Ayah Cabuli Anak di Semak-semak, Psikolog Klinis: Pelaku Dapat Diindikasikan Penyimpangan Abnormal

Sosok ayah yang seharusnya menjadi pelindung, tega merampas kehormatan anaknya. Meskipun tak memiliki hubungan biologis,

Editor: Mathias Masan Ola
Ilustrasi Canva
Ilustrasi Perbuatan bejat 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Sosok ayah yang seharusnya menjadi pelindung, tega merampas kehormatan anaknya. Meskipun tak memiliki hubungan biologis, sejatinya perbuatan tak senonoh itu tak dilakukan.

Dengan dalih sakit hati akibat bertengkar dengan istri. Hal itu yang selalu dikatakan pria berumur 35 tahun itu.
"Baru saat itu saja saya kepikiran, memang sudah kesal dan melampiaskan ke anak," katanya.

Perilaku tak senonoh yang dilakukan S menambah panjang daftar kelam kasus pencabulan di Kota Tepian ini.

Ayunda Ramadhan yang aktif dalam kampanye perlindungan perempuan dan anak, merasa riskan dengan kondisi tersebut. Terlebih ketika mengetahui kedua tangan anak tirinya diikat. "Itu sudah jelas masuk dalam pencabulan dengan kekerasan karena sudah jelas ada ancaman juga," ungkap Ayunda.

Ayunda juga menilai pelaku dapat diindikasikan memiliki penyimpangan seks abnormal.  Motif dari pelaku pun, dinilai bisa dari segala sisi.

Buka FGD, Wagub Ingatkan Aparat Desa Tidak Melakukan Penyimpangan, Jangan Tersangkut Hukum

Cegah Penyimpangan Gaya Hidup Anak, Ratusan Orangtua di Balikpapan Ikut Talkshow Parenting

Dapat Deteksi Penyimpangan, Bupati Buka Bimtek Penilaian Risiko dan Maturitas SPIP

Dosen Unmul itu menilai, ada beberapa kemungkinan lainnya sehingga perbuatan tak senonoh itu dapat terjadi. Dimulai dari perkelahian yang terjadi antara pelaku dan istrinya bisa menjadi pemicu sebagai pelampiasan agresif. Serta adanya kemungkinan dorongan biologis yang tak tertahankan.

"Bisa jadi itu adalah pelampiasan agresif karena kalah sama istrinya dan melampiaskan ke anak kandung istri," terang psikolog klinis tersebut. "Walaupun statusnya anak tiri seharusnya tak boleh, tidak lazim. Perilaku itu adalah perilaku abnormal," sambungnya.

Rutan Kelas II A Balikpapan Dapati Empat Warga Binaan Alami Penyimpangan Orientasi Seksual

KPK Ungkap Temuan Penyimpangan Penyelenggaraan Haji yang Terjadi di Kemenag

Ditanya dampak besar yang terjadi akibat perkelahian rumah tangga, psikolog klinis itu menerangkan hal tersebut bisa jadi pemicu. Namun, perkelahian tersebut hanya menjadi opsi pemicu skala kecil.

Terlepas adanya kepastian gangguan kejiwaan yang diidap pelaku Ayunda menerangkan hal itu harus dilakukan pemeriksaan lanjutan.

Saat disinggung kesadaran pelaku saat beraksi, Ayunda belum bisa memastikan lebih dalam.  "Itu tergantung dari temuan penyidik, harus dilihat dahulu unsur kesengajaannya, kalau direncanakan ya berarti sadar, itu kewenangan penyidik," pungkasnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved