Virus Corona
Jakarta Terapkan PSBB Mulai 10 April, Anies Baswedan Jadi Ketua Badan Koordinasi Wilayah Jabodetabek
Jakarta akan mulai menerapkan PSBB mulai Jumat 10 April 2020, Gubernur DKI Anies Baswedan dipilih menjadi Ketua Badan Koordinasi Antar Wilayah
Namun, Gubernur 50 tahun ini menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi khususnya sudah melakukan rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) terkait penanganan covid-19.
"Kalau kebetulan antar provinsi sebetulnya rapat dengan Bapak Presiden sudah beberapa kali diselenggarakan, jadi ratas (rapat terbatas) dipimpin dengan Bapak Presiden sendiri terkait dengan covid-19 di mana para Gubernur itu juga terlibat," kata Anies Baswedan.
Selain dengan Presiden, rapat juga dilakukan bersama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ).
"Ada koordinasi di situ, dan BNPB juga memainkan peran yang cukup besar di dalam melakukan koordinasi, kita merasakan sekali, dan kerjanya amat dekat dengan BNPB," sambungnya.
Selanjutnya, dirinya membenarkan ada badan koordinasi antar wilayah di Jabodetabek dengan dirinya sebagai ketua.
"Karena mungkin ini kebanyakan antar provinsi kemudian kita di Jakarta ini berurusan dengan Kota, Kabupaten tetangga, jadi kita ada badan koordinasi, kebetulan saya ketuanya, jadi kita kumpul dan kita koordinasikan sama-sama untuk mengantisipasi PSBB," pungkasnya.
Lihat videonya mulai menit ke-8:28:
Dedie A Rachim Ungkap Pemda Harus Bekerja Sendiri
Wakil Walikota Bogor, Dedie A Rachim menilai seharusnya Pemerintah berkonsentrasi dengan penanganan Virus Corona di Jabodatebek.
Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Najwa Shihab pada Rabu (8/4/2020), mulanya Dedie A Rachim mengatakan Pemerintah Daerah (Pemda) sudah melakukan apa saja yang harus dipersiapkan terkait Virus Corona.
"Untuk masalah teknis permasalahan seperti ini bagaimana kemudian semua daerah harus menyiapkan diri."
"Kemudian semua daerah harus melakukan langkah-langkah seperti apa ini belum dilakukan," ujar Dedie.
Namun, menurutnya yang menjadi permasalahan di daerahnya adalah keterbatasan fasilitas kesehatan.
"Ya inilah yang menakutkan begini, kapasitas rumah sakit di Bogor ada 22 yang memiliki ruang kompresi negatif untuk isolasi kan hanya ada tiga rumah sakit, salah satunya terbesar RSUD."