Virus Corona di Bontang
Kesaksian Mantan Pasien Virus Corona di Bontang Soal Petugas Rumah Sakit Ini Bikin Haru
Kesaksian mantan pasien Virus Corona di Bontang soal petugas rumah sakit Taman Husada yang bikin haru
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG -Kesaksian mantan pasien Virus Corona di Bontang soal petugas rumah sakit Taman Husada yang bikin haru
Selain perawat dan dokter kepada siapa lagi pasien Virus Corona atau covid-19 bertukar sapa. Mereka jadi teman setia bagi pasien Bontang yang menjalani perawatan inap atau isolasi di RSUD Taman Husada Bontang.
Seperti pengakuan Antoni Lamini, mantan pasien covid-19 yang dinyatakan negatif. Ia tak bisa menyembunyikan empatinya kepada petugas rumah sakit.
Setiap hari mereka menangani pasien terindikasi covid-19 mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) bak astronot. Mereka mondar-mandir ke 12 ruangan yang berada di lantai 4 rumah sakit, tempat pasien covid-19 Bontang diisolasi.
"Saya secara pribadi kasihan kepada teman-teman dokter yang harus dibungkus sedemikian rupa untuk merawat kami. Bernafas saja susah," tuturnya.
Sementara bagi pasien, mereka bisa melakukan kegiatan apa saja di dalam kamar. Mulai dari olah raga hingga beribadah. Sementara bisa dibayangkan, para petugas medis harus mengenakan baju astronot minimal 5 jam.
Baca Juga
Gong Oh Kyun Pelatih Timnas U19 Indonesia Positif Virus Corona, Shin Tae Yong Mudik Jumat Malam
Pemkab Kubar Siapkan 3 Lokasi Isolasi Corona, Bupati: Bagi ODP yang Bandel akan Dikarantina
168 Penumpang Pesawat Citilink Rute Jakarta ke Daerah Ini Wajib Lapor ke Gugus Tugas Virus Corona
Mereka bertugas mengasup gizi dan obat lewat makanan maupun suntikan kepada pasien. Melakukan pengecekan berkala, hingga hal remeh yang dianggap dirinya menyenangkan, ngobrol dengan pasien.
"Anda bisa bayangkan teman-teman dokter pakai baju astronot. Lima jam tak boleh ganti pakaian, makan minum dibatasin," bebernya
"Sekali lagi saya dan keluarga mendoakan kepada tim medis yang sudah merawat saya, dalam sholat dan doa saya semoga mendapat pahala berlimpah dari Allah SWT," tambahnya.
Namun demikian dengan Arniwati (24) yang mengaku salut dengan profesi yang dilakoni para dokter dan medis. Mereka benar-benar berdiri di garda paling depan dalam ancaman wabah pandemi covid-19.
Hal itu bukan pepesan kosong. Ia saksikan dengan mata kepalanya sendiri. Bagaimana perjuangan mereka mengurus pasien terekam jelas di dalam kepala perempuan berhijab ini.