Virus Corona
Kasus Covid-19 di Jawa Timur Terus Melonjak, Khofifah Sindir Kluster Pabrik Rokok di Kota Risma
Kasus covid-19 atau Virus Corona di Jawa Timur melonjak, terbanyak di Surabaya, Khofifah Indar Parawansa sindir kluster pabrik rokok di wilayah Risma
TRIBUNKALTIM.CO - Kasus covid-19 atau Virus Corona di Jawa Timur terus melonjak, terbanyak di Surabaya, Khofifah Indar Parawansa sindir penanganan kluster pabrik rokok di wilayah Risma.
Dalam beberapa waktu terakhir, Jawa Timur mengalami lonjakan penambahan kasus baru covid-19.
Bahkan kini Jawa Timur menembus catatan kedua tertinggi kasus Virus Corona di Indonesia.
• Lebaran Idul Fitri di Masa PSBB Surabaya, Warga Pajang Tulisan di Pagar: Mohon Maaf Kami Lockdown
• Akhirnya Wilayah Ini Buka Lagi Sekolah dan Mal, PSBB Berakhir, Bukan Daerah Risma dan Anies Baswedan
• Khofifah Buka-bukaan Data Virus Corona, Tegaskan Lebaran Idul Fitri Jangan Mudik, Belum Tentu Aman
Puncaknya adalah menjelang lebaran, Jawa Timur mengalami penambahan kasus baru mencapai 502 kasus dari total penambahan 973 kasus baru secara nasional pada Kamis (21/5/2020).
Setelah itu ada penambahan kasus baru sebanyak 466 kasus baru pada Sabtu (23/5/2020).
Dilansir TribunWow.com, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengakui ada faktor keterlambatan.
Gubernur Khofifah mengaku terlambat dalam menangani munculnya kluster-kluster baru, termasuk yang terjadi di pabrik rokok di Surabaya.
"Jadi ketika ada kluster pabrik rokok, kluster di benerapa pasar-pasar tradisional ini sebetulnya agak telat melakukan pressingnya," ujar Khofifah Indar Parawansa.
Menurut Khofifah faktor keterlambatan tersebut terjadi karena memang informasi yang didapat juga terlambat.
Bahkan penanganan baru dilakukan setelah 14 hari dari awal kasus terjadi.
Hal itulah yang membuat penyebaran Virus Corona sudah semakin meluas.
Menurut Khofifah, terdapat kluster-kluster baru yang terjadi di Surabaya.
Selain itu, sebaran Virus Corona di Jawa Timur memang sebagian besar terjadi di wilayah Tri Rismaharini alias Rima,yakni mencapai 53 persen.
"Jadi kan sebagian besar dari kasus ini 53 persen terjadi di Surabaya," jelasnya.
"Jadi kami pun saat itu mendapatkan informasi selang 14 hari setelah kasus ini terjadi."