Virus Corona
Serang Aparat dan Langgar Aturan Lockdown di Tengah Virus Corona Pria di Filipina Ditembak Mati
Serang aparat dan langgar aturan lockdown di tengah virus Corona pria di Filipina ditembak mati
Penguncian ini memaksa warga agar lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.
Warga hanya boleh keluar untuk tujuan yang penting yakni ke toko kebutuhan atau apotek.
Menurut catatan Worldometers pada Senin (6/4/2020), Filipina sudah mengantongi 3.660 kasus Covid-19.
Sebanyak 163 orang meninggal dunia.
Sedangkan 73 pasien berhasil pulih dari virus mematikan ini.
"Tanpa pembatasan, ini tidak akan berakhir," kata Duterte.
"Jadi, jika kamu tidak mau mengikuti, maka aku akan menghabisimu untuk melindungi nyawa orang tak bersalah yang tidak ingin mati."
• Peneliti Ungkap 3 Kabar Baik dari Virus Corona yang Bisa Buat Sedikit Lega, Vaksin Tak Serumit Flu
Duterte Dianggap Batasi Kebebasan Pendapat
Amnesty International menyesalkan bahwa seorang penguasa seperti Duterte menggunakan pandemi corona untuk melumpuhkan kritik dan perbedaan pendapat.
"Ini adalah krisis kesehatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi Presiden Duterte fokus menyerang kebebasan berbicara dan berkumpul," kata Butch Olano, direktur Amnesty International di Filipina.
"Dia meremehkan permintaan negara untuk layanan yang lebih baik ketika prioritasnya adalah untuk memenuhi kewajiban pemerintah untuk menyediakan layanan kesehatan dan bantuan vital bagi semua orang tanpa diskriminasi," tambahnya.
Sebelumnya, pemerintah Filipina sudah mulai mendistribusikan bantuan tunai kepada keluarga miskin dan pekerja yang terkena dampak penguncian.
Paket stimulus ini totalnya adalah 200 miliar peso ( 4 miliar Dolar) sekitar Rp 66 Triliun.
Namun banyak keluhan berdatangan terkait bantuan ini, seperti paket makanan yang terlambat.
Seperti pada Rabu silam, sebuah kerusuhan terjadi di pinggiran Manila.