu malam nisfu Sya`ban.
Ustaz Abdul Somad mengawali ceramah tentang keutamaan dan amalan Bulan Syaban, dengan kisah cucu angkat Nabi Muhammad SAW, Usamah bin Zaid.
Usamah bin Zain datang menemui Nabi Muhammad dan bertanya: Wahai Rasulullah saya tidak pernah melihat Engkau berpuasa di Bulan-Bulan lain sebanyak engkau berpuasa di Bulan Syaban. Ada apa gerangan?
Mendengar pertanyaan cucunya itu, Rasulullah menjawab Bulan ini (Syaban) merupakan Bulan semua amalan diangkat ke sisi Allah SWT.
Dan Rasulullah sangat senang saat amalnya diangkat Allah SWT sedang dalam keadaan berpuasa.
Setelah itu, Ustaz Abdul Somad mengatakan, saking seringnya Rasulullah berpuasa pada Bulan Syaban, Aisya tak bisa lagi membedakan apakah Rasulullah berpuasa pada hari itu atau tidak.
“Saya tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa dalam satu Bulan, kecuali Bulan Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat Nabi lebih banyak puasa dari Ramadhan selain di Bulan Sya'ban,” kata Ustaz Abdul Somad menerjemahkan hadis yang dibacanya.
Berdasarkan dua hadis tersebut, Ustaz Abdul Somad mengatakan bahwa puasa merupakan salah satu amalan yang paling sering dilakukan oleh Rasulullah SAW selama Bulan Syaban.
Selain berpuasa, amal lain yang bisa dilakukan adalah membaca Alquran, berzikir, serta amal harta seperti sedekah dan wakaf.
Dari 30 malam untuk beramal di Bulan Syaban, ada malam yang mendapat kekhususan, yaitu malam Nisfu Syaban.
Ustaz Abdul Somad mengatakan, hadis-hadis tentang keutamaan malam Nisfu Syaban yang selama ini digunakan, kebanyakan hadis-hadis dhaif (lemah).
Ustaz Abdul Somad membacakan salah satu hadis dhaif tentang keutamaan malam Nisfu Syaban yang mengisahkan bahwa Aisyah melihat Nabi Muhammad sujud lama sekali.
Usai shalat Aisya bertanya pada Rasul kenapa sujudnya lama sekali. Rasul balik bertanya apakah kamu tidak tahu malam ini adalah malam ampunan.
Hadis tersebut, kata Ustaz Abdul Somad, adalah hadis dhaif.
“Lalu, apakah hadis dhaif itu tidak boleh diamalkan, jawabannya bisa. Mengapa? Karena memenuhi lima syarat diantaranya untuk fadhail a’mal dan hadis tersebut berada di bawah naungan hadis shahih,” kata Ustaz Abdul Somad.