Virus Corona
Terungkap Angka Kematian Covid-19 Tertinggi Bukan Amerika Serikat dan Italia, Tapi Negara Ini
angka kematian akibat Virus Corona alias covid-19 tertinggi di dunia bukan Amerika Serikat dan Italia, tapi Belgia
TRIBUNKALTIM.CO - Terungkap angka kematian akibat Virus Corona alias covid-19 tertinggi di dunia bukan Amerika Serikat dan Italia, tapi Belgia.
Berdasarkan data jumlah pasien Virus Corona ( covid-19 ) di dunia menurut wordometers, Amerika Serikat masih berada di puncak per Jumat 1 Mei 2020 pukul 06.00 WIB.
Setidaknya sudah 3,303,096 kasus positif covid-19 di dunia dengan jumlah kematian 233,777 dan pasien sembuh sebesar 1,038,424.
Sementara itu, Amerika Serikat dan Italia memang mencatakan jumlah kasus kematian yang tinggi.
Ada 63,827 kasus kematian di Amerika Serikat, sedangkan Italia mencapai 27,967.
Namun ahli yang juga peneliti di Johns Hopkins University, mengungkap fakta baru.
• Angka Kematian Virus Corona Lebih Rendah dari Indonesia, Lockdown di Filipina Picu Gejolak Sosial
• Akhirnya Misteri Kematian Ibu Tien Soeharto Terkuak, Mbak Tutut Bongkar Sebabnya, Benarkah Ditembak?
• Risma Terang-terangan Bongkar Kebohongan Kasus Virus Corona di Pabrik Rokok Sampoerna Surabaya
Bahkan hasil penelitian tersebut mengungkapkan bukan Amerika Serikat dan Italia yang memiliki angka kematian tertinggi Virus Corona di dunia.
Negara tersebut adalah Belgia yang dianggap melampaui angka kematian akibat Virus Corona di Amerika Serikat dan Italia.
Amerika Serikat memang mencatatkan diri sebagai negara dengan jumlah kematian tertinggi akibat Virus Corona atau covid-19.
Sedangkan Belgia hanya ada 7.594 kematian dari total 48.519 kasus positif covid-19.
Namun, Belgia mencatatkan diri sebagai negara yang memiliki angka kematian akibat Virus Corona tertinggi di dunia.
Angka ini dihitung berdasarkan per 100.000 penduduk negaranya.
Pada tanggal 27 April, Belgia melaporkan lebih dari 7.200 kematian akibat covid-19.
Angka ini jauh dibandingkan dengan 55.000 kematian di Amerika Serikat atau 23.000 di Prancis.
Lantas, mengapa Belgia disebut catatkan angka kematian paling banyak di dunia?
Menurut Johns Hopkins University, sebanyak 62 pasien covid-19 meninggal untuk setiap 100.000 penduduk di Belgia, negara dengan penduduk berjumlah sekitar 11 juta jiwa.
Bandingkan dengan Amerika Serikat, kematian terjadi pada 17 pasien untuk setiap 100.000 penduduk.
Angka kematian yang tinggi ini disebabkan perbedaan cara Belgia dalam melaporkan kematian yang disebabkan oleh covid-19.
Melansir Warta Kota yang mengutip BBCIndonesia, Belgia tidak hanya melaporkan kematian berdasarkan pasien yang sudah terkonfirmasi positif covid-19.
Tetapi juga seluruh kasus yang dicurigai terinfeksi Virus Corona, termasuk juga kematian pasien yang dirawat di rumah-rumah.
Metode ini berbeda dengan kebanyakan negara yang hanya menghitung kematian yang terjadi di rumah sakit.
Sekalipun banyak negara menghitung dengan cara berbeda, umumnya mereka serupa dalam menghitung kematian covid-19, yaitu berdasarkan pasien yang sudah dites, dan dikonfirmasi positif Virus Corona.
Kementerian Kesehatan Spanyol misalnya, secara rutin hanya menghitung kematian akibat Virus Corona di rumah sakit.
• Angka Kematian Virus Corona Lebih Rendah dari Indonesia, Lockdown di Filipina Picu Gejolak Sosial
Italia, menghitung pasien yang sudah dites dan hasilnya positif, dan tak memperhitungkan apakah penyebab kematian adalah Virus Corona atau penyakit lainnya.
Prancis melakukan dengan cara serupa, yaitu menghitung kematian di rumah sakit.
Pada tanggal 2 April, mereka baru mulai memasukkan dalam laporan mereka, kematian pasien yang dirawat di rumah.
Inilah yang dilakukan di Belgia
Mereka menghitung pasien yang terkonfirmasi positif dan pasien yang dicurigai terinfeksi, dan menurut pemerintahnya, ini akan membuat mereka bisa melawan penyakit ini dengan lebih baik.
“Ketika kita tak punya kapasitas untuk mengetes semua orang, maka penting untuk menghitung pula kematian pada suspek atau orang dalam pengawasan,” kata ahli penyakit menular Steven Van Gutch, penanggung jawab komite ilmuwan yang membantu pemerintah melawan Virus Corona di Belgia.
"Yang membedakan kami dengan negara-negara lain adalah kami menghitung angka kasus dengan lebih luas, yang membuat kami bisa mengambil langkah segera," tambahnya.
Van Gutch menjelaskan bahwa karena sistemnya yang “ekspansif” dalam menghitung kematian, mereka bisa mendeteksi penyebaran Virus Corona di rumah-rumah yang merawat orang dalam pengawasan.
“Berkat sistem penghitungan seperti ini, kami mampu menangani masalah tepat waktu,” katanya.
Pada tanggal 15 April, sumber resmi menyatakan bahwa hampir setengah kematian akibat Virus Corona di Belgia terjadi di rumah-rumah.
• Jokowi Minta Ventilator ke Donald Trump, Presiden Turki Erdogan Kirim Alat Medis ke Amerika Serikat
Debat internal
Perdana Menteri Sophie Wilmès menjelaskan di parlemen Belgia bahwa "pemerintah memutuskan untuk sepenuhnya transparan dalam melaporkan kematian terkait covid-19, sekalipun ini berakibat angkanya seperti dibesar-besarkan."
Sistem penghitungan ini dipandang dengan curiga oleh ahli lain.
Ahli virus Belgia Marc van Ranst mengkritik keras sistem penghitungan pemerintah ini di sebuah acara TV.
“Hampir semua orang yang meninggal di rumah – jumlahnya bisa mencapai 100 orang sehari – dimasukkan ke dalam statistik corona. Menurut saya, ini agak bodoh,” kata Van Ranst.
Steven van Gutch, yang melaporkan angka-angka Virus Corona di Belgia setiap hari, paham bahwa metode Belgia ini dikritik, tapi ia percaya bahwa ini sifatnya sementara.
“Tampaknya kita punya angka kematian yang tinggi. Namun dalam kenyataannya data kita bisa dibandingkan dengan Prancis, atau Inggris misalnya," kata Van Gutch.
"Ketika kita tinjau data dari negara lain dan perlihatkan angka sesungguhnya, tingkat kematian di Belgia cocok dengan pola negara lain."
“Saya paham beberapa orang merasa khawatir, tapi kami mencoba untuk setransparan dan sejujur mungkin."
"Mungkin kita membuat estimasi berlebihan terhadap jumlah kematian yang sesungguhnya. Namun ini lebih baik daripada tidak menghitungnya dengan pantas,” tambahnya.
• Amerika Serikat Minta Tanggung Jawab Soal Virus Corona, Donald Trump: Kami Tidak Senang dengan China
Angka sesungguhnya
Fakta bahwa hampir semua negara hanya menghitung kematian dari mereka yang positif covid-19 berpeluang menyembunyikan angka kematian sesungguhnya, yang jauh lebih besar.
Menurut analisis baru-baru ini dari koran Financial Times, jumlah keseluruhan kematian akibat covid-19 di seluruh dunia bisa mencapai 60% lebih tinggi daripada yang diumumkan secara resmi.
Koran yang berkantor di London ini mencapai kesimpulan itu sesudah menghitung jumlah kematian yang terjadi bulan Maret dan April tahun ini, dibandingkan dengan catatan di periode yang sama antara tahun 2015 hingga 2019 di beberapa negara.
Inilah skenario yang tak diinginkan oleh pemerintah Belgia.
“Jika hanya menghitung kematian di rumah sakit, kita seperti melihat sambil menutup satu mata kita,” kata Van Gutch.
“Lebih jauh lagi, menurut saya, cara sebenarnya untuk mengukur performa satu negara adalah dengan melihat respon sistem kesehatan mereka.
Benar bahwa cara penghitungan kami membuat Belgia menjadi negara dengan tingkat kematian tertinggi."
"Namun unit perawatan intensif kami, bahkan saat puncak wabah pada tanggal 12 April, tidak lebih dari 58% dari kapasitas keseluruhan,” papar Van Gutch.
(*)
IKUTI >> Update Virus Corona