Virus Corona

China Bantah Tuduhan FBI Soal Pencurian Dokumen Vaksin Virus Corona, Beber Aib Negeri Donald Trump

China bantah tuduhan FBI soal pencurian dokumen vaksin Virus Corona, dan beber aib negeri Donald Trump

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Kolase TribunKaltim.co / freepik.com
Kabar buruk covid-19 China, selain Wuhan, gelombang kedua Virus Corona terjadi di kota ini, Kamis (14/5/2020) 

Zhao menuturkan pemerintahannya sudah mencegah adanya peretasan siber, dan meminta agar negara lain mengutuk adanya upaya itu di tengah pandemi.

Sang juru bicara kemudian menanggapi kicauan Presiden AS Donald Trump di Twitter yang menyebut corona sebagai "Wabah dari China".

Menurut Zhao, seharusnya Donald Trump berhenti terus mendiskreditkan negaranya.

Dan fokus saja terhadap penanganan virus di negara mereka.

 Sakit Perut, Mual, Waspada Pakar di Universitas Indonesia Bongkar Gejala Baru Virus Corona Indonesia

Jubir Luhut Pandjaitan Beber Said Didu Didudga Catut Nama Purnawirawan TNI - Polri untuk Dukungan

Pertama kali terdeteksi di Wuhan pada Desember 2019, wabah tersebut kini sudah menyebar dengan menjangkiti lebih dari 4,4 juta orang di seluruh dunia.

Virus Corona dengan nama resmi SARS-Cov-2 tersebut juga membunuh hampir 300.000 orang, dan membuat ekonomi dunia berada dalam kelumpuhan.

Tuduhan FBI

Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (AS) atau FBI dan ahli keamanan siber yakin para hacker (peretas) China mencoba mencuri penelitian tentang pengembangan vaksin terhadap Virus Corona ( covid-19).

FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri berencana untuk menyampaikan peringatan kepada para peretas China, saat pemerintah dan perusahaan swasta sedang mengembangkan vaksin covid-19.

 Blak-blakan, Tips Rocky Gerung Agar Anies Baswedan Tak Diserang Sri Mulyani dan 2 Menteri Jokowi Ini

 Muhammadiyah Telah Tetapkan Idul Fitri 1 Syawal 1441 H, Kapan Jadwal Pemerintah Gelar Sidang Isbat?

 Harun Masiku Politikus PDIP yang Jadi Buronan KPK Dikabarkan Ditembak Mati, MAKI:Cara Paling Gampang

Demikian dilansir AFP dan Channel News Asia, Selasa (12/5/2020), dari laporkan Wall Street Journal dan New York Times.

Para peretas juga menargetkan informasi dan kekayaan intelektual terkait pengobatan dan pengujian vaksin covid-19.

Pejabat AS menuduh, para peretas itu memiliki hubungan atau kaitan langsung dengan pemerintah China, demikian dilaporan Wall Street Journal dan New York Times.

Peringatan resmi AS akan dirilis beberapa hari kedepan.

Di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian menolak tuduhan itu.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved