Virus Corona

Penularan Virus Corona Bisa Berubah, Ahli Kesehatan Ingatkan Masyarakat Tetap Waspada Soal Ini

kasus penularan Virus Corona bisa berubah, ahli Kesehatan ingatkan masyarakat tetap waspada soal ini, hingga penjelasan tentang mutasi covid-19

Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
Kolase TribunKaltim.co / freepik.com
Waspada pola penularan Virus Corona bisa berubah, ini penjelasan Ahli Kesehatan Masyarakat, Jumat (24/4/2020) 

TRIBUNKALTIM.CO - Kasus penularan Virus Corona bisa berubah, ahli Kesehatan ingatkan masyarakat tetap waspada soal ini, hingga penjelasan tentang mutasi covid-19.

Baru-abru ini, Ahli Kesehatan Masyarakat mengunkapkan kasus penularan Virus Corona kemungkinan bisa berubah.

Tentu ini menjadi kabar buruk bagi masyarakat di tengah pandemi Virus Corona dan harus tetap berhati-hati terhadap covid-19.

Kabar Gembira dari Jokowi, Ada Hasil Memuaskan dari Penelitian Virus Corona di Amerika Serikat

Bukan Mei atau Desember, Jokowi Sebut Wabah Corona Berakhir Juli 2020, Didasarkan dari Sejumlah Ahli

Skenario Ahli, Akhir Pandemi Corona di Indonesia, Bukan Hanya Kapan Puncaknya, tapi Seberapa Tinggi?

Ahli Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia, Hasbullah Thabrany mengatakan masyarakat tidak boleh meremehkan wabah covid-19 ini.

"Kita tidak bisa menjamin pola penularan terus begini, manusia ke manusia.

Sebab virus selalu beradaptasi dengan lingkungan dengan cepat," ujar Hasbullah ketika dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (24/4/2020).

"Sehingga jangan lalu meng-understimate seolah virus ini tidak terlalu berbahaya di negara tropis," kata dia.

Hasbullah menyarankan masyarakat untuk selalu siap dan waspada terhadap persebaran covid-19.

Masyarakat harus berpikir bahwa virus ini berbahaya dan kemungkinan besar bisa kembali menyebabkan penularan setelah banyak kasus sembuh.

"Asumsikan virus ini sangat berbahya dan mungkin akan kembali.

Kita harus selalu siap dan waspada. Suatu saat ini akan bisa jadi endemik (penyakit yang terus-menerus ada di suatu daerah) seperti demam berdarah," ujar dia.

Selain itu, sebelum ada obat dan vaksin ditemukan untuk covid-19, satu-satunya yang bisa dilakukan masyarakat adalah menjaga daya tahan tubuh.

Terlebih, untuk warga lansia atau individu dengan penyakit bawaan tertentu.

"Untuk masyarakat yang masih muda relatif aman, tetapi bagi yang sudah tua jangan keluar kecuali dalam kondisi sendirian dan jaga jarak yang jauh sebab risiko besar untuk tertular, " tambah Hasbullah.

Sementara itu, data terbaru yang dirilis pemerintah mengungkapkan bahwa masih ada penularan Virus Corona yang menyebabkan kasus covid-19 di Indonesia terus bertambah.

Berdasarkan data hingga Jumat (24/4/2020) pukul 12.00 WIB, ada penambahan 436 pasien covid-19 di Indonesia.

Dengan demikian, hingga saat ini jumlah totalnya ada 8.211 kasus covid-19 di Tanah Air, sejak kasus ini pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.

UPDATE Virus Corona Capai 8.211, Pasien Sembuh Terbanyak di Jakarta, Kaltim Tambah Kasus Baru

Hal ini diungkapkan juru bicara pemerintah untuk penanganan covid-19, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers di Graha BNPB pada Jumat sore.

Berdasarkan data dan periode yang sama, diketahui ada penambahan 42 pasien yang kini dinyatakan negatif Virus Corona setelah menjalani dua kali pemeriksaan.

Penambahan itu menyebabkan total pasien sembuh ada 1.002 orang.

Akan tetapi, pemerintah mengungkapkan kabar duka dengan masih adanya penambahan pasien covid-19 yang meninggal dunia.

Ada penambahan 42 pasien yang meninggal dunia setelah dinyatakan positif Virus Corona.

Dengan demikian, total ada 689 pasien covid-19 yang tutup usia di Tanah Air.

Penjelasan mutasi covid-19

Beberapa waktu lalu, para ilmuwan China dari Zhejiang University menemukan mutasi Virus Corona pada sekelompok kecil pasien yang sebelumnya tidak dilaporkan.

Mutasi ini termasuk perubahan yang sangat langka dan tidak pernah diprediksi oleh para ilmuwan sekalipun.

Kabar Gembira, Bukan Akhir Tahun, Jokowi Ungkap Virus Corona Mulai Ringan di Bulan Ini, Ada Catatan

Para peneliti juga membuktikan bahwa mutasi tertentu dari virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit covid-19 dapat menciptakan jenis yang lebih mematikan dari jenis lainnya.

Mutasi paling mematikan dari sampel yang diambil dari 11 pasien covid-19 juga ditemukan pada sebagian besar pasien di Eropa.

Sementara itu, jenis lebih ringan ditemukan di AS salah satunya Negara Bagian Washington.

Virus corona berubah dengan kecepatan rata-rata satu mutasi per bulan.

Pada Senin (20/4) lalu, lebih dari 10.000 strain telah diurutkan oleh para ilmuwan di seluruh dunia.

Menurut China National Centre for Bioinformation, strain tersebut mengandung 4.300 mutasi.

Jenis virus SARS-CoV-2 di Indonesia Melihat fakta bahwa SARS-CoV-2 bisa bermutasi secara agresif, bukan tidak mungkin penduduk Indonesia terkena tipe virus yang ganas.

dr Herawati Sudoyo, MS, PhD selaku Wakil Kepala LBM Eijkman bidang Riset Fundamental mengatakan bahwa mutase memang terjadi pada virus SARS-CoV-2.

“Mutasi memang terjadi sehingga ada beberapa tipe virus yang menyebar secara geografis ke seluruh dunia,” tutur Hera kepada Kompas.com, Kamis (23/4/2020).

Namun, sampai saat ini belum diketahui jenis mutasi virus seperti apa yang ditemukan di Indonesia. Hera mengatakan LBM Eijkman tengah melakukan sekuensing DNA virus terkait hal ini.

“Belum dapat dipastikan karena sekuensing genom virus masih diproses saat ini.

SARS-CoV-2 ini benar-benar unpredictable. Para ahli masih belum mengetahui karakter virus termasuk juga cara penyebarannya.

Kami belajar dari hari ke hari berdasarkan temuan peneliti-peneliti di berbagai lembaga,” papar ia.

Efek dari mutasi virus Dengan mutasi agresif virus SARS-CoV-2, tantangan terbesar ada pada pengembangan vaksin yang dirasa efektif untuk menghentikan penyebaran covid-19.

Situs News Medical menyebutkan bahwa semua pasien covid-19 diperlakukan dengan cara yang sama di rumah sakit terlepas dari apa pun jenis virusnya.

Sandiaga Uno Dipuji Orang Kepercayaan Megawati, hingga Beber Virus Corona di Indonesia Mereda

Para peneliti menyebutkan mengetahui mutasi apa saja yang dihasilkan virus SARS-CoV-2 bisa memberikan pemahaman lebih terhadap cara merawat pasien.

“Pengembangan obat-obatan dan vaksin, meski mendesak, perlu memperhitungkan dampak akumulasi mutasi Virus Corona.

Agar menghindari potensi yang lebih buruk,” tutur Profesor Li Lanjuan, peneliti utama di Zhejiang University.

(*)

Ikuti >>> Update Virus Corona

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ahli Kesehatan Masyarakat Sebut Pola Penularan covid-19 Bisa Berubah ", https://nasional.kompas.com/read/2020/04/24/20491681/ahli-kesehatan-masyarakat-sebut-pola-penularan-covid-19-bisa-berubah?page=all#page3.
Penulis : Dian Erika Nugraheny
Editor : Icha Rastika
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved