Ramadhan
Bacaan Doa Rasulullah SAW di Malam Lailatul Qadar, Amalan di 10 Hari Terakhir Ramadhan
Bacaan doa Rasulullah SAW di malam Lailatul Qadar, amalan di 10 hari terakhir Ramadhan.
TRIBUNKALTIM.CO - Bacaan doa Rasulullah SAW di malam Lailatul Qadar, amalan di 10 hari terakhir Ramadhan.
Tak terasa umat muslim telah memasuki 10 hari terakhir Ramadhan.
Di penghujung bulan Ramadhan, umat muslim dianjurkan untuk melakukan amalan sebanyak-banyaknya.
Terlebih lagi, meningkatkan amalan demi menggapai satu malam mulia bernama Lailatul Qadhar.
Doa Rasulullah SAW di malam Lailatul Qadar ini sangat dianjurkan dibaca pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
• Gelombang Kedua Virus Corona Benar-benar Terbukti, China Kembali Umumkan Kluster Baru di Wuhan
• Taksi Berhenti di Pinggir Jalan, Sopir Keluar Minta Tolong, Seorang Penumpang Meninggal Dalam Mobil
• Muhammadiyah Telah Tetapkan Idul Fitri 1 Syawal 1441 H, Kapan Jadwal Pemerintah Gelar Sidang Isbat?
• ILC TV One, Ada Karni Ilyas dan Anak Buah Jokowi, Warga Anies Baswedan Menangis Soal Bansos Jakarta
Hal ini karena pada sepuluh hari terakhir merupakan waktu yang memiliki banyak keutamaan.
Salah satunya adalah karena adanya malam Lailatul Qadar yang penuh kemuliaan.
Malam Lailatul Qadar adalah malam di mana Allah melipat gandakan pahala ibadah umat manusia. Setara dengan pahala ibadah seribu bulan atau sekitar 80 tahun.
Hal ini sebagaimana diterangkan dalam Al-Quran surat Al-Qadar.
Tidak heran jika umat Islam semakin antusias melaksanakan ibadah-ibadah, khususnya ibadah Sunnah.
Seperti shalat malam, tahajud, iktikaf, tadarus Al-Qur’an hingga sedekah.
Dilansir dari harakah.id, sebagai penyempurna ibadah-ibadah yang dilakukan, Rasulullah Saw mengajarkan doa yang berisi permohonan ampunan kepada Allah.
Memohon ampunan merupakan penyempurna nikmat ibadah dan anugerah yang telah diperoleh.
Dengan meminta ampunan atas dosa dan kesalahan yang pernah kita lakukan, timbangan kebaikan akan naik, sedangkan timbangan amal keburukan akan turun.
emikian salah satu hikmah mengapa Rasulullah Saw mengajarkan agar kita memohon ampunan kepada Allah dalam doa kita.
عَنْ عَائِشَةَ ، قَالَتْ : قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا ؟ قَالَ : قُولِي : اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Dari Aisyah yang berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu jika saya mendapati malam lailatul Qadar, apa yang harus aku baca?’ Rasulullah bersabda, ‘Bacalah: Allahumma innaka ‘afuwwun kariimun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni.’” (HR. Al-Tirmidzi)
Doa ini bersumber dari kitab Sunan Al-Tirmidzi, Sunan Ibnu Majah, Musnad Ahmad, Syu’ab Al-Iman dan Mustadrak ‘Ala Al-Shahihain.
Imam Al-Tirmidzi mengatakan, ini adalah hadis hasan shahih.
Imam Al-Hakim mengatakan, hadis ini adalah sahih sesuai syarat Imam Al-Bukhari dan Muslim.
Semoga kita diberi kesempatan menjalankan amal ibadah di malam yang penuh dengan kemuliaan. Malam Lailatul Qadar.
Malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Tidak lupa, semoga Ramadhan ini membawa keberkahan bagi hidup kita pada yang akan datang.
• Tata Cara & Niat Shalat Malam Lailatul Qadar Ramadhan 1441 H, Lengkap dengan Doa yang Bisa Diamalkan
• Penjelasan Ustadz Abdul Somad Tanda-tanda Orang yang Mendapat Kemuliaan Malam Lailatul Qadar
Tanda-tanda Datangnya Malam Lailatul Qadar
Ada berbagai tanda datangnya malam Lailatul Qadar, dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah tanda-tanda malam Lailatul Qadar.
- Bulan terlihat separuh
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah R.A. ia berkata: “Kami pernah berdiskusi tentang lalilatul qadar di sisi Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam, beliau berkata “ siapakah dari kalian yang masing ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan”.
- Matahari terbit dengan sinar yang tidak menyeruak di pagi hari
Imam Muslim dalam sahihnya meriwayatkan:
عَنْ زِرٍّ قَالَ سَمِعْتُ أُبَىَّ بْنَ كَعْبٍ يَقُولُ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا.
Diriwayatkan dari Zirri ia berkata: aku mendengar Ubay ibn Ka’ab berkata: “Tanda-tanda lailatul qadar adalah matahari terbit di pagi harinya dengan cahaya putih tanda sinar yang menyeruak”.
- Udara yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin
Imam Ibn Huzaimah dalam sahihnya meriwayatkan:
عن عكرمة عن ابن عباس : عن النبي صلى الله عليه و سلم في ليلة القدر : ليلة طلقة لا حارة و لا باردة تصبح الشمس يومها حمراء ضعيفة
Diriwayatkan dari Ikrimah, dari Ibn Abbas, dari Nabi salallahualaihi wasallam mengenai lailatul qadar: “Lailatul qadar adalah malam yang bebas. Tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Matahari memasuki pagi harinya dengan warna merah yang lemah”.
- Matahari pagi berwarna merah lemah
Dalam hadist tersebut, disebutkan juga matahari akan berwarna merah lemah di pagi harinya.
• Waktu dan Tata Cara Bayar Zakat Fitrah, Simak Niat untuk Diri Sendiri, Anak dan Seluruh Keluarga
• Berikut 13 Manfaat Menunaikan Zakat Fitrah, Bisa Menyelamatkan Seseorang dari Panasnya Hari Kiamat
- Tidak ada mendung, angin, dan hujan
Imam at-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir meriwayatkan:
عن واثلة بن الأسقع عن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال : ليلة القدر بلجة لا حارة ولا باردة ولا سحاب فيها ولا مطر ولا ريح ولا يرمى فيها بنجم ومن علامة يومها تطلع الشمس لا شعاع لها
Diriwayatkan dari Watsilah ibn Asqa’, dari Rasulillah salallahualaihi wasallam bahwa beliau berkata: “Lailatul qadar adalah malam yang tenang. Tidak terlalu panas juga terlalu dingin. Pada saat itu tidak ada mendung, hujan dan angin. Dan ada bintang yang dilemparkan. Termasuk tanda-tandanya, matahari terbit tanpa sinar yang menyeruak”.
- Malam hari yang tenang
Hal ini didasarkan pada hadits dari Watsilah bin Al Aqso’, Rasulullah SAW bersabda: “Lailatul qadar adalah malam yang tenang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang, dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)” [HR. At Thobroni dalam al-Mu’jam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan]
- Datang pada hari ganjil
Tanda lain dari Lailatul Qadar ialah datang pada hari ganjil pada sepertiga terakhir bulan Ramadhan.
Sebuah hadis dari Aisyah menyebutkan: "Rasulullah ShallAllahu 'alaihi wa sallam beritikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan dan beliau bersabda: " Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadan" (HR: Bukhari dan Muslim).
(*)