Virus Corona

Keraguan Ahli Soal Covid-19 Berasal dari Wuhan Mulai Terjawab, Diduga Sudah Ada Sejak September 2019

Salah satu penelitian yang baru dipublikasikan mengarah ke sebuah lokasi yang diduga kuat awal mula munculnya virus Corona atau covid-19

Editor: Doan Pardede
Eva.vn
PASAR WUHAN - (ilustrasi) Pasar Satwa Liar di Wuhan. Informasi awal bahwa virus ini bermula dari pasar seafood Huanan di Wuhan, China hingga saat ini masih berupa dugaan dan belum menjadi sebuah kepastian. 

Memicu perdebatan panas

Asal virus Corona penyebab covid-19 telah menjadi masalah yang sensitif secara politik.

Presiden AS Donald Trump berulang kali menyebut virus Corona sebagai "virus China", sementara Beijing menyuarakan teori konspirasi bahwa virus itu dibuat dan dibawa ke China oleh tentara Amerika Serikat.

Minggu ini, Fox News dan CNN melaporkan bahwa virus itu mungkin berasal dari laboratorium keamanan hayati di Wuhan, mengutip sumber tanpa nama di pemerintah AS.

Namun, teori yang menyebut bahwa virus itu berasal dari laboratorium telah lama ditolak oleh para ilmuwan dunia, karena semua bukti ilmiah yang ada menunjukkan virus tersebut terbentuk secara alami.

Studi Cambridge yang sedang berlangsung mungkin dapat menjelaskan lebih lanjut tentang masalah ini.

"Jika saya didesak untuk menjawab, saya akan mengatakan penyebaran asli lebih mungkin dimulai di China selatan daripada di Wuhan," kata Forster.

Foster menyebut, bukti lebih banyak dapat diketahui dengan menganalisis lebih banyak kelelawar, kemungkinan adanya hewan inang potensial lainnya, dan sampel jaringan yang diawetkan di rumah sakit China yang disimpan antara September dan Desember 2019.

"Proyek penelitian semacam ini akan membantu kita memahami bagaimana transmisi terjadi, dan membantu kita mencegah kejadian serupa di masa depan," ungkap Forster.

Virus di Amerika lebih mirip dengan virus di kelelawar

Su Bing, seorang peneliti genetika dari Kunming Institute of Zoology di Yunnan, mengatakan jaringan filogenetik adalah alat andal yang digunakan oleh para pakar genetika selama beberapa dekade dan telah digunakan di berbagai bidang termasuk melacak pergerakan manusia prasejarah.

Tetapi menurut Su Bing, metode itu ada batasnya.

Keakuratan estimasi waktu berdasarkan jaringan filogenetik dipengaruhi oleh ukuran sampel dan asumsi kecepatan mutasi.

Selama berlangsungnya wabah, virus dapat mengalami transformasi dalam pola yang tidak terduga.

"Jadi metode ini tidak bisa sangat akurat, selalu ada margin untuk kesalahan. Penelitian ini mungkin memberikan beberapa petunjuk penting untuk penyelidikan di masa depan, tetapi kesimpulan yang diperoleh harus diperlakukan dengan hati-hati," kata dia.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved