Ramadhan
Puasa di Negara yang Alami Matahari Tak Terbenam Selama 24 Jam, Bagaimana Waktu Sahur dan Berbuka?
Ketika sedang berpuasa, seseorang diharuskan untuk menahan lapar, haus, dan nafsu dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari.
TRIBUNKALTIM.CO - Negara-negara ini mengalami Matahari tak terbenam selama 24 jam, bagaimana cara puasa di sana?
Puasa Ramadhan merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam.
Ketika sedang berpuasa, seseorang diharuskan untuk menahan lapar, haus, dan nafsu dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari.
Umumnya, rata-rata waktu berpuasa adalah sekitar tiga belas jam, dihitung dari terbitnya fajar sampai waktu maghrib.
• Malam Turunnya Al Quran di Bulan Suci Ramadhan, Berikut ini Keutamaan Malam Lailatul Qadar
• Lengkap Beserta Artinya, Berikut ini Bacaan Doa Niat Puasa Ramadhan Selama Sebulan Penuh
• Jadwal Imsakiyah Pontianak 2020 selama Ramadhan 1441 H, Lengkap Bacaan Niat dan Doa Buka Puasa
• Jadwal Imsakiyah Balikpapan 2020, Satu Bulan Full Selama Puasa Ramadhan 1441 H
Namun, ada sejumlah negara yang memiliki waktu berpuasa lebih dari 18 jam karena memiliki waktu siang lebih panjang.
Hal itu seperti yang dialami oleh umat Muslim di Denmark dan negara-negara lain seperti Norwegia dan Islandia akan berpuasa jauh lebih lama daripada mereka yang berada di belahan bumi bagian selatan.
Bahkan, ada beberapa tempat di mana matahari tidak terbenam sama sekali pada waktu-waktu tertentu dalam setahun.
Bahkan di Svalbard, sebuah kepulauan Norwegia di Samudra Arktik, mereka bisa bermandikan cahaya 24 jam dari bulan April hingga Agustus.
Puasa yang panjang
Seorang imam masjid di Oslo, Norwegia Asim Mohammed mengatakan, beberapa jemaahnya akan mengambil libur selama Ramadhan untuk mengatasi puasa yang panjang.
"Di Norwegia, ada perbedaan besar antara jam siang di musim panas dan musim dingin. Selama bulan-bulan musim dingin seperti Desember, matahari terbenam bisa terjadi paling awal pukul 15.15," kata Mohammed, dilansir dari Arab News.
"Tentu saja, semua orang lebih menyukai Ramadhan di musim dingin," sambungnya.
Menurutnya, ada tiga pilihan puasa bagi Muslim di tempat-tempat yang melihat "matahari tengah malam".
Pertama, mereka dapat berpuasa sesuai dengan fajar dan matahari terbenam di kota terdekat yang tidak memiliki cahaya siang terus menerus.
Kedua, berpuasa sesuai dengan waktu Mekkah. Ketiga, berpuasa sesuai dengan waktu di daerah mereka sendiri.
Kiblat umat Islam
Hal senada juga diungkapkan oleh Dr Ali Jumah Muhammad dalam laman resmi Lembaga Fatwa Mesir.
Menurutnya, umat Islam yang berada dalam kondisi serupa disarankan untuk berpuasa sesuai dengan rentang waktu di Mekkah.
Sebab, Mekkah yang didalamnya terdapat Kabah bukan hanya kiblat bagi umat Islam, tetapi juga tempat berasalnya negara-negara atau sering disebut Ummul Quro (ibu negara-negara).
Caranya, mereka bisa memulai puasa pada subuh waktu setempat kemudian menyelesaikan puasa mereka pada jumlah jam itu seperti di Mekkah, yaitu 14 jam.
Penjelasan Ustadz Abdul Somad Tanda-tanda Orang yang Mendapat Kemuliaan Malam Lailatul Qadar
Kenali tanda-tanda datangnya Malam Lailatul Qadar.
Simak juga penjelasan penjelasan Ustadz Abdul Somad tentang tanda orang yang mendapat kemuliaan Malam Lailatul Qadar.
Bulan Ramadhan, sebagai bulan penuh ampunan adalah bulan yang selalu dinanti umat muslim.
Berbagai amalan dilakukan untuk mencapai pahala.
Tak lepas juga dari Malam Lailatul Qadar.
Di mana Malam Lailatul Qadar menjadi jadi salah satu yang paling ditunggu di Bulan Ramadhan, tak terkecuali Ramadhan 1441 H ini.
Malam Lailatul Qadar terbilang spesial karena di dalam Al Quran digambarkan sebagai malam yang istimewa dan disebut lebih baik dari 1000 bulan.
Di Malam Lailatul Qadar, seluruh dosa-dosa manusia akan diampuni oleh Allah SWT, pula akan mendapat pahala yang berlimpah.
Kita sebagai umat manusia tidak tahu kapan tepatnya malam Lailatul Qadar tersebut datang.
Meski begitu, ada tanda-tanda fisik alam yang bisa menjadi pertanda datangnya malam Lailatul Qadar.
Tanda-tanda Kedatangan Malam Lailatul Qadar :
Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Jawa Tengah, Wahid Ahmadi menyebutkan tanda Lailatul Qadar yang disebutkan oleh nabi dalam sebuah hadist itu, yang jelas kalau malam Lailatul Qadar datang, maka malam itu sangat menenteramkan.
Suasana malamnya sangat berbeda, dan sangat membuat kita merasa kedamaian.
Kemudian pada siang harinya, setelah malam Lailatul Qadar itu, matahari bersinar di pagi hari secara redup.
Tanda-tanda fisik datangnya malam Lailatul Qadar hanya itu saja.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَةٌ كَأَنَّ فِيْهَا قَمَراً سَاطِعاً سَاكِنَةٌ سَاجِيَةٌ, لاَ بَرْدَ فِيْهَا وَلاَ حَرَّ, وَلاَ يَحِلُّ لِكَوْكَبٍ أَنْ يُرْمَى بِهِ فِيْهَا حَتَّى تُصْبِحَ, وَإِنَّ أَمَارَتَهَا أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيْحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً, لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ مِثْلَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ, وَلاَ يَحِلُّ لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَخْرُجَ مَعَهَا يَوْمَئِذٍ.
“…Sesungguhnya tanda Lailatul Qadar adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan tentram, tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya. Dan sesungguhnya, tanda Lailatul Qadar adalah, matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu.” (HR. Ahmad)
Tanda Datangnya Lailatul Qadar Menurut Ustaz Abdul Somad
Ustadz Abdul Somad menyebutkan ciri-ciri malam Lailatul Qadar dan ciri umat yang mampu mendapatkan malam kemuliaan tersebut.
Salah satu ciri akan datangnya malam Lailatul Qadar ialah satu hari dengan cahaya redup.
"Pagi hari cahaya matahari redup karena cahaya malaikat mengalahkan cahaya matahari," ujar Ustadz Abdul Somad seperti dikutip Tribunstyle.com dari Youtube Channal Dakwah.
Selain itu tanda orang mendapatkan kemuliaan malam Lailatul Qadar ialah perubahan.
"Dulu pelit setelah bulan puasa menjadi dermawan,"
"Dulu azan sudah berkumandang dia nyantai saja, tapi saat 5 atau 10 menit setelah azan sudah duduk di masjid."
"Itulah ciri dapat Lailatul Qadar," ungkap Ustadz Abdul Somad.
Kapan jatuhnya malam Lailatul Qodar di Ramadhan 1441 H?
Allah SWT tidak mengungkap secara pasti kapan turunnya malam Lailatul Qodar.
Setiap umat muslim berharap mendapatkan kemuliaan malam Lailatu Qodar di bulan Ramadhan 1441 H /2020.
Lailatul Qadar adalah satu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadhan.
Di dalam Al Quran, malam Lailatul Qadar digambarkan lebih baik dari pada seribu bulan.
Deskripsi tentang keistimewaan malam Lailatul Qadar dapat dijumpai pada surat ke-97 Al Quran atau Al-Qadar.
Menurut Quraish Shihab, kata Qadar (قﺩﺭ) sesuai dengan penggunaannya dalam ayat-ayat Al Qur'an dapat memiliki tiga arti.
Pertama, penetapan dan pengaturan sehingga Lailat Al-Qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia.
Penggunaan Qadar sebagai ketetapan dapat dijumpai pada surat Ad-Dukhan ayat 3-5:
"Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Quran) pada suatu malam, dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan semua urusan yang penuh hikmah, yaitu urusan yang besar di sisi Kami."
Kedua, tentang kemuliaan. Malam itu malam mulia tiada bandingannya.
Malam itu mulia karena dipilih sebagai malam turunnya Al Quran.
• Peristiwa Dukhan Benarkah akan Terjadi Jumat 8 Mei 2020? Penjelasan Ustadz Abdul Somad: Siap-siap
• Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2020 Wilayah Bandung dan Sekitarnya, Lengkap dengan Waktu Shalat dan Dhuha
• Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Ramadan 1441 H di Surabaya & Sekitarnya Lengkap dengan Waktu shalat
Penggunaan Qadar merujuk pada kemuliaan dapat dijumpai pada Al-An'am (6): 91 yang berbicara tentang kaum musyrik: "Mereka itu tidak memuliakan Allah dengan kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada masyarakat."
Ketiga, malam Lailatul Qadar ialah malam yang sempit karena banyaknya malaikat turun ke bumi seperti yang ditegaskan dalam surat Al-Qadar.
Sedangkan tentang kesempitan malam Lailatul Qadar diterangkan surat Ar-Ra'd ayat 26: "Allah melapangkan rezeki yang dikehendaki dan mempersempit (bagi yang dikehendaki-Nya)."
Lailatul Qadar dapat diartikan sebagai malam pelimpahan keutamaan yang dijanjikan oleh Allah kepada umat islam yang berkehendak untuk mendapatkan bagian dari pelimpahan keutamaan itu.
Keutamaan ini berdasarkan nilai Lailatul Qadar sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan.
IKUTI >> Update Berita Ramadhan
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Negara-Negara Ini Mengalami Matahari Tak Terbenam Selama 24 Jam, Bagaimana Cara Puasa di Sana?, https://www.tribunnews.com/ramadan/2020/05/10/negara-negara-ini-mengalami-matahari-tak-terbenam-selama-24-jam-bagaimana-cara-puasa-di-sana?page=all.