Virus Corona
Hasil Penelitian, Ini Cara Puasa Ramadhan Menangkal Virus Corona, Picu Produksi Sel Darah Putih
Hasil penelitian, ini cara puasa Ramadhan menangkal Virus Corona, picu produksi sel darah putih
TRIBUNKALTIM.CO - Hasil penelitian, ini cara puasa Ramadhan menangkal Virus Corona, picu produksi sel darah putih.
Sesaat lagi umat Islam di seluruh dunia akan memasuki Bulan Ramadhan.
Berbeda dengan Ramadhan sebelumnya, kali ini umat Islam akan menjalani ibadah puasa di tengah pandemi Virus Corona atau covid-19.
Namun, jangan berkecil hati, menurut para ilmuwan, justru puasa punya khasiat akan membantu menangkal infeksi Virus Corona.
Kurang dari 30 hari, kita akan menunaikan ibadan puasa Ramadhan.
Puasa tahun ini bisa dikatakan berbeda karena dunia sedang menghadapi pandemi Virus Corona.
• Telegram Terbaru Kapolri Idham Azis, Minta Polisi Tindak 3 Kelompok Ini Saat Wabah Virus Corona
• Data Virus Corona yang Disampaikan Achmad Yurianto Salah, Gugus Tugas covid-19 Kaltim Bereaksi
Puasa merupakan tindakan sukarela dengan berpantang dari makanan, minuman, juga hawa nafsu.
Puasa umumnya dilakukan sebagai salah satu kewajiban bagi umat muslim.
Selama kurang dari 30 hari, kita akan didatangkan oleh bulan Ramadhan sehingga umat muslim wajib menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh.
Meski menahan rasa lapar dan haus, banyak pendapat yang menyebut, bahwa puasa memberikan pengaruh baik bagi tubuh manusia.
Salah satunya meningkatkan daya tahan tubuh atau sistem imun.
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di University of Southern California, puasa selama tiga hari dapat memiliki peningkatan yang signifikan dalam kesehatan, khususnya daya tahan tubuh.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti menemukan bahwa rasa lapar memicu sel-sel induk dalam tubuh memproduksi sel darah putih baru yang melawan infeksi.
Para peneliti menyebut puasa sebagai "pembalik sakelar regeneratif" yang mendorong sel induk menciptakan sel darah putih baru. Penciptaan sel darah putih baru inilah yang mendasari regenerasi seluruh sistem kekebalan tubuh.
"Ini memberi tanda 'OK' bagi sel induk untuk terus maju dan berkembang biak membangun kembali seluruh sistem," ungkap Profesor Valter Longo dikutip dari telegraph.co.uk, Kamis (05/06/2014).
"Kabar baiknya adalah tubuh menyingkirkan bagian-bagian dari sistem yang mungkin rusak, tua, atau tidak efisien selama puasa," katanya.
Melihat kondisi dunia saat ini yang tengah dilanda pandemi global covid-19, memungkinkan para umat muslim untuk menjalankan ibadah puasa dengan menahan lapar dan haus selama 12 jam sekaligus mencegah infeksi Virus Corona (covid-19).
Jika dikaitkan dengan hasil penelitian Profesor Valter Longo yang menyebutkan bahwa berpuasa dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Maka dengan berpuasa bisa dijadikan sebagai benteng perlindungan diri terhadap infeksi Virus Corona (covid-19).
Lebih lanjut, pada penelitian tersebut juga dikatakan bahwa dengan menjalankan puasa yang berkelanjutan, memaksa tubuh menggunakan cadangan glukosa dan lemak.
• Waktunya Dapatkan Token Listrik Gratis di www.pln.co.id Atau Via WhatsApp, Tata Caranya Sangat Mudah
• Jangan Coba-coba Hina Jokowi Soal Virus Corona, Idham Azis akan Tegas, Gegara Said Didu dan Luhut?
Akibatnya dapat merusak sel darah putih lama.
Namun, hal ini membuat tubuh menginduksi perubahan yang memicu regenerasi sel induk untuk membuat sel sistem kekebalan tubuh baru.
Tak hanya itu, para peneliti juga menemukan, bahwa puasa berkepanjangan dapat mengurangi enzim PKA.
Enzim ini terkait erat dengan penuaan dan hormon yang meningkatkan risiko kanker dan tumor.
"Kami tidak bisa memprediksi bahwa puasa berkepanjangan akan memiliki efek luar biasa dalam mempromosikan regenerasi sistem hematopoietik ( pembentukan sel darah) berbasis sel induk," ujar Profesor Longo.
"Ketika Anda kelaparan, sistem mencoba untuk menghemat energi.
Dan salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menghemat energi adalah dengan mendaur ulang banyak sel kekebalan yang tidak diperlukan.
Terutama yang mungkin rusak," imbuhnya.
Bahkan, terdapat penelitian lain tahun 2017 yang dilakukan oleh para peneliti gabungan dari Israel, Italia, dan Maroko, yang terbit dalam Journal Frontiers in Immunology.
Namun, pada penelitian tersebut menyatakan bahwa puasa Ramadhan hanya sedikit mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Artinya, memang benar daya tahan tubuh terpengaruh puasa namun tidak sesignifikan yang disebut sebelumnya.
Agar tubuh menjadi kuat saat puasa, terlebih di tengah pandemi global covid-19, dalam hal ini World Health Organization (WHO) - Eropa telah menerbitkan panduan tentang cara makan sehat di tengah wabah covid-19.
Pada panduan tersebut juga berisi informasi berharga tentang nutrisi untuk membantu menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat.
• Kabar Gembira di Balikpapan, ODP di Pandemi Virus Corona Berkurang, Positif Covid-19 Tidak Bertambah
Berdasarkan panduan yang dikeluarkan oleh WHO - Eropa, berikut daftar makanan dengan nilai gizi tinggi yang umumnya terjangkau, dapat diakses, dan memiliki umur simpan lebih lama.
- Buah dan sayuran segar tahan lama
- Buah dan sayuran beku
- Biji-bijian utuh dan akar bertepung
- Buah-buahan kering, kacang-kacangan dan biji-bijian
- Telur
- Ikan kaleng
- Susu rendah lemak
IKUTI >> Update Virus Corona
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sebentar Lagi Ramadan, Penelitian: Puasa Mampu Tingkatkan Imunitas untuk Lawan covid-19, https://www.tribunnews.com/kesehatan/2020/04/06/sebentar-lagi-ramadan-penelitian-puasa-mampu-tingkatkan-imunitas-untuk-lawan-covid-19?page=all.