Virus Corona di Bontang
Bandara APT Pranoto dan Bandara SAMS Ditutup, Para Sopir Travel di Bontang jadi Pengangguran
Para sopir travel banyak jadi pengangguran. Usai ditutupnya penerbangan domestik Bandara APT Pranoto Samarinda dan Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Para penyedia jasa travel mobil antar kota di Kota Bontang, Kalimantan Timur lumpuh.
Para sopir travel banyak jadi pengangguran. Usai ditutupnya penerbangan domestik Bandara APT Pranoto Samarinda dan Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan, Kalimantan Timur.
Pandemi covid-19 sukses melahap pundi-pundi rupiah yang biasa mereka hasilkan setiap hari.
Hal itu dibenarkan, Ketua Asosiasi Travel Bontang (ATB) Suroto kepada TribunKaltim.co, Selasa (28/4/2020).
BACA JUGA:
• BREAKING NEWS Bertambah 11 Kasus, Jumlah Pasien Positif Covid-19 di Kalimantan Timur jadi 85
• Mulai Besok Penerbangan Komersil dan Carter di Bandara Tanjung Harapan Kaltara Dihentikan
• Mulai 25 April, Maskapai Garuda Indonesia Hentikan Penerbangan dari Daerah PSBB, Ada Daerah Tarakan
Dia mengaku pendapatan sopir travel melorot drastis. Terjun bebas di tengah pandemi Corona atau covid-19 yang melanda Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Bagaimana tidak, sumber pendapatan utama mereka yakni penumpang Bandara APT Pranoto Samarinda dan Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan turut menghilang, akibat tidak ada lagi penerbangan domestik.
Pun hampir tidak ada lagi warga yang menyewa jasa travel ke luar kota di tengah situasi seperti saat ini.
"Ya lumpuh. Sopir nganggur semua. Berpengaruh sekali, kayaknya ini sudah gak ada yang narik. Karena bandara udah tutup semua," katanya.
Pria yang akrab disapa Mbah Suro ini mengatakan sebanyak 160 sopir travel yang tergabung dalam ATB.

Ia berharap pemerintah mampu memperhatikan nasib mereka di tengah situasi yang merugikan siapa saja saat ini.
Bisa dibilang penghasilan sopir travel mengalami penurunan dari 80 sampai 90 persen.
Para sopir travel yang masih mengangkut penumpang bisa dihitung jari.
"Masih ada sekali narik kadang kita lihat teman kita, itupun kenalan kalau ada yang mau pergi. Kalau saya sendiri gak ada sama sekali. Ya, kami ini was-was juga selama covid-19," tuturnya..
Lebih lanjut, meski sebagian besar dari mereka telah mendapat bantuan langsung tunai (BLT), namun beberapa di antara mereka harus gigit jari. Lantaran tak semua sopir yang tergabung di ATP memiliki KTP Bontang.