Virus Corona
Kabar Gembira, Bukan Akhir Tahun, Vaksin Virus Corona akan Siap Bulan Ini, Tapi Jumlahnya Terbatas
Ada kabar gembira, bukan akhir tahun, vaksin Virus Corona akan siap bulan ini, tapi jumlahnya terbatas
Uji Klinis yang Dikembangkan di Berbagai Negara
Sebagaimana diketahui, menemukan obat atau vaksin telah menjadi prioritas utama saat lockdown diberlakukan di planet ini secara bertahap .
Pekan lalu, Asia Times melaporkan bahwa uji klinis sudah dilakukan di seluruh dunia.
Di China, Institut Nasional untuk Pengawasan Obat dan Makanan , dan Sinovac Biotech telah memulai pengujian manusia di Xuzhou, sebuah kota besar di provinsi Jiangsu.
“(Hasil praklinis) pada primata non-manusia ditemukan, ketika diberikan dengan dosis yang cukup, vaksin dapat memberikan perlindungan terhadap Sars-CoV-2, " sebuah makalah pendahuluan mengatakan setelah dirilis oleh tim peneliti di medRxiv.org.
• Di ILC, Refly Harun Bongkar Ketidakmampuan Pemerintah Jokowi Lockdown, Ali Ngabalin Hanya Tertunduk
Lebih jauh, dua uji coba besar lainnya sudah memasuki tahap kedua di China.
Mereka diluncurkan oleh Institut Produk Biologi Wuhan dan Institut Virologi Wuhan, serta Akademi Ilmu Kedokteran Militer Tiongkok dan CanSino Bio.
Menurut Science, hingga saat ini ada 76 kandidat vaksin sudah dalam pengembangan.
“Tetapi pejabat kesehatan masyarakat telah memperingatkan bahwa dari awal hingga selesai," ungkap narasumber terkait penelitian tersebut.
"Dibutuhkan setidaknya satu tahun untuk membuktikan apakah seorang kandidat aman dan efektif. Dan itu jika tidak ada masalah yang muncul, ” tambahnya.
Secara terpisah, tes klinis pertama vaksin di Jerman disetujui awal bulan ini oleh Paul-Ehrlich-Institut.
Obat ini telah dikembangkan oleh perusahaan Jerman, Biontech, dan Pfizer, raksasa perusahaan di AS.
Raksasa dari industri farmasi, GlaxoSmithKline dan Sanofi , juga mengumumkan pada April 2020, mereka telah bergabung untuk mengerjakan vaksin dalam 12 hingga 18 bulan ke depan.
"Kami berencana untuk memulai uji coba (segera)," ungkap Emma Walmsley, CEO GSK.