Virus Corona

PSBB Surabaya, Masih Banyak Warga yang Bandel di Wilayah Risma, Kapan Sanksi Tegas Diterapkan?

Pemberlakuan PSBB Surabaya, warga di wilayah Tri Rismaharini alias Risma masih banyak yang bandel, kapan sanksi tegas diterapkan?

Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
Kolase TribunKaltim.co / TribunJatim
PSBB Surabaya, Masih Banyak Warga yang Bandel di Wilayah Risma, kapan sanksi tegas diterapkan? 

Eddy mengungkapkan, juga tak jarang masih ada pengendara yang tidak mengenakan masker serta berboncengan.

Selain itu, termasuk di pasar tradisional masih terus dilakukan pemantauan terkait dengan protokol kesehatan.

Jajaran Risma juga terus mengimbau masyarakat di lapangan, belum sampai menerapkan sanksi tegas.

Tiga hari pertama PSBB Surabaya memang masih dalam tahap imbauan saja.

"Masih imbauan, arahan dari Gubernur kan 3 atau 4 hari ke depan jadi kita ikuti," ungkapnya.

Untuk diketahui, evaluasi terkait PSBB di Surabaya direncanakan akan terus dilakukan setiap hari selama 14 hari.

Tak hanya di lingkungan Pemkot Surabaya, namun juga berkoordinasi dengan Pemprov Jatim.

Sebab, evaluasi di tingkat Jatim dilakukan oleh tiga daerah yang melakukan PSBB yakni Surabaya, Gresik dan Sidoarjo.

Hari Ini Penerapan PSBB di Tiga Daerah di Jatim, Bus tak Boleh Masuk Kota Surabaya

Patroli dini hari

Sementara itu, Tim Coronavirus Desease 2019 ( covid-19 ) Hunter melakukan patroli di sejumlah kawasan di Kota Surabaya, Rabu (29/4/2020) dini hari guna mencegah penyebaran Virus Corona atau covid-19.

Selain melakukan penyisiran terhadap kemungkinan, adanya warga yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP), dan pasien dalam pengawasan (PDP), tapi masih bandel, dan berkeliaran di luar rumah.

Anggota tim juga melakukan penyemprotan cairan disinfektan di sejumlah ruas jalan Kota Surabaya, satu diantaranya di ruas jalan kawasan Bundaran Waru atau di Pos Check Point Bundaran Waru, Gayungan, Surabaya.

Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jatim Kombes Pol R Pitra Andrias Ratulangie mengatakan, banyaknya laporan dari pihak rumah sakit (RS) mengenai warga yang berstatus sebagai ODP dan PDP yang tak disiplin menjalankan protokol medis karantina mandiri.

Mereka, lanjut Andrias, malah berkeliaran di luar rumah dan masih bercengkrama dengan sanak familinya.

"Atas dasar itu tim ini dibentuk, maka hasilnya orang-orang yang berobat dengan Karantina Mandiri inilah yang banyak menularkan," katanya pada awak media di Mapolda Jatim, Rabu (29/4/2020).

H-1 PSBB Surabaya, Gubernur Jatim Khofifah Soroti Angka Kematian Virus Corona di Jawa Timur

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved