Refly Harun Beber Muhammadiyah Tak Pro Jokowi, Din Syamsuddin Tak Tinggal Diam, Ungkit Politik Moral
Refly Harun beber Muhammadiyah tak pro Jokowi, Din Syamsuddin tak tinggal diam, ungkit politik moral
TRIBUNKALTIM.CO - Refly Harun beber Muhammadiyah tak pro Jokowi, Din Syamsuddin tak tinggal diam, ungkit politik moral.
Usai dicopot Erick Thohir dari Komisaris Utama Pelindo I, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun kini aktif menyampaikan pandangannya via YouTube.
Kali ini, Refly Harun membahas mengenai dukungan Muhammadiyah yang dinilainya tak condong ke Pemerintah Jokowi, dan lebih ke Prabowo Subianto.
Eks Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin yang menjadi narasumber Refly Harun pun langsung memberi klarifikasi.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin mengoreksi ucapan dari pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun.
• APBD Pemprov DKI Defisit, Anies Baswedan Justru Pangkas Tunjangan Tenaga Medis, Kecuali Kategori Ini
• Amerika Tuduh China Curi Dokumen Vaksin Virus Corona Milik Negeri Donald Trump, FBI Bongkar Caranya
• Blak-blakan, Tips Rocky Gerung Agar Anies Baswedan Tak Diserang Sri Mulyani dan 2 Menteri Jokowi Ini
Dari tayangan YouTube Refly Harun, Selasa (12/5/2020), Refly menyebu ada anggapan bahwa Muhammadiyah lebih condong pada pasangan calon Prabowo Subianto dibandingkan dengan pasangan terpilih Joko Widodo (Jokowi) saat Pilpres 2019 lalu.
Menurut Refly Harun keadaan tersebut masih terlihat juga sampai sekarang.
Untuk memastikan kebenarannya, Refly Harun lalu menanyakan langsung kepada Din Syamsuddin.
Meskipun sudah tidak menjabat lagi di Muhammadiyah, namun Refly Harun menilai sosok Din Syamsuddin sangat melekat dengan organisasi berlambang matahari tersebut.
"Prof ada kecenderungan, mudah-mudahan saya tidak keliru, bahwa dalam kontestasi Pilpres 2019, bahkan 2014 juga, Muhammadiyah sepertinya condong pada pasangan Prabowo Subianto."
"Dan posisi itu agak terlihat sampai sekarang, apa pernyataan itu bisa dibenarkan, atau Prof mau sanggah?" tanya Refly Harun memastikan.
Menanggapi pernyataan sekaligus pertanyaan dari Refly Harun, Din Syamsuddin mengaku tidak membenarkan.
Din Syamsuddin menegaskan bahwa khittah dari Muhammadiyah yakni tidak terlibat dalam politik kekuasaan.
Itu artinya, Muhammadiyah tidak berpihak dalam pemilu, termasuk juga tidak memaksa wargannya untuk mendukung satu kubu.
Namun keterlibatan Muhammadiyah dalam politik adalah sebatas politik moral, yakni memberikan kritik kepada pemerintah ataupun produk dari pemerintah.
Dirinya menegaskan, hal itulah yang menjadi dasar semua warga Muhammadiyah ketika berpolitik.
"Ya tidak, khittah Muhammadiyah yang diyakini oleh seluruh warga Muhammadiyah, bahwa Muhammadiyah tidak terlibat dalam politik kekuasan, seperti mendukung atau tidak mendukung seorang calon presiden atau wakil presiden," ujar Din Syamsuddin.
"Tetapi Muhammadiyah dengan amar makruf nahi mungkar terlibat dan aktif dalam politik moral, high politik.
Maka kalau mengkritik pemerintah menggungat undang-undang itu bagian dari politik moral," jelasnya.
Sementara itu ketika dalam pemilihan umum, Muhammadiyah membebaskan warganya untuk menentukan pilihan terbaiknya.
• Harun Masiku Politikus PDIP yang Jadi Buronan KPK Dikabarkan Ditembak Mati, MAKI:Cara Paling Gampang
• Muhammadiyah Telah Tetapkan Idul Fitri 1 Syawal 1441 H, Kapan Jadwal Pemerintah Gelar Sidang Isbat?
• Roy Kiyoshi Tak akan Dipenjara, Anak Buah Idham Azis Kabulkan Permintaan Keluarga, Diserahkan ke BNN
Meski begitu, Din Syamsuddin tidak setuju dengan anggapan ada perpecahan di Muhammadiyah lantaran berbeda pilihan di pilpres.
Namun dirinya menyimpulkan bahwa warga Muhammadiyah tidak terbelah, melainkan istilahnya terbagi.
"Pada setiap pilpres, Muhamadiyah secara organisasi tidak berpihak.
"Tetapi karena Muhmaddiyah memberikan kebebasan kepada warganya untuk mendukung partai politik tertentu, untuk mendukung calon presiden atau calon presiden tertentu, ya boleh jadi di lapangan itu Muhammadiyah ya bukan terbelah.
Tetapi terbagi, teralokasi secara proposional," pungkasnya.
Din Syamsuddin Bongkar Percakapan dengan Jokowi
Pada kesempatan itu, Din Syamsuddin juga sempat mengungkap pembicaraannya dengan Presiden Joko Widodo ( Jokowi).
Din Syamsuddin mulanya mengatakan bahwa adanya ketidak seriusan Jokowi dalam melawan tindakan kleptokrasi (pemerintah yang mencuri uang rakyat untuk kepentingan kelompok tertentu) dan oligarki.
Din mengaku, dirinya juga sudah sering membahas percakapan dengan Jokowi terkait masalah tersebut di ceramah-ceramahnya.
"Soal ketaksungguhan termasuk dalam menghadapi kleptokrasi dan oligarki."
"Boleh juga di (channel) ini karena juga sudah sering saya sebut dalam ceramah," ujar Din Syamsuddin.
Din menjelaskan bahwa dirinya pernah suatu ketika diundang ke Istana.
Jokowi meminta tolong dirinya untuk membantu memberantas tindakan kleptokrasi misalnya para mafia.
Mantan Utusan Khusus Jokowi ini menyimpulkan, sebenarnya Presiden ke-7 RI itu sosok yang baik.
• Pemerintah Jokowi Ditagih Anies Baswedan, Sri Mulyani Transfer Pemprov DKI Jakarta, Buat Covid-19
Namun, Jokowi disebut tak mampu mengatasi orang-orang di sekitarnya.
"Nah, ini yang pada hemat saya Pak Jokowi itu orang baik saya tahu.
Saya sering berinteraksi dengan Beliau selama jadi utusan khusus setahun lebih."
"Cuma saya bilang 'Bapak ini orang baik tapi saya lihat Bapak ini tidak mampu mengatasi orang-orang buruk di sekitarnya, Beliau diam saja," ucapnya.
Din menambahkan yang terpenting baginya sempat menyampaikan hal-hal yang benar bagi Jokowi.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Din Syamsuddin Koreksi Refly Harun yang Sebut Muhammadiyah Condong ke Prabowo saat Pilpres 2019, https://wow.tribunnews.com/2020/05/12/din-syamsuddin-koreksi-refly-harun-yang-sebut-muhammadiyah-condong-ke-prabowo-saat-pilpres-2019?page=all.