Virus Corona
Sempat Dilonggarkan, 6 Negara Ini Berlakukan Kembali Lockdown Usai Kasus Virus Corona Kembali Naik
Sempat mengalami penurunan kasus beberapa negara kembali memutuskan melakukan lockdown setelah ditemukan penderita baru
Penulis: Januar Alamijaya | Editor: Doan Pardede
TRIBUNKALTIM,CO - Hingga saat ini pandemi virus Corona telah menyerang hampir seluruh negara-negara di dunia.
Kasus yang bermula dari China ini merembet ke wilayah lainnya hingga beberapa negara memberlakukan lockdown di wilayahnya.
Sempat mengalami penurunan kasus beberapa negara kembali memutuskan melakukan lockdown setelah ditemukan penderita baru
Beberapa minggu setelah mengalami penurunan angka kasus infeksi virus corona Covid-19, sejumlah negara kembali memberlakukan lockdown atau penguncian wilayah.
Hal ini dilakukan utamanya karena adanya kasus infeksi baru.
Sementara itu, beberapa dari negara ini juga mengalami tekanan politik dan ekonomi untuk membuka kembali lockdown.
• Perang Dagang Amerika - China, Huawei Tempuh Semua Cara, Beber Negeri Donald Trump akan Rugi Sendiri
• Kebohongan China Terbongkar, Jumlah Korban Virus Corona Lebih Banyak dari Laporan Xi Jinping
• Ahli Ungkap Prediksi Tempat Ini Bakal Jadi Sarang Virus Corona Terbesar, Bukan Wuhan China dan AS
Dikutip TribunPalu.com dari laman This is Insider, pemberlakuan kembali lockdown yang dilakukan baik secara total maupun parsial saat ini memang belum memperlihatkan dampak.
Meski begitu, dalam beberapa pekan ke depan, itu akan memberikan petunjuk krusial tentang langkah apa yang paling tepat dilakukan seiring negara-negara lain di dunia juga mulai kembali memberlakukan pelonggaran.
Berikut enam negara di dunia yang memberlakukan lockdown lagi karena adanya lonjakan kasus infeksi baru Covid-19.
1. China
Sebagai tempat di mana kasus virus corona Covid-19 pertama kali ditemukan, China juga menjadi negara pertama yang memberlakukan lockdown.
Dalam prosesnya, China membuka kembali lockdown sedikit demi sedikit.
China pertama menutup Kota Wuhan pada akhir Januari 2020 dan berangsur-angsur menutup wilayah lain hingga hampir separuh populasi China berada di bawah aturan pembatasan fisik pada pertengahan Februari 2020.
Pada awal Maret 2020, jumlah kasus Covid-19 yang dilaporkan telah menurun menjadi sekitar 200 kasus per hari atau kurang dari itu.
Pada akhir Maret, China mulai menggulirkan serangkaian pembukaan akses kembali.