Berlanjut ke Jalur Hukum, Luhut Bawa 4 Kuasa Hukum, Polri Kirim Surat Panggilan, Reaksi Said Didu?

Perselisihan Luhut Pandjaitan dan Said Didu berlanjut ke jalur hukum, Luhut bawa 4 kuasa hukum, Polri sudah kirim surat panggilan, reaksi Said Didu.

Penulis: Aro | Editor: Januar Alamijaya
Kompas.com/Ade Miranti-Murti Ali Lingga
Akhirnya, berlanjut ke jalur hukum, Luhut siapkan 4 kuasa hukum, Polri sudah kirim surat panggilan, bagaimana reaksi Said Didu. 

Unggahan itu diberi judul "Setiap Tindakan Ada Konsekuensinya".

Luhut yang menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi mengatakan, sejumlah komponen bangsa saat ini sedang bergerak bersama mencari solusi untuk mempercepat penanganan wabah virus Corona.

Bagi Luhut, ini adalah misi kemanusiaan dan harus dituntaskan.

Namun, rupanya masih banyak komponen bangsa yang tidak seiring dan seirama dengan gerak langkah ini.

"Saya sungguh menyayangkan tindakan dan ucapan beberapa pihak yang tega menjadikan situasi seperti ini untuk memperkeruh keadaan dengan melakukan serangan-serangan yang tidak berdasar dan malah mengarah ke personal atau pribadi orang lain," tulis Luhut.

Mantan prajurit RPKAD itu pun menegaskan bahwa dirinya bukan antikritik.

Ia menegaskan pula tidak akan membungkam kritik yang muncul.

Luhut hanya ingin seluruh masyarakat Indonesia menjadi warga terdidik dan terbiasa berargumentasi dengan data.

"Saya juga ingin bangsa ini menjadi bangsa yang terdidik, yang terbiasa untuk saling kritik dan mendebat dengan fakta dan data yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan dengan tuduhan tak berdasar yang menyerang pribadi orang lain," tulis Luhut lagi.

Tidak ada nama Said Didu disebut dalam unggahan Luhut tersebut.

Beberapa warganet meninggalkan komentar di unggahan tersebut dengan menyebut nama Said Didu. Ada yang meminta agar Luhut bisa duduk bersama dengan Said Didu.

Berikut curahan isi hati seorang Luhut Binsar Panjaitan, selengkapnya:

Saya menghabiskan lebih dari 30 tahun masa hidup saya sebagai seorang prajurit, tanpa pernah merasa ada keraguan ketika terjun ke daerah operasi.

Sebagai seorang prajurit Kopassus atau yang dulu disebut RPKAD pun saya terbiasa menghadapi banyak pertempuran jarak dekat, dengan situasi yang sangat mencekam.

Semua itu saya ingat waktu saya masih bujangan dan bahkan setelah saya menikah.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved