Virus Corona
Virus Corona Menular Lebih Ganas saat 7 Hari Pertama Setelah Gejala Muncul, Peneliti Ungkap Hal Ini
Virus Corona atau covid-19 lebih gampang menular saat 7 hari pertama setelah gejala muncul, peneliti ungkap hal ini.
TRIBUNKALTIM.CO - Virus Corona atau covid-19 lebih gampang menular saat 7 hari pertama setelah gejala muncul, peneliti ungkap hal ini.
Sebuh fakta baru tentang virus Corona atau covid-19 diungkap peneliti.
Penelitian dilakukan demi mengatasi penyebaran virus Corona yang kini menyebar di hampir seluruh dunia.
Satu di antaranya berusaha menjawab apa dan bagaimana pola virus Corona atau covid-19 bisa begitu mudah menginfeksi dari satu orang ke orang lain.
Terbaru, hasil sebuah penelitian di Hong Kong mengungkapkan pandemi virus Corona menular paling cepat saat minggu pertama gejala muncul.
• Cegah Virus Corona, Selain Tutup Sementara Bandara Pemkab Berau Juga Tutup Jalur Darat dan Laut
• Cegah Covid-19, Disnakertrans Penajam Paser Utara Minta Perusahaan Isolasi TKA Selama 14 Hari
• Lawan Virus Corona, Cuci Tangan Lebih Baik Daripada Pemakaian Hand Sanitizer, Ini Alasannya!
Hal ini disebabkan beban virus ini lebih tinggi pada periode ini.
Dikutip dari Kompas.com, berdasarkan makalah yang diterbitkan di jurnal medis The Lancet, para peneliti melakukan uji coba sampel air liur pada 23 pasien terinfeksi covid-19 di dua rumah sakit di Hong Kong.
Rata-rata pasien berusia 35 hingga 75 tahun. Hasilnya, beban virus berada pada situasi tertinggi saat tujuh hari pertama setelah gejala muncul lalu menurun secara bertahap, seperti dilansir dari South China Morning Post, Kamis (26/3/2020).
"Beban virus di minggu pertama membuat virus bertransmisi dari satu orang ke orang lain dengan mudah sebelum mereka dirawat di rumah sakit," ucap Kelvin To Kai-wang, profesor asosiasi klinis di Departemen Mikrobiologi, University of Hong Kong.
Sejauh ini, virus telah menginfeksi lebih dari 400.000 orang di seluruh dunia dan menyebabkan angka kematian sekitar 16.000 orang.
Virus ini diketahui lebih sering menyerang orang golongan tua dan bisa menetap dalam tubuh manusia selama hampir satu bulan.
Bahkan, dalam sebuah kasus, virus baru terdeteksi 25 hari setelah pasien menunjukkan gejala. To mengatakan ada kemungkinan pasien harus diisolasi untuk waktu yang lebih lama.
"Sepertiga dari pasien kami melepaskan virus setelah 20 hari atau lebih," ujarnya.
Masa isolasi dapat lebih lama
Di China, pasien diisolasi selama 14 hari setelah keluar dari rumah sakit dan 14 hari lagi di rumah mereka masing-masing.
Berbeda di Hong Kong, pasien yang telah keluar dari rumah sakit tidak diizinkan melakukan isolasi mandiri.
Mereka harus tetap dipantau oleh petugas medis untuk melihat progres penyembuhan mereka.
Lebih lanjut, To menjelaskan pelepasan virus yang lama tidak berarti pasien terinfeksi untuk waktu yang lama.
Karena tes yang mereka lakukan hanya mendeteksi keberadaan genom virus (asam nukleat virus), bukan virus yang hidup.
"Namun, jika dilihat dari kacamata kontrol infeksi, kami harus berasumsi bahwa setiap orang yang memiliki asam nukleat virus telah terinfeksi dan harus mengisolasi pasien lebih lama untuk mengurangi risiko," kata To.
Namun, To melanjutkan, ruang isolasi yang ada mungkin tidak cukup untuk menampung pasien dalam jumlah banyak.
Para peneliti menganjurkan akan lebih baik jika pasien mengumpulkam sampel air liur mereka daripada menunggu para tenaga medis melakukan usap tenggorokan dan hidung.
Sebab, usap tenggorokan dan hidung dapat menyebabkan pasien batuk dan bersin yang menghasilkan aerosol.
Hal ini dapat menyebabkan para tenaga medis berisiko terinfeksi virus Corona yang menyebabkan penyakit covid-19.
Berbagai cara dilakukan untuk melawan virus Corona atau covid-19.
Pertama-tama dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu dengan cara selalu menjaga kebersihan.
Salah satu cara yang diyakini dapat bekerja secara efektif mencegah penularan virus Corona adalah dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.
Bahkan, sabun disebut lebih efektif untuk digukanan daripada cairan pembersih tangan atau hand sanitizer, karena dapat menghilangkan bakteri dan virus yang ada di permukaan kulit.
Profesor kimia dari University of New South Wales, Sydney, Pall Thordarson menjelaskan dalam sebuah artikel di The Guardian (12/3/2020), mengapa sabun justru ampuh untuk menghentikan persebaran virus, saat belum ada satupun obat yang berhasil menyembuhkan infeksinya.
Menghancurkan virus di kulit
Virus merupakan partikel nano dengan bagian terlemah berupa lemak yang disebut lipid bilayer. Sementara sabun melarutkan membran lemak virus sehingga bisa menghancurkan virus atau mematikannya.
Secara lebih detail, virus sebenarnya terbentuk dari tiga komponen utama, yakni ribonucleic acid (RNA), protein, dan lipid (lemak).
Sel tubuh yang terinfeksi virus kemudian memproduksi ketiga komponen tersebut yang pada akhirnya akan membentuk virus yang baru.
Saat sel tubuh yang dihinggapi virus sudah mati, maka virus-virus ini akan menginfeksi sel lainnya hingga berakhir di saluran paru-paru.
Dari hasil penelitian, ketiga bahan yang membentuk virus itu tidak terikat secara kuat, sehingga tidak dibutuhkan bahan kimia keras untuk melepaskan mereka satu sama lain.
• Tak Ada Salat Idul Fitri Jika Sampai Lebaran Wabah Corona Belum Berakhir, Ini Fatwa Muhammadiyah
Air saja tak cukup
Mencuci tangan menggunakan air yang mengalir memang bisa saja dilakukan, namun air tidak cukup untuk menghilangkann virus yang menempel.
Air tidak cukup kuat untuk memisahkan virus yang lengket dengan permukaan kulit.
Lain halnya dengan air sabun. Sabun mengandung sejenis lemak yang disebut sebagai amphiphiles.
Amphiphiles ini secara struktur sangat mirip dengan lemak yang ada di membran virus. Sehingga molekul-molekul sabun dapat 'bertarung' dengan lemak yang ada di membran virus.
Inilah cara yang kurang lebih sama, ketika sabun bekerja menghapus kotoran dari kulit.
Sabun tidak hanya melepaskan virus yang melekat dengan kulit, namun juga memisahkan ketiga komponen pembentuk virus, yakni protein, RNA, dan lemak yang menyatu.
• Angka Kematian Pasien Positif virus Corona Terus Bertambah, Terbanyak Ada DKI Jakarta, Ini Faktanya
Disinfektan
Produk disinfektan yang hampir semuanya berbasis alkohol mengandung larutan etanol tinggi, antara 60-80 persen. Kandungan tersebut membunuh virus dengan cara yang sama dengan sabun.
Akan tetapi, sabun lebih baik untuk digunakan membunuh virus. Ini karena cara kerjanya yang lebih efektif.
Bayangkan, dengan sedikit air sabun yang dibasuhkan di permukaan kulit, cukup dengan menggosokkannya perlahan cairan tersebut sudah bisa menjangkau seluruh permukaan kulit Anda.
• Bukan Persija, PSSI Beri Apresiasi Soal Antisipasi virus Corona untuk Klub Ini, Termasuk Persib
Hand sanitizer
Sementara jika mengguakan disinfektan atau hand sanitizer cairan pembersih itu tidak bisa dengan mudah menjangkau seluruh sela-sela bagian kulit, meskipun sudah digosok-gosok sekalipun.
Jadi, bagaimana pun mencuci tangan atau kulit dengan sabun dan air mengalir jauh lebih baik untuk menghilangkann virus di permukaan kulit.
Kecuali, dalam keadaan sulit yang tidak memungkinkan penggunaan sabun, cairan hand sanitizer atau disinfektan bisa saja digunakan untuk alasan kepraktisan.
Berikut tentang virus Corona, dilansir Tribunnews dari Healthline.com:
Corona merupakan sebuah virus yang menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan.
“Virus ini tampak berbentuk mahkota ketika dilihat di bawah mikroskop elektron,”kata Bhanu Sud, MD, seorang spesialis penyakit menular di St. Jude Medical Center di Placentia, California.
Infeksi dapat menyebar dengan mudah melalui berbagai hal.
Secara umum orang dapat terinfeksi dari orang lain, melalui:
- Udara dengan batuk dan bersin.
- Kontak pribadi, seperti menyentuh atau berjabat tangan.
- Menyentuh benda atau permukaan dengan virus di atasnya.
Lalu menyentuh mulut, hidung, atau mata sebelum mencuci tangan
Berikut gejala umum terkena virus Corona, dilansir Tribunnews dari Medicalnewstoday.com:
- Bersin
- Pilek
- Kelelahan
- Batuk
- Sakit tenggorokan

• 5 TERPOPULER: PNS Bogor Positif Corona Meninggal, dr Tirta Desak Anies Baswedan, Bonek Bantu Risma
• Bukan Lockdown, Risma Lakukan Ini di Surabaya, hingga Bonek Bantu Cegah virus Corona
Jenis:
Berbagai jenis virus korona manusiaabervariasi, tergantung tingkat keparahan penyakit.
Jenis yang umum termasuk:
- 229E
- NL63
- OC43
- HKU1
Untuk membantu mencegah infeksi virus Corona, lakukan hal yang sama, ketika Anda lakukan untuk menghindari flu biasa.
IKUTI >> Update virus Corona
(*)