Virus Corona

Wawancara Khusus Anies Baswedan, Gubernur Imbau Masyarakat Bersiap Hadapi Corona dalam Waktu Panjang

Gubernur DKI Jakarta, Anies mengimbau masyarakat ibu kota bersiap hadapi VirusCorona dalam waktu yang panjang.

Kolase TribunKaltim.co / Tribunnews dan corona.jakarta.go.id
Wawancara khusus dengan Anies Baswedan tentang Covid-19 di DKI Jakarta 

TRIBUNKALTIM.CO -- Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Anies Baswedan mengimbau masyarakat Ibu Kota bersiap untuk menghadapi wabah Virus Corona dalam waktu yang panjang. 

Mengibaratkan Wuhan di China, ia menganggap Jakarta sebagai pintu masuk covid-19 ke Indonesia.

Anies Baswedan juga menyampaikan kecenderungan penyebaran Virus Corona 2019 atau covid-19 di DKI Jakarta masih terus naik.

Ibarat fenomena heboh di Wuhan, China, lokasi awal ditemukan virus itu, atau di Vietnam, Januari lalu, seperti itulah kondisi Jakarta saat ini.

 Heboh! Ariel NOAH Diam-diam Menikah dengan Pendangdut Putri Jamila? Ini Fakta di Balik Foto Beredar

 Lebih Dulu dari Jokowi, Diam-Diam, Anies Baswedan Sudah Antisipasi Virus Corona Jakarta, Ada Kodenya

 Umumkan Update Covid-19 RI, Yuri Tiba-tiba Selipkan Ucapan Duka, Rupanya Begini Kondisi Pasien Wafat

 Diskon Tarif Listrik untuk Pelanggan PLN 1.300 VA Bakal Diberikan Pemerintah? Ini Penjelasannya

Oleh karena itu, ia meminta warga bersiap menahan diri sesuai dengan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB) untuk jangka waktu panjang, termasuk tidak mudik saat liburan panjang Hari Raya Idul Fitri, akhir Mei nanti.

Hal itu disampaikan saat wawancara eksklusif online dengan Wakil Pemimpin Umum Warta Kota dan Super Ball Achmad Subechi, Pemimpin Redaksi Domu D. Ambarita, Wakil Pemimpin Redaksi Super Ball Sigit Setiono dan tim, Selasa (14/4) siang.

Berikut ini hasil wawancaranya dirangkum menjadi dua seri.

Tanya: Peraturan Gubernur tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB) telah Anda tqnda tangani dan berlaku, sejak Jumat 10 April. Bagaimana kecenderungan kasus covid-19 di Jakarta sampai hari keempat?

Anies: Sejak Pemerintah mengumumkan kasus pasien 01 dan 02 awal Maret lalu, sampai tanggal 13 April, kasus positif Corona terdapat 2.242 kasus.

Berdasarkan data Kemenkes RI dan Worldometers.info yang menjadi paparan saya, indeks kurva terus naik hingga membentuk huruf 'J'. Artinya, awalnya kasus covid-19 masih sedikit seperti dasar huruf “J”, namun kini semakin banyak dan menuju puncak.

Hal ini pula terjadi tren penyebaran virus covid-19 di dunia sejak 22 Januari 2020 hingga 1 April 2020 kasus positif terus naik hingga 1.853.604 kasus dengan kematian 114.270 kasus.

Selain itu tren ini juga sudah terjadi di Indonesia, sejak 3 Maret 2020 hingga 12 April 2020 angka tren penyebaran covid-19 mengalami kenaikan. Data per 12 April 2020 sudah ada 4.241 kasus positif dengan kematian 373 kasus.

Sedangkan tren penyebaran covid-19 sendiri di DKI Jakarta juga telah membentuk indek kurva huruf J karena terus mengalami kenaikan.

Data per 13 April 2020 sudah ada 2.242 kasus positif di DKI dan kasus meninggal 209 kasus.
Jadi kecenderungannya kasus positif covid-19 masih terus meningkat?

Tren dunia ketika kami mengatakan ini di bulan Maret itu belum jadi kurva huruf J, kan masih Maret itu. Makanya kita bilang waktu itu ini akan jadi J Curve banyak yang sangsi gimana bentuknya J. Hari ini bentuknya J.

Ini contoh kasus Jakarta, kasus positifnya lompat yang kami buat setiap minggu, dari 7 jadi 90 kasus, 300 kasus, 600, 1.000, 2.000 setiap seminggu sekali.

Anies Baswedan semangati warga terdampak virus Corona atau covid-19
Anies Baswedan semangati warga terdampak virus Corona atau covid-19 (Tribunnews.com, Canva)

Apakah Pemprov DKI punya data pasti mengenai jumlah positif terinfeksi covid-19?

Hari ini kalau ditanya jumlah orang yang positif covid-19, kami tidak tahu kok. Tapi yang kami tahu jumlah orang yang sudah dites dengan hasil positif.

Itu kan dua hal yang berbeda. Orang yang sudah dites positif, dengan orang yang sudah terjangkit covid-19.

Misalnya, di suatu daerah jumlah populasinya ada 1 juta orang. Pemerintah kemudian mengecek kesehatan 1.000 warganya.

Dari 1.000 warga yang menjalani uji covid-19, kemudian diperoleh sejumlah kasus positif. Sehingga amat tidak mungkin orang yang dinyatakan positif Corona ada 2.000, karena yang diperiksa hanya seribu.

Kami itu hanya tahu angka orang yang sudah dites, tapi kami belum tahu berapa angka yang sesungguhnya sudah terjangkiti covid-19.

 Di ILC, Anies Baswedan Beri 2 Pilihan ke Rakyat Kecil, Beber 1.000 Lebih Pemakaman Protokol Covid-19

 Kepada UAS, Jusuf Kalla Kritik Penerapan PSBB di Wilayah Anies Baswedan: Perlu Aturan yang Keras

Apakah Anda punya data korban covid-19?

Tadi, jam 12.00, saya baru dari TPU Pondok Ranggon. Jumlah jenazah yang dimakamkan di sana, sesuai protap covid-19 berjumlah 987 orang.

Ditambah 13 angka lagi, jumlahnya sudah tembus 1.000 orang yang meninggal dunia dengan protap covid-19.

Sebagian korban meninggal belum mendapat hasil final uji laboratorium. Sehingga 987 itu, belum dapat dipastikan penyebab kematian adalah covid-19. Tapi dokter kan punya diagnosa, sehingga mereka dimakamkan seperti Covid.

Pasien yang positif karena terpapar Virus Corona, berapa jumlahnya?

Data dari Dinas Pertamanan dan Kehutanan Pemprov DKI Jakarta menunjukan sejak 6 Maret 2020 hingga 12 April 220 pemulasaran dan pemakaman jenazah dengan kategori penyakit menular dan dengan protap covid-19 terdapat 926.

Minggu pertama di tanggal 8 Maret 2020 itu baru 1, 15 Maret sudah menjadi 6, 22 Maret ada 64, 29 Maret 293, 5 April 596, selanjutnya jadi 926.

Bahkan rata-rata pemakaman di DKI perbulan di tahun 2019 itu berada di angka 2.745. Namun di bulan Maret 2020 rata rata pemakaman mengalami kenaikan hingga 4.377. Angka kematian ini, tidak semuanya disebabkan covid-19.

Sebelum PSBB diberlakukan, Anda sudah mulai merumahkan warga. Bekerja di rumah, belajar di rumah? Apa dasar pertimbangannya?

Kita bisa lihat angka covid-19 di Italia, misalnya. Saat angka kasus covid-19 di 21 Februari 2020 sebanyak 21 kasus dan 1 orang meninggal dunia, sementara pada 1 April 2020 naik menjadi 12 ribu kasus.

Itu bagaimana penjelasannya? Penjelasannya karena mereka tidak segera melakukan penutupan, tidak segera melakukan pembatasan sosial, ketika sudah melonjak baru pembatasan sosial, loh berat.

Saya juga mempelajari apa yang terjadi di Wuhan (Ibu Kota Provinsi Hubei, China), angka penyebaran virus covid-19 menurun saat dilakukan pembatasan (lock down) oleh Pemerintah China. Kasus Corona di Wuhan turun setelah ada kebijakan lock down, sehingga tidak ada interaksi social.

Inilah pelajaran penting, kenapa itu sejak Maret kita lakukan (pembatasan sosial di Jakarta, Red). Ya karena kita baca data di Wuhan. Mau kita potong penyebarannya.

Ketika Anda mengambil tindakan PSBB, menyangkut kepentingan banyak publik. Seperti ojek online tidak bisa beroperasi. Apakah Anda tidak khawatir kena bullying atau dipersalahkan netizen?

Terhadap berbagai komentar miring selama melakukan penanganan covid-19 ini, saya menganggap hal itu bukan sebagai bentuk masalah.

Kalo soal bully itu tidak apa-apalah, itu bagian dari takdirnya Gubernur Jakarta. Paketnya itu di ejek dibully itu udah sepaket dan diterima sebagai kenyataan bukan sebagai masalah.

Bagaimana efektivitas dan manfaat PSBB yang sudah diterapkan?

Sebetulnya, Pemprov DKI Jakarta telah melakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB) lebih dulu, sebelum disetujui Kementerian Kesehatan RI.

Kebijakan PSBB yang dilakukan Anies di antaranya menutup sementara tempat pariwisata yang dikelola Pemerintah atau swasta, meliburkan aktivitas sekolah, mengubah metode kerja pekerja menjadi bekerja di rumah (work from home/WFH), mengurangi jam operasional angkutan publik dan sebagainya.

Kami melakukan PSBB dengan peraturan memang baru empat hari (sejak Jumat, 10/4). Tapi sesungguhnya PSBB itu sudah dilakukan mulai 14 Maret. Artinya, kami melakukan langkah ini lebih awal dan ini hanya bisa dinilai (kebijakan PSBB) di kemudian hari, nggak bisa sekarang.

Pemprov DKI Juga sudah bicara ke masyrakat sebelum Pemerintah Pusat memberi pengumuman resmi adanya positif Covid, pada awal Maret. Apa pertimbangannya?

Saya sudah memanggil tim intelijen dan imigrasi untuk memantau keluar masuk orang Tiongkok di Jakarta, sejak Januri lalu. Mereka yang tergabung dalam Tim Pengawasan Orang Asing (Tim Pora) itu diminta awasi pergerakan covid-19.

Jadi sejak Januari kami monitor terus covid-19. Saya panggil Tim Pora yang di dalamnnya ada imigrasi dan intelijen. Di situ saya tanya dimana saja orang Tiongkok di Jakarta karena saya perlu datanya untuk diawasi.

Antisipasi dini itu bukan tanpa sebab. Hal itu lantaran Jakarta merupakan satu dari gerbang dunia. Dalam hal ini Jakarta bukan hanya terhubung dengan Indonesia tapi juga terhubung dengan negara-negara lainnya di dunia.

Ia meyakini Ibu Kota ini akan menjadi pintu masuk covid-19 ke Indonesia.

Bahkan sejak awal Januari, DKI Jakarta sudah memiliki data pasien dalam pengawasan ( PDP) dan orang dalam pengawasan (ODP).

Dinas Kesehatan saat itu sudah diwajibkan mengirimkan data-data ODP dan PDP yang didapat dari laporan Tim Pora.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga sudah membuat briefing dengan seluruh rumah sakit di Jakarta untuk melaporkan pasien yang memiliki gejala covid-19. Semua itu sudah dilakukan Jakarta bahkan sebelum nama covid-19 lumrah dipakai. Saat itu namanya masih Pneumonia Wuhan.

Apa makna dan hikmah yang dapat kita petik dari pandemic ini?

Saya memandang pandemi Virus Corona ( covid-19) merupakan peringatan yang luar biasa (dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa) bagi umat manusia.

Ini sebuah peringatan kepada manusia, bahwa kehadiran kita selama ini telah luar biasa mengeksploitasi ekologi untuk ekonomi. Sudah saatnya ekologi dan ekonomi berjalan bersama kembali, jadi ini satu peringatan kolosal (besar) bagi kita semua.

Ketika ada virus yang menjangkiti segala sektor di negeri mana pun, kemudian kita akan berhenti berkegiatan dan kembali ke rumah.

Sejak ada kebijakan bekerja dari rumah dan sekolah dari rumah, pertengahan Maret 2020, masyarakat Jakarta banyak yang berkegiatan di dalam rumah, dibanding di luar. Mereka mengikuti saran Pemerintah untuk berdiam di rumah untuk menghindari penularan Virus Corona.

 Jika Terinfeksi Corona, Remaja Surabaya yang Nongkrong di Cafe Akan Dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa

 Jawab Pertanyaan Ustadz Abdul Somad (UAS), Jusuf Kalla: Adzan di Masjid Harus Tetap Ada saat Corona

 Kabar Gembira, WHO Umumkan 3 Vaksin Corona Telah Diujicoba ke Manusia, Bagaimana Hasilnya?

Di Jakarta kita merasakan warga mayoritas kembali ke rumah, dan apa yang terjadi? Alam kembali jernih, tenang dan sejuk. Bahkan di Jakarta sekarang ada kupu-kupu beterbangan. Panorama gunung yang ada di wilayah Bogor, Jawa Barat mendadak dapat dilihat dari sisi selatan Jakarta. Kemudian langit di Jakarta juga menjadi lebih biru, menunjukkan kualitas udara lebih baik.

Apa imbauan Anda kepada masyarakat Jakarta?

Saya mengajak masyarakat untuk bersiap menghadapi penyebaran virus covid-19 dalam waktu yang panjang, yang belum diketahui ujungnya.

Jadi masyarakat Jakarta khususnya harus bersiap untuk waktu yang cukup panjang, paling tidak selama bulan Ramadhan. Mungkin kita akan menghadapi situasi yang masih seperti sekarang. Saya pun mengimbau untuk tidak mudik Lebaran.

IKUTI >> UPDATE Virus Corona

(Warta Kota/faf/jos/m24)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul WAWANCARA KHUSUS dengan Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta setelah Jakarta Terapkan PSBB, https://jateng.tribunnews.com/2020/04/16/warga-wawancara-khusus-dengan-anies-baswedan-gubernur-dki-jakarta-setelah-jakarta-terapkan-psbb?page=all

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved