Bikin Heboh Pria Tergeletak di Jalanan Kota Bandung, Takut Covid-19 Orang Lewat tak Berani Tolong
Bikin heboh! Seorang pria tergeletak di jalanan Kota Bandung, takut covid-19 orang lewat tak berani tolong.
TRIBUNKALTIM.CO - Bikin heboh! Seorang pria tergeletak di jalanan Kota Bandung, takut covid-19 orang lewat tak berani tolong.
Kejadian menghebohkan terjadi di Jalan Jakarta, Kota Bandung, Selasa (31/3/2020) siang.
Seorang pria ditemukan tergeletak tak sadarkan diri di jelanan.
Namun, tak ada orang yang berani menoling karena takut virus Corona atau covid-19 hingga akhirnya ambulans datang.
Dari informasi yang dihimpun Tribunjabar.id, pria yang belum diketahui identitasnya tersebut sudah tergeletak sejak pukul 11.43 WIB.
Meski terdapat beberapa orang di lokasi, belum satu orang pun yang berani menolong atau pun mendekati dari jarak sangat dekat.
• Viral Video Anak Dijemput Ambulans karena Positif Corona, Ruben Onsu Nangis Dengar Kalimat Ini
• Kasus Virus Corona di Surabaya 13 Orang Sembuh, hingga Cara Risma Terapkan PSBB di Surabaya
• Lawan Covid-19, DPRD Kaltara Sedia Bilik Sterilisasi, Norhayati Andris: Upaya Tangkal Virus Corona
• Via Vallen Tawarkan Endorse Gratis untuk Online Shop Terdampak Corona, Wajib Penuhi 7 Syarat Ini!
Pria tergeletak itu ditutup kain berwarna merah. Belum bisa dipastikan siapa yang menyelimutinya.
"Hingga jam 12.30 (WIB), masih sampai sekarang belum ada yang bantu," ujar Kepala Polsek Batununggal, Iptu Maksum saat dikonfirmasi Tribun, di Kota Bandung, Selasa (31/3/2020).
Menurutnya, para petugas yang berada di lokasi belum dapat memastikan secara pasti kondisi pria yang belum diketahui identitas tersebut masih bernafas atau telah meninggal dunia.
Dalam video viral yang beredar di media sosial, ada orang dalam video tersebut yang menyebut orang yang tergeletak di Jalan Jakarta itu sudah meninggal dunia.
Banyak polisi yang berda di lokasi tersebut, dan membantu mengatur lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan.

Dilarikan ke RSHS
Seorang pria ditemukan tergeletak di Jalan Jakarta, Kota Bandung hingga kini identitasnya masih belum diketahui.
Dari informasi yang dihimpun Tribunjabar.id, tim medis yang datang membawa ke Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS), Kota Bandung.
Apakah pria ditemukan tergeletak di Jalan Jakarta Kota Bandung itu terpapar virus Corona covid-19, sehingga tak ada wargayang segera menolong saat terjatuh?
Kepala Humas RSHS, Reny Meisuburriyani belum dapat mengkonfirmasi secara resmi perihal informasi bahwa pasien tersebut dibawa ke rumah sakit.
Karena belum mendapatkan informasi, Reny pun belum bisa menyampaikan banyak hal, termasuk dugaan mengapa warga tak berani cepat menolong.
"Saya belum terinfokan (soal ada pasien yang ditemukan tergeletak di jalan)," ujar Reny saat dikonfirmasi Tribun, di Kota Bandung, Selasa (31/3/2020).
Sementara itu, pria tersebut sudah tergeletak sejak pukul 11.43 WIB berada dekat sebuah restoran makanan cepat saji.
Meski terdapat beberapa orang di lokasi, saat itu tak satu orang pun yang berani menolong atau menghampiri dengan jarak sangat dekat. Kondisinya telah diselimuti serupa kain berwarna merah. Namun hingga kini belum diketahui pasti yang menyelimutinya.
Bahkan saat di lokasi warga, polisi, hingga tim medis puskesmas tidak berani mendekat atau menolong. Pasalnya, was-was berkaitan dengan dugaan pasien terpapar virus Corona. Padahal belum bisa dipastikan faktanya.
Penyebaran virus Corona yang saat in terjadi di Indoensia diprediksi bakal mereda di bulan April .
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Memasuki bulan April 2020, ada harapan badai virus Corona atau covid-19 berpotensi mereda. Mengapa? Mari kita dengar penjelasan Menteri Luhut Binsar Pandjaitan.
Seperti yang telah diketahui virus covid-19 telah ditetapkan oleh WHO sebagai pandemi global.
Di Indonesia sendiri, virus tersebut juga telah ditetapkan menjadi bencana dengan skala nasional.
Melihat pertambahan kasus positif covid-19 yang kian meningkat hari ke hari, menjadikan pemerintah terus memberikan imbauan untuk agar terus waspada akan wabah ini.
Kasus yang terjadi sejak pasien pertama dikonfirmasi terinfeksi tepat pada 2 Maret 2020 lalu.
Sudah hampir sebulan Indonesia diterpa wabah ini dan ternyata ada kabar melegakan bahwa Coronavirus akan mereda di bulan April 2020 ini.
Hal itu sesuai dengan pernyataan dari Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Menurut penuturan dari Luhut, ia menyebut virus Corona akan melemah pada bulan April.
Pernyataan itu memiliki alasan yakni di Indonesia akan memasuki musim panas.
Sementara virus Corona tidak bertahan lama dengan panasnya sinar matahari.
Luhut pun menjelaskan di kanal YouTube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI dengan topik 'Menko Luhut Menjawab: Mudik 2020' pada Selasa (31/3/2020).
• Terungkap Darurat Sipil Bisa Berbahaya Jika Diterapkan Presiden Jokowi, Begini Penjelasan Pakar
• Beredar di WhatsApp Video Budi Karya Sumadi, Kondisi Menhub Membaik: Semangat, Lawan covid-19!
Sebelum menjawab, terdapat beberapa pertanyaan yang ditujukan untuk sang politisi tersebut, seperti.
"Kapan Perpres dan Inpres soal mudik akan dikeluarkan dan akan seperti apa aturan main yang akan diterapkan?,".
Luhut pun menjawab bahwasanya topik mudik akan dibahas di rapat terakhir dan nanti akan dilaporkan ke Presiden.
Ia menyampaikan terdapat beberapa poin yang perlu dipikirkan soal mudik di tengah wabah ini.
"Yang kesatu masalah ekonomi, masalah kedua kan penularan.
Penularan ini itu sangat kental dengan kalau kita tidak melakukan social distancing atau jaga jarak itu dengan baik," terang Luhut.
Tak berhenti di situ, Luhut juga menjelaskan dan berpacu pada hasil penelitian bahwa wabah covid-19 akan mereda di bulan April.
"Yang ketiga, sebenarnya Indonesia itu diuntungkan dari hasil penelitian, dengan temperatur yang tinggi April mulai masuk ini,
Terus kemudian humidity (kelembaban udara) yang tinggi itu membuat virus covid-19 sebenarnya relatif lebih lemah daripada di tempat lain,” jelas Luhut.
Namun, perlu diingat meredam Coronavirus harus didukung dengan bisa mematuhi kebijakan pemerintah yang telah digaungkan.
"Tapi kalau social distancing itu tidak juga ketat,
Terlalu banyak juga masih berkumpul ramai-ramai,
Ya nggak berlaku tadi mengenai keuntungan kita dari panas dan humidity yang tinggi tadi,” lanjutnya.
Luhut Pandjaitan (YouTube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI)
Sehingga, menurut Luhut dengan meminimalisir adanya kasus infeksi di Tanah Air membuat pemerintah mengambil kebijakan karantina suatu wilayah bukan istilah lockdown.
Karena penetapan lockdown sendiri harus dipertimbangkan secara matang agar tak gagal dalam memutuskan.
"Nah ini yang harus dicari keseimbangannya, tapi kira-kira nanti terminologinya dicari juga,
Kita tidak kenal lockdown, kita kenalnya dikarantina, undang-undang nih ya, jadi jangan kita pakai lagi istilah lockdown itu,
Lockdown itu nggak semua tempat berhasil, hanya China yang relatif berhasil, di Korea, Italia juga tidak, sama Jerman,
Setiap negara itu mencari modelnya masing-masing yang cocok dengan dia,
Jadi kita jangan terus buru-buru menjudge atau memberikan komentar yang tidak pas," tegas Luhut.
Instagram/@luhut.pandjaitan
Pertanyaan lanjutan yang dijawab oleh Luhut yaitu 'Bagaimana kebijakan pemerintah terkait pencegahan mudik dengan kendaraan pribadi maupun moda transportasi yang masih memberangkatkan pemudik?'.
Luhut menjelaskan bahwa memang perlunya kesadaran dari seseorang di tengah wabah covid-19 ini.
Karena semua itu demi kebaikan dan kesehatan sesama yang ada di sekitar kita.
"Kita memberikan imbauan paling jelas,
Karena begini kalau kamu sekarang pakai mudik ramai-ramai, secara tanpa sadar sudah membuat kemungkinan orang lain meninggal karena perilakumu atau kamu sendiri,
Itu tergantung kita," ungkap Luhut.
Bahkan ia melanjutkan pernyataannya apabila tak menyadari perilakunya, maka akan berakibat merugikan orang lain.
"Kalau tidak ada kesadaran itu, langsung tidak langsung sudah membantu jumlah orang meninggal itu bertambah, jumlah orang susah itu tambah,
Jadi, ini yang perlu kita sadar," tambahnya.
Ia pun menutup jawabannya dengan penuturan semua wilayah sedang berada di kondisi yang memprihatinkan.
"Jangan cepat berkomentar yang tambah membuat keadaan sulit,
Kan seluruh dunia ngalamin ini bukan hanya Indonesia saja dan semua juga mengalami dengan tekanan-tekanan luar biasa," pungkas Luhut.
Dalam tayangan video YouTube tersebut juga menunjukkan perhatian pemerintah kepada rakyatnya.
Karena menurut Luhut rakyat itu jangan sampai jadi korban yang terlalu parah dengan adanya wabah ini.
Beberapa pengawasan dan tetap memberikan ketersediaan pangan pun juga dijelaskan dalam video tersebut.
• Bukan Luhut Atau Mahfud MD, 3 Menteri Ini Jadi Sosok Vital Jika Opsi Darurat Sipil covid-19 Dipilih
• Berstatus Dokter, Pasien PDP virus Corona Sulit Dapat Bantuan di Ruang Isolasi, Akhirnya Meninggal
Karena sejatinya mematuhi aturan pemerintah untuk menghabiskan aktivitas di rumah saja itu merupakan pilihan yang tepat.
Hal itu di luar memiliki kepentingan yang sangat mendesak.
Sampai nanti hasilnya pun bisa meredam penyebaran covid-19 lebih luas dan bisa diminimalisir dengan baik.
IKUTI >> Update virus Corona
(*)