Hari Kartini
11 Ucapan Selamat Hari Kartini Bahasa Indonesia & Inggris, Share via WhatsApp, Facebook, IG, Twitter
Membagikan ucapan selamat Hari Kartini bisa menjadi alternatif untuk memperingati dan menyemarakkan hari kelahiran Raden Ajeng Kartini ( RA Kartini).
Di Indonesia, tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini.
Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan RA Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir RA Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.
Raden Adjeng Kartini atau RA Kartini, adalah seorang Pahlawan Nasional yang lahir lahir di Jepara, Hindia Belanda, 21 April 1879 – meninggal di Rembang, Hindia Belanda, 17 September 1904 pada umur 25 tahun.
Raden Adjeng Kartini atau RA Kartini adalah seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia.
Raden Adjeng Kartini atau RA Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi.
• Hari Kartini: Sisi Lain RA Kartini, Kisah Cinta, serta Kontroversi soal Poligami & Kematiannya
Pada surat-surat Kartini tertulis pemikiran-pemikirannya tentang kondisi sosial yang ada di sekitarnya, terutama tentang kondisi perempuan pribumi.
Sebagian besar surat-suratnya berisi keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan.
Dia ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar.
RA Kartini menulis ide dan cita-citanya, seperti tertulis: Zelf-ontwikkeling dan Zelf-onderricht, Zelf- vertrouwen dan Zelf-werkzaamheid dan juga Solidariteit.
Semua itu atas dasar Religieusiteit, Wijsheid en Schoonheid (yaitu Ketuhanan, Kebijaksanaan dan Keindahan), ditambah dengan Humanitarianisme (peri kemanusiaan) dan Nasionalisme (cinta tanah air).
Surat-surat RA Kartini juga berisi harapannya untuk memperoleh pertolongan dari luar.
• Setiap Tahun Selalu Dimeriahkan, Beredar Kabar Cicit RA Kartini Hidup Memprihatinkan
Pada perkenalan dengan Estelle "Stella" Zeehandelaar, RA Kartini mengungkap keinginan untuk menjadi seperti kaum muda Eropa.
Ia menggambarkan penderitaan perempuan Jawa akibat kungkungan adat, yaitu tidak bisa bebas duduk di bangku sekolah, harus dipingit, dinikahkan dengan laki-laki yang tak dikenal, dan harus bersedia dimadu.
Surat-surat RA Kartini banyak mengungkap tentang kendala-kendala yang harus dihadapi ketika bercita-cita menjadi perempuan Jawa yang lebih maju.
Meski memiliki seorang ayah yang tergolong maju karena telah menyekolahkan anak-anak perempuannya meski hanya sampai umur 12 tahun, tetap saja pintu untuk ke sana tertutup.
• Kiprah Kartini Kaltim: Farah Flamboyang Tinggalkan Dunia Kontraktor demi Anak Autis