Virus Corona

Blak-blakan Jusuf Kalla Beber Strategi Lawan Virus Corona, Singgung Bansos & PSBB Pemerintah Jokowi

Blak-blakan Jusuf Kalla ungkap strategi tangani Virus Corona alias covid-19 di Indonesia, singgung Pemeriontah Jokowi soal bansos hingga PSBB

Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
KOMPAS.com/ MOH NADLIR
Blak-blakan Jusuf Kalla Beber Strategi Lawan Virus Corona, Singgung Bansos & PSBB Pemerintah Jokowi 

TRIBUNKALTIM.CO - Blak-blakan Jusuf Kalla ungkap strategi tangani Virus Corona alias covid-19 di Indonesia, mulai bansos hingga PSBB.

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) angkat bicara terkait penanganan covid-19 di Indonesia.

Sejauh ini Pemerintah sudah berupaya menekan penyebaran Virus Corona, sakah satunya melalui PSBB.

Terkait hal tersebut, Jusuf Kalla punya strategi tersendiri dalam mngatasi covid-19.

Adapun strategi Jusuf Kalla berbeda dari Pemerintah Jokowi mulai dari PSBB hingga soal bantuan sosial atau bansos.

Hal itu disampaikannya melalui kanal YouTube Official iNews, Rabu (20/5/2020).

Jusuf Kalla Klaim Tak Bisa Berdamai dengan Virus Corona, Sebut Pernyataan Jokowi Kurang Tepat

Di ILC Jusuf Kalla Ungkap Situasi Pemerintah Hadapi Virus Corona, Akui Indonesia Tak Sekuat China

Hal yang Paling Dikhawatirkan Jusuf Kalla Terkait Mudik dan Penanganan Virus Corona di Indonesia

Pada kesempatan itu, Jusuf Kalla mulanya menyinggung soal pembukaan mal di sejumlah daerah.

Menurut Jusuf Kalla, hal tersebut justru akan semakin meningkatkan peluang penularan Virus Corona.

"Tentu pilihannya itu, jangan lupa perekonomian itu akibat dari krisis kesehatan," jelas Jusuf Kalla.

"Jadi untuk menyelesaikan ekonomi, krisis kesehatannya harus diselesaikan dulu bukan sebaliknya."

"Karena jadi sebab akibat, ya sebabnya Coronavirus ini, ini diselesaikan dulu dengan fokus.

Baru otomatis saja kalau ini selesai ekonomi akan jalan lagi," sambungnya.

JK lantas menyebut, akan berakhir percuma jika penanganan kesehatan dan ekonomi dilakukan secara bersamaan.

Menurut Jusuf Kalla, pembukaan mal justru hanya akan meningkatkan kerugian.

"Tidak mungkin diatur bersamaan, tidak ada yang bisa jalan seperti itu dengan cepat," ucap Jusuf Kalla.

"Boleh saja tapi lambat jalannya, lebih banyak kerugiannya malah."

Cek Data Anda di Bantuan Tunai Rp 600.000 dan Bansos Lainnya, LOGIN cekbansos.siks.kemsos.go.id

Lebih lanjut, Jusuf Kalla menyinggung soal pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar ( PSBB ).

Jusuf Kalla menyebut, tak ada perbedaan antara lockdown dan PSBB.

"Jadi kalau kita ikuti PSBB dengan prinsip-prinsip pokoknya yang disetujui itu, selama itu enggak dijalankan ya jangan harap kita bisa selesai cepat," ujar Jusuf Kalla.

"Iya lockdown atau PSBB sama saja, PSBB itu kan punya aturan juga yang jelas, enggak jauh beda sama PSBB."

" PSBB jelas apa yang boleh, apa yang tidak boleh itu saja diikuti," imbuhnya.

Lantas, Jusuf Kalla menyoroti nasib warga miskin akibat Virus Corona hingga penyaluran bansos.

Ia menyebut, pemberian bansos kepada warga merupakan hal yang wajib dilakukan Pemerintah.

"Ya memang akibat mereka tidak bekerja banyak golongan masyarakat yang tidak punya tabungan, tidak mampu, maka sesuai aturan diberikan bantuan sosial, BLT kepada masyarakat."

"Dan itu sudah dilaksanakan dari awal, tapi jangan berbelit-belit."

"Lebih baik BLT langsung kasih pada masyarakat agar ekonomi kita berjalan pada tempatnya," tukasnya.

Simak video berikut ini menit ke-11.50:

cekbansos.siks.kemsos.go.id, Ini Dua Cara Cek Data Penerima Bansos, Bisa Via Aplikasi SIKS-Dataku

Sebut tiga hal yang telah dilakukan Pemerintah

Sementara itu, Jusuf Kalla menyebutkan setidaknya secara garis besar ada tiga hal yang telah dilakukan dalam upaya penanganan covid-19 namun belum maksimal.

Hal tersebut disampaikan Jusuf Kalla melalui sambungan video di kanal TV One News, Rabu (20/5/2020).

Mulanya Jusuf Kalla memberikan komentar terkait ajakan Presiden Joko Widodo agar masyarakat dapat berdamai dengan covid-19.

Ia mengkritik, istilah "berdamai" baru bisa dilakukan apabila kedua belah pihak sama-sama menginginkan perbaikan.

"Berdamai itu kalau dua-duanya ingin berdamai. Kalau kita hanya ingin damai, tapi virusnya enggak, bagaimana?" ujar Jusuf Kalla.

Sedangkan mengomentari seberapa jauh upaya yang telah dilakukan Pemerintah untuk menangani Virus Corona, setidaknya ada tiga hal pokok.

1. Kesadaran Masyarakat Tanpa Sanksi

Mantan wakil presiden tersebut menyampaikan, sejauh ini Pemerintah telah berupaya membangun kesadaran masyarakat tentang apapu terkait covid-19.

Akan tetapi, upaya pembangunan kesadaran itu hingga kini tidak disertai sanksi tegas dari Pemerintah.

Menurutnya, sanksi yang jelas dan tegas akan membuat kesadaran masyarakat itu terbangun seutuhnya.

"Hal yang pertama kesadaran masyarakat. Tapi kesadaran masyarakat harus disertai dengan saksi dari Pemerintah, tanpa sanksi juga kesadaran itu akan tidak dijalankan oleh masyarakat aturan-aturan itu," tutur Jusuf Kalla.

"Sehingga kesadaran harus ada sanksi yang jelas."

"Kalau PSBB itu kan harus tinggal di rumah, bekerja di rumah, kegiatan-kegiatan dikurangi, hanya beberapa kegiatan yang boleh."

"Tapi kenyataannya kan karena sanksi tidak jelas maka tidak berjalan sesuai apa yang diharapkan, karena itu harus dipertegas lagi," tegasnya.

2. Intervensi Virus

Lebih lanjut, Jusuf Kalla menyoroti terkait upaya Pemerintah dalam mengintervensi Virus Corona ini secara eksternal.

Atau dengan kata lain yang lebih sederhana adalah upaya pembasmian atau pemusnahan covid-19.

Ia mengakui, bahwa Pemerintah juga telah melakukan tahapan ini akan tetapi juga belum berjalan maksimal.

"Kedua, kita tetap menjalankan upaya seperti kita jalankan oleh banyak masyarakat juga khususnya PMI, untuk membasmi atau mematikan virus ini menahan jalannya dengan cara intervensi," kata Jusuf Kalla.

"Kita harus menahan dengan intervensi dari luar dengan mematikan virus ini."

"Upaya-upaya ini telah berjalan walaupun butuh lebih maksimal lagi," imbuhnya.

Cek Daftar Penerima Bansos Rp 600 Ribu di cekbansos.siks.kemsos.go.id atau Via Aplikasi SIKS-DATAKU

3. Upaya Medis

Selain kedua hal di atas, yang terakhir Jusuf menyoroti berjalannya upaya pengobatan yang telah dilakukan.

Ia tidak menyebut secara pasti apakah upaya pengobatan sudah maksimal, akan tetapi Jusuf Kalla menekankan bahwa upaya pengobatan tidak mencegah penyebaran Virus Corona.

Upaya pengobatan bekerja untuk menyembuhkan setelah orang dinyatakan tertular.

Karena itu, upaya pengobatan atau upaya kesahatan merupakan upayaa terakhir.

Sehingga, yang perlu ditutamakan mestinya adalah upaya pencegahan, yakni membangun kesadaran masyarakat secara menyeluruh dan utuh serta membasmi covid-19.

"Yang ketiga tentu, upaya pengobatan, kalau terkena baru ke upaya pengobatan. Karena upaya pengobatan tidak mencegah banyaknya virus yang ada," paparnya.

"Jadi harus dipahami bahwa upaya kesehatan itu upaya terakhir, upaya terakhir untuk orang sembuh. upaya yang pertama semestinya ya pencegahan."

(*)

Ikuti >>> Update virus Corona

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Bahas Nasib Warga Miskin akibat Virus Corona, JK Kritik Penyaluran Bansos: Jangan Berbelit-belit, https://wow.tribunnews.com/2020/05/21/bahas-nasib-warga-miskin-akibat-virus-corona-jk-kritik-penyaluran-bansos-jangan-berbelit-belit?page=all.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Atri Wahyu Mukti
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved