Virus Corona

Mahfud MD Beber Pemerintah Jokowi Antisipasi Virus Corona Sejak 2019, Kebijakan Pertamanya Strategis

Mahfud MD beber Pemerintah Jokowi antisipasi Virus Corona di 2019, kebijakan pertamanya strategis

Editor: Rafan Arif Dwinanto
TRIBUNNEWS/Gita Irawan
Menteri Kordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD saat diwawancarai wartawan di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat. Selasa (28/1/2020). Pemerintah dituding lamban dan penanganan covid-19, Mahfud MD ungkap langkah yang dilakukan sebelum kasus pertama muncul 

TRIBUNKALTIM.CO - Mahfud MD beber Pemerintah Jokowi antisipasi Virus Corona sejak 2019, kebijakan pertamanya strategis.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan kasus pertama Virus Corona atau covid-19 bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, awal Maret lalu.

Namun, langkah antisipasi masuknya Virus Corona Indonesia ternyata sudah dilakukan Pemerintah Jokowi sejak Desember 2019.

Menkopolhukam Mahfud MD menyebut, kebijakan pertama dalam upaya mengantisipasi masuknya covid-19, sudah dimulai sejak 2019.

Menkopolhukam Mahfud MD mengklarifikasi kepada Komite I DPD RI terkait tudingan sejumlah pihak yang menilai pemerintah lamban dalam menangani pandemi Covid-19.

Mahfud MD mengungkapkan pemerintah telah menyikapi covid-19 beberapa bulan sebelum kasus pertama covid-19 muncul dan diumumkan pemerintah pada 2 Maret 2020.

Kaget Saat Dengar Pengumuman Jokowi, Pasien 01 & 02 Corona Indonesia Beber Kisahnya ke Media Inggris

Nasib Tragis Mahasiswa Ketahuan Sembunyi di Bawah Ranjang Istri Orang, Sang Suami Tiba-tiba Pulang

PSBB Surabaya Tak Mampu Tekan Covid-19 di Jatim, Presiden Jokowi Kirim 3 Jenderal ke Wilayah Risma

Mahfud MD mengatakan pemerintah telah menyikapi covid-19 sejak akhir Desember 2019.

Hal itu disampaikannya dalam Rapat Kerja Menteri Kordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bersama Komite I DPD RI via video conference pada Jumat (8/5/2020).

"Covid-19 ini terjadi pada akhir Desember pada tahun 2019.

Nah, tanggal 27 Desember 2019 pemerintah sudah langsung mengadakan rapat kabinet tentang itu yang keputusan pertamanya itu adalah menutup penerbangan Indonesia-Tiongkok.

Jadi, ini sekaligus penjelasan atau klarifiaksi terhadap simpang siurnya opini di luar bahwa pemerintah itu sangat terlambat menangani Covid ini," kata Mahfud MD.

Ia menjelaksan secara rinci tindakan lain pemerintah sebelum kasus pertama covid-19 di Indonesia.

Langkah tersebut yakni melakukan penjemputan ratusan WNI di kota Wuhan Cina yang sudah terlanjur melakukan lock down.

"Sesudah terlanjur ditutup itu, lalu ternyata ada berita 347 warga Indonesia ada di Wuhan ternyata.

Kita buat nota diplomatik dengan Tiongkok.

Isinya kami minta izin mau ngirim pesawat untuk menjemput warga negara Indonesia yang ada di Wuhan," kata Mahfud MD.

Selanjutnya Mahfud MD juga menjelaskan pemerintah telah merencanakan pembangunan rumah sakit khusus penyakit menular untuk khususnya untuk covid-19 sekira sebulan sebelum kasus pertama covid-19 diumumkan di Indonesia.

"Sejak awal kami sudah mendiskusikan kemungkinan mendirikan rumah sakit khusus bagi penyakit menular.

Itu sebabnya kalau kita buka file pemberitaan pada 5 atau 6 Februari 2020 itu sudah ada pengumuman pemerintah akan membuat rumah sakit khusus," kata Mahfud.

Diremehkan Tak Punya Uang Biayai Bansos Jakarta, Anies Baswedan Beber Siap Anggaran Super Jumbo

Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo ( Jokowi) mengumumkan kasus pertama virus corona di Indonesia pada Senin (2/3/2020).

Pasien warga Depok tersebut merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan anaknya yang berusia 31 tahun.

Hasil penelitian Singapura

Sebuah riset yang dilakukan oleh Singapore University of Technology and Design ( SUTD) menunjukkan, wabah covid-19 di Indonesia akan berakhir pada 7 Oktober 2020.

SUTD merupakan salah satu universitas ternama di Singapura, yang berfokus pada kajian studi teknologi dan desain.

Hasil penelitiannya diungkap di situs web ddi.sutd.edu.sg, dengan update terakhir pada 5 Mei.

"Situs ini menyediakan pemantauan prediktif berkelanjutan covid-19 sebagai pelengkap pemantauan tradisional atau praktik prediksi tradisional," demikian keterangan yang tertera di bagian pengenalan.

Dalam penghitungannya, SUTD menggunakan model SIR (Susceptible-Infected-Recovered) yang dipadukan dengan data harian Virus Corona yang diperbarui dari berbagai negara.

Ditangkap Polisi Akibat Narkoba, Roy Kiyoshi Sempat Peringatkan Anak Ahmad Dhani Soal Dunia Kelam

Prediksi akhir wabah Virus Corona juga dicantumkan bersama prediksi pergeseran tanggal atau deviasi.

Dari pemodelan itu akan terlihat kurva siklus hidup pandemi dan tanggal berakhirnya secara teoretis, menurut kode-kode dari Milan Batista dan data dari Our World in Data.

Hasil riset SUTD menunjukkan prediksi wabah virus corona di dunia berakhir pada 20 Desember 2020.
Hasil riset SUTD menunjukkan prediksi wabah Virus Corona di dunia berakhir pada 20 Desember 2020. (SUTD via Kompas.com)

 Anies Baswedan dan Menteri Jokowi Bersitegang soal Data Bansos, Muhadjir Ingatkan Gubernur Jakarta

Hasilnya, terlihat pandemi Virus Corona secara global diprediksi akan berakhir pada 20 Desember 2020 dan dapat bergeser 5,9 hari.

SUTD juga mencantumkan prediksi berakhir wabah covid-19 di Indonesia, yakni pada 7 Oktober 2020, dengan deviasi 14,9 hari.

Negara-negara besar lainnya juga turut dimasukkan dalam data SUTD. Berikut adalah daftarnya.

SUTD memperkirakan wabah Virus Corona covid-19 di Indonesia berakhir pada 7 Oktober 2020.
SUTD memperkirakan wabah Virus Corona covid-19 di Indonesia berakhir pada 7 Oktober 2020. (SUTD via Kompas.com)
  • Amerika Serikat: prediksi berakhir 10 Oktober 2020, deviasi 7,4 hari.
  • Singapura : prediksi berakhir 29 September 2020, deviasi 48 hari.
  • Inggris: prediksi berakhir 16 September 2020, deviasi 6 hari.
  • Italia: prediksi berakhir 15 September 2020, deviasi 20,5 hari.
  • Arab Saudi: prediksi berakhir 11 September 2020, deviasi 22,1 hari.
  • India: prediksi berakhir 31 Agustus 2020, deviasi 11,2 hari.
  • Jepang: prediksi berakhir 30 Agustus 2020, deviasi 20,2 hari.
  • Perancis: prediksi berakhir 17 Agustus 2020, deviasi 2,1 hari.
  • Jerman: prediksi berakhir 16 Agustus 2020, deviasi 2,3 hari.
  • Spanyol: prediksi berakhir 11 Agustus 2020, deviasi 14,6 hari.

 PSBB Surabaya Hari ke-10, Wilayah Risma Paling Disorot, Kasus Covid-19 Terus Bertambah

Namun SUTD mengingatkan, prediksi ini dapat berubah sewaktu-waktu, prediksi belum tentu tepat karena ada faktor alam.

Di situs web SUTD juga mencantumkan disclaimer, bahwa riset ini hanya untuk keperluan edukasi dan penelitian dan mungkin terdapat kesalahan.

Peringatan pun dituliskan yang berbunyi, "Pembaca harus menyikapi prediksi apa pun dengan hati-hati."

"Optimisme berlebihan berdasarkan perkiraan tanggal akhir berbahaya, karena dapat mengendurkan kedisiplinan dan kendali, menyebabkan virus dan kembali berputar, dan harus dihindari."

IKUTI >> Update Virus Corona

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mahfud MD Klarifikasi ke DPD RI Soal Tudingan Lambatnya Penanganan Pandemi Covid-19, https://www.tribunnews.com/corona/2020/05/08/mahfud-md-klarifikasi-ke-dpd-ri-soal-tudingan-lambatnya-penanganan-pandemi-covid-19.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved