Kondisi Sebenarnya Kim Jong Un Akhirnya Diungkap Media Jepang, Terkuak China Rupanya Sudah Lama Tahu

Yang teranyar, majalah Shuken Gendai dari Jepang menguak sebuah hal baru tentang kondisi Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un

Editor: Doan Pardede
BBC
DIKABARKAN MENINGGAL DUNIA - Pemimpin Korea Utara Kim Jon Un Narsis di Gunung Paektu diyakini sebagai tempat kelahiran ayahnya, namun sejarawan mengatakan ia sebenarnya lahir di Rusia. 

TRIBUNKALTIM.CO - Media Jepang mengungkap sebuah fakta baru seputar kondisi terkini pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong Un.

Semakin tidak jelasnya keberadaan Kim Jong Un membuat sejumlah asumi bermunculan.

Bahkan, beberapa pihak meyakini bahwa Kim Jong Un telah meninggal dunia.

Yang teranyar, majalah Shuken Gendai dari Jepang menguak sebuah hal baru tentang kondisi Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un pada Sabtu (25/4/2020).

• Daftar Negara yang Mulai Normal saat Virus Corona setelah Lakukan Lockdown, Ada Tetangga Indonesia

• Dianggap Tak Paham Agama, Mahfud MD Ungkap Kekesalannya di ILC, Reaksi Ali Ngabalin Menahan Tawa

• Terungkap Perusakan Mobil Jenderal Bintang Satu Anak Buah Idham Azis, Pelakunya ASN Kementerian

• Sikap Kim Jong Un Terhadap Sang Istri Terkuak, Ternyata Punya Sederet Kebaikan yang Jarang Diketahui

Media tersebut melaporkan bahwa Kim Jong Un berada dalam keadaan tidak sadar atau koma setelah menjalani operasi cardiac stent pada awal April lalu.

Sebuah sumber pejabat medis China mengabarkan bahwa Kim tiba-tiba mendapat serangan jantung dan jatuh tak sadarkan diri ketika tengah berada di dalam perjalanan di sebuah desa.

Dokter yang menemaninya bergegas membawa Kim ke rumah sakit terdekat dan memberikan tindakan CPR atau resusitasi jantung dan paru-paru.

Di saat yang sama, China diminta untuk mendatangkan tim medis dari Beijing sesegera mungkin.

"Di China, sebuah tim yang terdiri hampir 50 orang juga alat-alat dan lainnya dipimpin oleh seorang dokter dari Pusat Penyakit Kardiovaskular Nasional China dari Klinik Fuai dan Klinik PLA 301 Beijing berangkat ke Pyongyang menggunakan kendaraan khusus," ungkap laporan itu.

Melihat ketidak mungkinan tim medis China datang tepat waktu, tim medis Korea Utara memutuskan untuk melakukan tindakan darurat yakni melakukan operasi cardiac stent.

Tim medis Korea Utara yang melakukan operasi itu dikabarkan sudah pernah dilatih di China dalam kurun waktu beberapa tahun.

Operasi cardiac stent itu sebenarnya bukanlah sebuah operasi yang terlalu sulit.

• Kabar Kim Jong Un Pemimpin Korea Utara Meninggal Diungkap Pakar, #KIMJONGUNDEAD Trending Topic

• Adik Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Bernama Kim Yo Jong, Dinilai Lebih Kejam dari Sang Kakak

Prosedur memasukkan stent atau ring ke dalam pembuluh darah untuk memompa darah ke jantung seharusnya bisa selesai hanya dalam waktu satu menit.

Namun, dokter yang mengoperasi dikabarkan gugup dan tangannya gemetar.

Ditambah, dokter tersebut belum pernah memiliki pengalaman mengoperasi orang dengan kondisi obesitas seperti Kim Jong Un.

Maka, operasi tersebut berjalan sekitar delapan menit untuk memasukkan ringnya saja.

Selepas operasi tersebut, pemimpin otoriter itu dikabarkan koma.

Ketika itu, tim medis dari China datang dan memeriksa keadaannya namun pihak medis China mengatakan,

"Saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi."

Meski sulit dipercaya, tapi pernyataan dari dokter China yang dilaporkan oleh majalah Shuken Gendai dikatakan sebagai sebuah kebenaran.

• Demi Kondisi Kesehatan Kim Jong Un, Presiden Xi Jinping Utus Ahli Medis China ke Korea Utara

• Di Tengah Rumor Meninggal Dunia, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Dikabarkan Jalan-jalan di Wonsan

Kabar Kim Jong Un kritis sudah dilaporkan CNN

Majalah Shuken Gendai juga melaporkan bahwa kabar tentang kritisnya Kim Jong Un sebelumnya sudah dikabarkan oleh media CNN pada Senin (20/4/2020).

CNN Monday melaporkan keterangan sumber internal dari Amerika Serikat (AS) tentang kondisi kesehatan Kim.

Kim Jong Un dikabarkan menjalani operasi kardiovaskular pada 12 April.

Berita itu dilaporkan oleh Daily NK yang juga menjelaskan mengapa Kim harus menjalani prosedur tersebut.

Kim dikabarkan mengalami obesitas, memiliki kebiasaan merokok dan telah bekerja secara berlebihan.

Saat itu, Kim dilaporkan berada di sebuah vila di kawasan Hyangsan County setelah menjalani perawatan.

Kim juga dikabarkan mulai membaik ditandai dengan pulangnya sebagian dokter yang telah merawatnya pada 19 April ke Pyongyang.

Jika Kim Jong Un Meninggal, Korea Utara Bakal Hadapi Masalah Serius

Korea Utara akan menghadapi pergantian tak direncanakan dalam 72 tahun terakhir jika pemimpin mereka, Kim Jong Un meninggal.

Absennya Kim selama lebih dari dua pekan menjadi perhatian publik, dengan kondisi simpang siur mengenai kondisi kesehatannya mengemuka. Terdapat beberapa laporan tak terkonfirmasi bahwa Kim koma, atau bahkan wafat setelah menjalani operasi kardiovaskular pada awal April.

Baik pemerintah AS dan Korea Selatan menyatakan mereka tidak yakin jika Pemimpin Korea Utara itu berada dalam kondisi sangat serius.

Meski begitu, ketidakhadiran Kim dalam dua acara penting Korut, salah satunya perayaan kelahiran sang kakek Kim Il Sung, jelas menjadi perhatian.

Sue Mi Terry, peneliti senior di Center for Strategic and International Studies mengatakan, Korea Utara bakal menghadapi masalah serius jika Kim Jong Un meninggal.

Sebab seperti diberitakan The Washington Post Senin (27/4/2020), mereka harus melakukan pergantian tak direncanakan selama 72 tahun terakhir.

Asumsi itu berdasarkan pada fakta bahwa dua pendahulu Kim, Kim Il Sung dan Kim Jong Il, sama-sama melakukan persiapan agar keturunan mereka bisa bertakhta.

Kim Jong Il dipersiapkan oleh sang ayah, Kim Il Sung, selama setidaknya 20 tahun sebelum mengambil alih tampuk kepemimpinan pada 1994.

Sementara Kim junior mempunyai waktu selama beberapa tahun untuk menyerap ilmu dari ayahnya Kim Jong Il, sebelum berkuasa di 2011.

Jika Kim mengembuskan napas terakhir, tidak jelas siapa yang bakal menggantikannya.

Karena keturunan langsungnya diyakini masih TK.

Terry menerangkan, kandidat terkuat untuk menjadi penguasa negara yang menganut ideologi Juche itu adalah adik Kim, Kim Yo Jong.

Sebenarnya, Kim mempunyai kakak lelaki bernama Kim Jong Chul. Namun Kim Jong Il memutuskan untuk mengabaikannya dari daftar ahli waris.

"Sebab seperti Fredo Corleono, Kim Jong Chul dianggap terlalu lemah," ulas Terry yang juga sebagai analis senior CIA untuk Korea.

Kemudian terdapat paman Kim, Kim Pyong Il, yang menjadi diplomat selama 40 tahun dan baru-baru ini kembali ke Pyongyang. Baca juga: Senator AS Mengaku Bakal Syok jika Kim Jong Un Tak Meninggal

Tetapi, Terry memprediksi Kim Pyong Il hanya akan menjabat sebagai penasihat Kim Yo Jong daripada sebagai penguasa Korut.

Kim Yo Jong adalah orang yang paling dipercaya sang kakak, dan menjadi ujung tombak pertama dalam berbagai pertemuan Kim dengan pemimpin negara lain.

Masalahnya menurut Terry, apakah negara yang didominasi pria dan menganut paham Konfusius itu akan mengizinkan perempuan menjadi pemimpin tertinggi.

Jika ya, Kim adik bisa jadi bakal mengambil pendekatan berbeda, di antaranya mendapatkan pengakuan internasional agar sanksi mereka diperlunak.

Namun jika Kim adik dianggap gagal, maka bisa jadi untuk pertama kalinya sejak Korut berdiri, tampuk kepemimpinan bakal terjadi di luar Keluarga Kim.

Kandidat dari luar Dinasti Kim adalah Marsekal Madya Choe Ryong Hae, anggota Politbiro sekaligus Wakil Ketua Partai Buruh.

Keluarga Choe dekat dengan Kim Yo Jong, namun sang jenderal juga berambisi merebut kekuasaan daripada mendukung generasi Kim selanjutnya.

Sebab ketika Kim Jong Un berkuasa sembilan tahun silam, dia mengeksekusi dua pejabat tertinggi, seakan memberi jalan bagi Choe.

Selain itu, sebagai orang yang pernah tersisihkan di masa lalu, Choe besar kemungkinan berpendapat bahwa dia harus berkuasa jika ingin bertahan.

Jika Choe Ryong Hae berkuasa, besar peluang dia akan mempertahankan status quo.

Meski begitu, kemampuannya di dunia internasional tak sebanding dengan Kim.

Skenario terburuk adalah karena tidak ada pengganti yang dianggap setara, maka para petinggi Korea Utara akan saling berebut kekuasaan.

Skenario tersebut akan membuat negara yang mengklaim sebagai salah satu kekuatan nuklir dunia itu berada dalam kondisi ricuh.

Kim Jong Un dilaporkan perokok berat, mengalami obesitas, dengan keluarganya mempunyai sejarah sakit jantung serta diabetes.

Terry menjelaskan apa pun yang terjadi, kondisi kesehatan sang pemimpin tertinggi adalah risiko terbesar bagi rezim tersebut.

Karena itu, dia meyakini AS harus mulai berkonsultasi dengan China, mitra dagang sekaligus sekutu terbesar Korut, untuk menghadapi kemungkinan gejolak.

Sebab, jika kedua negara kuat itu tak bertindak tepat waktu, peluang rakyat Korut eksodus untuk mengungsi semakin besar.

Selain itu jika gejolak itu sampai terjadi dan berlarut-larut, ada peluang juga senjata nuklir mereka bakal dijual ke berbagai tempat.

• NEWS VIDEO Donald Trump Doakan Kim Jong Un Lekas Sembuh

• Terbongkar Perlakuan Kim Jong Un ke Warga Korea Utara yang Positif Virus Corona, Kabur ke China

• Kandidat Pengganti Kim Jong Un Jika Kondisi Kesehatan Pemimpin Korea Utara Memburuk

• Kesehatan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Dikabarkan Memburuk, AS Terus Pantau Kondisinya

Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul FAKTA BARU Kabar Kim Jong Un, Media Jepang Ungkap Koma & Penyebabnya, 50 Tim Medis China ke Korut dan Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jika Kim Jong Un Meninggal, Korea Utara Bakal Hadapi Masalah Serius"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved