Virus Corona
Pengakuan Pemuda di Labuan Bajo Berlumuran Darah Dianiaya Polisi, Anak Buah Idham Azis Arogan
pemuda di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur ( NTT ), berlumuran darah dianiaya polisi, anak buah Idham Azis dituding bertindak arogan
TRIBUNKALTIM.CO - Pengakuan pemuda di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur ( NTT ), berlumuran darah dianiaya polisi, anak buah Idham Azis dituding bertindak arogan.
Anak buah Idham Azis kembali berulah dan mencoreng identitas polisi.
Setelah aksi tak terpuji polisi di Medan yang meludahi pengendara mobil, kini tindakan arogan anak buah Idham Azis terjadi di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur ( NTT ).
Kasis di Labuan Bajo ini masih berhubungan dengan penertiban selama masa pandemi Virus Corona.
Padahal, Kapolri Jenderal Idham Azis sudah mengingatkan anak buahnya untuk tidak bertindak arogan dalam bertugas.
Malahan Idham Azis meminta anak buahnya di lapangan wajib mengedepankan cara persuasif dalam membubarkan kerumunan.
• Tak Main-main, Kapolri Idham Azis dan Panglima TNI Hadi Tjahjanto Tegas Soal Jenazah Virus Corona
• Akhirnya Anak Buah Idham Azis Pilih Ikut Aturan Luhut Ketimbang Anies Baswedan Soal PSBB di Jakarta
• Ternyata Cara Persuasif Anak Buah Idham Azis saat PSBB di Jakarta Cuma Sampai Minggu, Selebihnya?
Melansir Kompas.com, sekelompok pemuda di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur ( NTT ) mengaku dianiaya polisi pada Sabtu (11/4/2020) malam.
Pengakuan pemuda itu terekam dalam video yang viral di media sosial dan aplikasi pesan instan, yang dianiaya anggota Polres Manggarai Barat (Mabar).
Dalam video itu, salah satu pemuda bernama Edo Mense mengaku dipukul anggota Polres Mabar karena tak mematuhi larangan berkumpul untuk mencegah penyebaran Virus Corona atau covid-19.
Edo menyebut, tiga temannya mengalami luka di kepala dan wajah.
Peristiwa itu, kata Edo, terjadi di salah satu tempat kuliner di Kota Labuan Bajo.
Saat itu, Edo menghampiri delapan temannya yang baru saja pulang dari Bali.
Teman-temannya itu tak mendapatkan tempat menginap di Labuan Bajo.
Mereka juga ditolak keluarga yang ada di Labuan Bajo.
Saat berkumpul, sejumlah polisi datang dan meminta mereka bubar.
• Perkara Sepele Libatkan Tukang Ojek, Bentrok TNI & Polri Pecah di Papua, Polisi Tarik Senjata
Menurut Edo, oknum polisi memaki mereka.
Edo pun menegur polisi tersebut.
"Saat satu anggota polisi maki kami, saya bilang, jadi polisi itu punya etika," kata Edo dalam video yang berdurasi 5 menit 10 detik yang diperoleh Kompas.com, Senin (13/4/2020).
Edo mengaku telah menjelaskan alasan berkumpul kepada polisi. Mereka kesulitan mencari tempat penginapan.
Perdebatan panjang antara polisi dan pemuda itu pun terjadi. "Sambil debat, seorang polisi tiba-tiba dorong saya. Konflik pun terjadi. Kami pun diintimidasi.
Setelah itu, kami dibawa ke Polres Mabar.
Di sana juga kami dipukul," kata Edo dengan wajah yang masih berlumuran darah.
Tiba di Polres Mabar, Edo dan kawan-kawannya meminta jalan keluar karena tak mendapatkan penginapan.
Mereka menunggu keputusan polisi selama dua jam. Delapan kawan-kawan Edo pun menyatakan siap dikarantina sesuai aturan yang ditetapkan terhadap pendatang dari wilayah terjangkit Virus Corona baru atau covid-19.
Polisi pun memutuskan membawa mereka ke tempat karantina yang disediakan pemerintah daerah.
Tapi, kata Edo, tak ada persiapan di lokasi karantina.
Saat itu, hanya satu petugas yang berjaga.
Polisi, kata dia, mengembalikan pemuda itu ke lokasi pertama mereka berkumpul.
"Kami sudah dilukai sampai berdarah-darah. Tetapi, tidak ada jalan keluar.
Kami malah dikembalikan ke tempat semula," ujar Edo.
• Perkara Sepele Libatkan Tukang Ojek, Bentrok TNI & Polri Pecah di Papua, Polisi Tarik Senjata
Kekerasan diusut Propam
Kapolres Manggarai Barat AKBP Handoyo Santoso telah melibatkan Seksi Profesi dan Pengamanan (Propam) untuk menyelidiki dugaan kekerasan yang dilakukan oknum polisi kepada pemuda itu.
"Menindaklanjuti laporan yang sudah beredar di tengah masyarakat, adanya indikasi tindakan arogan oleh oknum petugas, maka Kapolres Mabar memerintahkan Seksi Propam untuk memeriksa dan menindak tegas oknum tersebut," jelas Handoyo dalam rilis tertulis yang diterima Kompas.com.
Handoyo mengklarifikasi insiden itu.
Menurutnya, polisi menerima laporan dari masyarakat tentang pemuda yang berkumpul dan meminum minuman beralkohol jenis sopi di Pendopo depan SMK Stella Maris, Labuan Bajo.
Informasi itu diterima sekitar pukul 23.00 WITA.
Petugas pun menuju lokasi menindaklanjuti laporan masyarakat itu.
• Tak Main-main, Kapolri Idham Azis dan Panglima TNI Hadi Tjahjanto Tegas Soal Jenazah Virus Corona
Handoyo menjamin, petugas yang bergerak ke lokasi telah dibekali informasi tentang imbauan pemerintah terkait larangan berkumpul untuk mencegah penyebaran Virus Corona.
Saat petugas tiba di lokasi, sembilan pemuda itu mengonsumsi minuman beralkohol.
Petugas pun menegur mereka.
Tapi, teguran itu tak diindahkan. Petugas terpaksa membawa sembilan pemuda itu ke Polres Mabar.
Dari hasil pemeriksaan, sembilan pemuda itu mengaku mengonsumsi minumam beralkohol jenis sopi di Warung Pendopo.
"Mereka mengakui, delapan orang dari sembilan pemuda tersebut tiba di Labuan Bajo pada Sabtu, 11 April 2020.
Enam orang melalui jalan darat dari Bali, dari Surabaya satu orang, dan dari Lombok satu orang," ungkap Handoyo.
Handoyo menyebut, para pemuda tersebut sudah mengetahui larangan pemerintah agar tidak berkumpul.
Setelah berkoordinasi dengan Satgas Penanganan covid-19 Kabupaten Manggarai Barat, para pemuda itu pun diinapkan ke tempat karantina milik pemerintah setempat.
(*)
IKUTI >> Update Virus Corona