Virus Corona

Kabar Gembira! Prof Taruna Ungkap Antivirus Ebola Ternyata Cocok Atasi Corona, Hasilnya Mengejutkan

Amerika Serikat berhasil menemukan obat penyembuh virus Corona atau covid-19 melalui ujicoba pemberian obat ke pasien penderita virus Corona.

Editor: Doan Pardede
TribunWow.com
OBAT CORONA - Prof. Dr. TARUNA IKRAR, M.Pharm, PhD. (Dokter Ahli Farmakologi&memberAmerican; Collage of Clinical Pharmacology) 

TRIBUNKALTIM.CO - Ada kabar gembira, obat virus Corona atau covid-19 akhirnya ditemukan. 

Amerika Serikat telah berhasil menemukan obat penyembuh virus Corona atau covid-19.

Penemuan obat Corona itu disampaikan ilmuwan Indonesia, Prof. Dr. Taruna Ikrar, M.Pharm, PhD., dokter ahli farmakologi dan member American Collage of Clinical Pharmacology.

Hingga saat ini,  jumlah kasus virus Corona di dunia terus mengalami peningkatan.

• Refly Harun Bongkar Kronologi Kasus Harun Masiku hingga Singgung Peran Bos PDIP Megawati dan Hasto

• Kabar Terbaru Harga BBM dari Pemerintah Jokowi Saat Harga Minyak Dunia Sentuh 0 Dollar Per Barel

• Bos ILC Karni Ilyas Terang-terangan Tak Sepakat PSBB, Anies Baswedan Lebih Dulu Terapkan

• Viral di WhatApp, Mesin ATM Tempat Tertinggi Penularan virus Corona, Penjelasan IDI & Langkah Aman

Tercatat sebanyak 2.553.435 orang terinfeksi virus yang menyerang saluran pernapasan tersebut hingga Rabu (22/4/2020) pagi.

Dilansir dari situs data real time virus Corona Worldometers, jumlah pasien yang sembuh tercatat ada 688.639.

Sementara jumlah korban jiwa akibat covid hingga Rabu (22/4/2020) mencapai 177.293.

Sementara itu, 10 negara yang memiliki jumlah kasus terbanyak yakni AS (817.187 kasus), Spanyol (204.178 kasus), Italia (183.957 kasus), Perancis (158.050 kasus), Jerman (148.291 kasus), Inggris (129.044), Turki (95.591 kasus), Iran (84.802 kasus), China (82.758 kasus), dan Rusia (52.763 kasus).

Dalam data tersebut, terlampir bahwa Argentina tidak mengalami penambahan kasus infeksi virus Corona di negaranya hingga Rabu (22/4/2020) pagi.

Kemudian, Afrika Selatan, Kazakhstan, Bahrain, Islandia, Slovenia, Afganistan, Ghana, dan Hong Kong, serta beberapa negara lain juga melaporkan tidak adanya kematian baru akibat virus Corona.

Berikut informasi terkini terkait kasus virus Corona yang telah menginfeksi 210 negara di dunia:

• Akibat Wabah virus Corona, Keberangkatan Calon Jamaah Haji Kukar Belum Ada Kepastian

• 3 Fakta Yulie Nuramelia Warga Serang Meninggal Dunia Akibat Kelaparan di Tengah Pandemi virus Corona

Italia

Italia mencatat penurunan infeksi secara signifikan

Mengutip dari The Guardian, Rabu (22/4/2020), Italia melaporkan 534 kematian baru akibat terjangkit virus Corona atau SARS-CoV-2 pada Selasa (21/4/2020).

Lebih dari 80 kematian tercatat pada Senin (20/4/2020), di mana angka tersebut menjadikan jumlah kematian di Italia mencapai 24.648 kasus.

Namun, jumlah orang yang saat ini terinfeksi virus mengalami penurunan sebanyak 528 kasus menjadi 107.709.

Hal ini merupakan penurunan signifikan pertama sejak wabah muncul di Italia.

Italia telah menjalani karantina wilayah (lockdown) sejak 9 Maret 2020, dengan bisnis yang dibuka meliputi toko buku, dan pabrik yang dibuka kembali selama seminggu terakhir.

Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte menyampaikan, tindakan karantina ini akan berakhir pada 3 Mei mendatang, setelah itu pembatasan akan mengalami pelonggaran.

"Perkiraannya, kami akan menerapkan hal tersebut mulai 4 Mei," ujar dia.

• Kabar Gembira Amerika Serikat Disebut Berhasil Temukan obat virus Corona, Pasien Pulih dengan Cepat

• Membingungkan, Pasien PDP Corona Ini Dites 10 Kali Hasilnya Berubah-ubah Positif Negatif, Lapor WHO

Kematian di Inggris akibat virus Corona meningkat Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial Inggris telah mengeluarkan angka kematian rumah sakit Inggris terbaru, yakni ada 823 kasus kematian.

Sehingga, total kematian warga Inggris akibat virus Corona menjadi 17.337 kasus.

AS mencatat ada lebih dari 2.500 kematian dalam sehari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) telah melaporkan 776.093 kasus virus Corona di negaranya.

Kasus terinfeksi mengalami kenaikan sebanyak 29.468 kasus per hari.

Pihak CDC juga melaporkan angka kematian telah meningkat sebanyak 2.675 per hari.

Sehingga, jumlah kematian di AS menjadi 41.758 orang.

Irlandia

Irlandia mengungkapkan ada 44 kematian baru dari pasien positif covid-19 di negaranya, menjadikan total korban jiwa menjadi 731.

Laporan tersebut muncul setelah pemerintah negara itu mengungkapkan adanya larangan acara publik yang dihadiri oleh 5.000 orang sampai akhir Agustus.

Pemerintah juga menyampaikan, akan memutuskan hal-hal yang perlu dilakukan tentang pertemuan kecil jelang 5 Mei.

Pembatasan lain mengharuskan orang tinggal di rumah selain untuk waktu singkat untuk berolahraga, dan semua sekolah, bar, restoran, dan toko yang tidak penting ditutup.

Irlandia, yang memiliki populasi 4,9 juta, telah melaporkan sebanyak 16.041 kasus virus Corona yang dikonfirmasi.

Kepala petugas medis di negara itu mengatakan, Irlandia telah menahan dan secara efektif menekan gelombang pertama wabah virus Corona.

obat Corona ditemukan

Amerika Serikat berhasil menemukan obat penyembuh virus Corona atau covid-19 melalui ujicoba pemberian obat Remdesivir dan Hydroxy Chloroquine ke pasien penderita virus Corona.

Penemuan obat Corona itu disampaikan ilmuwan Indonesia, Prof. Dr. Taruna Ikrar, M.Pharm, PhD., dokter ahli farmakologi dan member American Collage of Clinical Pharmacology.

Khusus di Amerika Serikat, telah mewabah ke seluruh penjuru negeri, meliputi 50 negara bagian, dengan episentrum covid-19 adalah New York.

Jumlah infeksi sampai dengan hari ini adalah 761,379 jiwa, dan tingkat kematian 40,419 jiwa. dari seluruh jumlah test dengan menggunakan swab & qPCR telah mencapai lebih 4 jutaan sampel.

Selanjutnya, ada 2 jenis obat yang sedang mengalami uji coba (Clinical Trials) yaitu, Remdesivir vs. Hydroxy Chloroquine.

Hasil Uji Klinis Memberikan Harapan

Ribuan Pasien covid-19 dengan kasus yang parah di Amerika Serikat, diberikan obat remdesivir sebagai bagian ujicoba (Clinical Trials) obat pemangkas melawan Penyakit Corona virus covid-19.

Hasil uji klinis obat Remdesivir ini memberikan hasil yang menakjubkan, di mana gambaran pasien yang awalnya masuk dengan kondisi yang parah dan kritis, dapat pulih dengan cepat, bahkan setelah beberapa hari dirawat sebagian besar dizinkan pulang kerumah karena telah dianggap telah sehat.

Sebagian besar pasien yang dilakukan uji klinis obat remdisivir ini, memiliki gejala pernapasan dan demam yang parah, tetapi dapat berakhir sembuh.

Tentu ini merupakan berita yang luar biasa menggembirakan.

Karena sebagaimana kita ketahui, bahwa covid-19 ini telah menjadi wabah yang pandemic, dengan penderita diseluruh dunia, dengan jumlah kasus melewati 2 juta penduduk dunia, dengan kematian hamper mendekati 200 ribu jiwa.

Tentu menjadi momok dan sangat mengkhawatirkan seluruh dunia.

Ditengah kekhawatiran tersebut, berita ini menjadi hal yang sangat mengembirakan.

Karena uji klinis yang sedang berlangsung sehingga menjadi harapan penyembuhan dan obat pilihan terhadap covid-19 tersebut.

Walaupun sampai saat ini belum ada terapi yang disetujui untuk pneumonia berat dan sindrom gangguan pernapasan akut disebabkan oleh covid-19 ini.

Sebenarnya, Remdesivir merupakan antivirus untuk Ebola tetapi beberapa penelitian pada hewan menunjukkan obat itu dapat mencegah dan mengobati virus Corona yang terkait dengan covid-19, termasuk SARS dan MERS.

Sehingga Remdesivir menunjukkan obat dengan potensi terbaik untuk covid-19.

Dalam laporannya, Gilead sebagai sponsor penelitian ini, menjelaskan bahwa sebagian besar pasien covid-19 yang parah, dalam pengobatan selama 6-10 hari kebanyakan dari mereka akan sembuh.

Walaupun dalam penelitian ini memiliki keterbatasan, karena uji coba tidak memasukkan apa yang dikenal sebagai kelompok kontrol, sehingga akan sulit untuk mengatakan apakah obat tersebut benar-benar membantu pasien pulih lebih baik.

Dengan kelompok kontrol, beberapa pasien tidak menerima obat yang sedang diuji sehingga dokter dapat menentukan apakah obat itu benar-benar mempengaruhi kondisi mereka.

Yang jelas, Uji coba obat (Clinical Trials) Remdesivir sedang berlangsung di puluhan pusat Kesehatan dan rumah sakit di Amerika Serikat.

Sebanyak 2.400 pasien dengan gejala covid-19 yang parah di 152 lokasi percobaan di seluruh Amerika Serikat.

Demikian pula, sedang berlangsung uji coba obat pada 1.600 pasien dengan gejala sedang di 169 rumah sakit dan klinik di seluruh dunia.

Karena ini akan menjadi kebutuhan mendesak untuk pengobatan covid-19 diseluruh dunia.

Semoga saja hasilnya konsisten sehingga bisa ditetapkan sebagai obat utama dalam pengobatan penyakit covid-19.

Selain Remdesevir juga telah dilakukan uji clinis pada ribuan pasien dengan menggunakan obat antimalaria (Hydroxy Chloroquine), namun obat anti malaria, “Hydroxy Chloroquine” ini selain memberikan efek mengurangi gejala, ada kelemahannya, yaitu juga memberikan efek samping, berupa hypoglikemia hingga arrythmia atau gangguan irama jantung.

Karena kekurangannya, sehingga bisa saja obat Hydroxy Chloroquine cukup dijadikan sebagai obat pendukang atau supportif drugs.

Akhirnya, semoga dalam waktu yang tidak terlalu lama, obat Pilihan anti covid-19 bisa segera disahkan. 

Ikuti >>> Update virus Corona

Artikel ini telah tayang di TribunWowo.com dengan judul Kabar Baik, Amerika Serikat Temukan obat Penyembuh untuk virus Corona dan di Kompas.com dengan judul "Update virus Corona di Dunia 22 April: 2,5 Juta Orang Terinfeksi, 688.639 Sembuh"

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved