Ramadhan
Jangan Lupa Ganti Utang Puasa Ramadhan Tahun Lalu Karena Telah Memasuki Bulan Syaban, Ini Niatnya
Jangan Lupa Ganti Utang Puasa Ramadhan Tahun Lalu Karena Telah Memasuki Bulan Syaban, Ini Niatnya
TRIBUNKALTIM.CO - Jangan lupa ganti utang puasa Ramadhan tahun lalu karena telah memasuki Bulan Syaban, Ini Niatnya
Menurut kalender 1441 Hijriyah, Bulan Syaban mulai tanggal 26 Maret 2020.
Memasuki Bulan Syaban, hal yang pertama diingat umat Muslim selain amalan dan bacaan doa menyambut Syaban, adalah utang puasa di Bulan Ramadhan tahun lalu.
Ini karena Bulan Syaban jadi batas waktu mengganti utang puasa, mengingat setelah Bulan Syaban datanglah Bulan Ramadhan.
Jangan sampai belum mengganti utang puasa Ramadhan tahun lalu, sementara Bulan Ramadhan berikutnya sudah datang.
Namun, ada perbedaan pendapat di kalangan ulama terkait batas waktu mengganti puasa Ramadhan.
• Berikut ini Tata Cara, Niat, Doa dan Keutamaan Sholat Sunnah Nisfu Syaban, Rabu 8 April 2020
• Berikut ini Amalan-amalan yang Baik Dilakukan saat Bulan Syaban, Selain Berpuasa
Ada sebagian ulama yang menyatakan, tidak boleh berpuasa setelah Nisfu Syaban atau sesudah pertengahan Bulan Syaban.
Sementara ada ulama yang memperbolehkan puasa pada pertengahan Bulan Syaban.
Namun, apapun itu, akan lebih baik bila segera mengganti puasa Ramadhan tahun lalu agar tenang menghadapi puasa Ramadhan 2020.
Dasar hukum mengganti puasa Ramadhan terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 184.
Tata Cara Mengganti Puasa Ramadhan
Tata cara membayar utang puasa Ramadhan dengan berpuasa di hari lain, tidaklah berbeda seperti puasa pada umumnya.
Dilaksanakan mulai sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.
Begitu juga dalam pembatalan dan syarat rukunnya.
• 1 Syaban Tepat Jatuh Hari ini Tanggal 26 Maret 2020, Berikut 3 Peristiwa Penting Dalam Bulan Syaban
Melansir Tribunnews berjudul "Niat Ganti Puasa Ramadhan, Lengkap Beserta Doa Buka Puasanya" dari nu.or.id, mereka yang mengganti puasa Ramadhan juga wajib memasang niat puasa qadha-nya pada malam hari, setidaknya menurut Mazhab Syafi’i.
Demikian diterangkan oleh Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam Hasyiyatul Iqna’-nya sebagai berikut.
ويشترط لفرض الصوم من رمضان أو غيره كقضاء أو نذر التبييت وهو إيقاع النية ليلا لقوله صلى الله عليه وسلم: من لم يبيت النية قبل الفجر فلا صيام له. ولا بد من التبييت لكل يوم لظاهر الخبر.
Artinya: Disyaratkan memasang niat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qadha, atau puasa nadzar. Syarat ini berdasar pada hadits Rasulullah SAW, ‘Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.’ Karenanya, tidak ada jalan lain kecuali berniat puasa setiap hari berdasar pada redaksi zahir hadits,” (Lihat Syekh Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Iqna’, [Darul Fikr, Beirut: 2007 M/1428 H], juz II).
Bacaan Niat Qadha atau Ganti Puasa Ramadhan
Berikut bacaan niat qadha puasa Ramadhan, lengkap dengan lafal latin dan arti:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.
Sementara itu, berikut doa buka puasa sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari konsultasisyariah.com:
ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ
Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu wa Tsabata-l Ajru, Insyaa Allah
Artinya: Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, insya Allah.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id