Virus Corona
Halal Bihalal Lebaran di Kampus IPDN Disorot, IPW Temukan Hal Janggal, Berharap Mendagri Tito Tegas
Acara itu halal bihalal di kampus IPDN itu sendiri dihadiri sejumlah pejabat Kemendagri yang bertugas di IPDN.
TRIBUNKALTIM.CO - Acara halal bihalal di kampus IPDN di Jatinangor yang dihadari ratusan orang, di tengah masa pandemi covid-19 mendapat sorotan dari Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane.
Neta S Pane sangat menyayangkan digelarnya acara tersebut.
Acara itu halal bihalal di kampus IPDN itu sendiri dihadiri sejumlah pejabat Kemendagri yang bertugas di IPDN.
IPW berharap Mendagri Tito Karnavian menindak tegas para pejabat IPDN yang mengizinkan acara tersebut.
• Kapolda Jabar Tak Main-main, Begini Nasib Oknum Polisi yang Marah Gara-gara Ditegur Tak Pakai Masker
• Dicecar Refly Harun, Terkuak Perasaan Sandi Habis Rp 1 Triliun di Pemilu, Menyesal & Ogah Maju Lagi?
• Istri Alm Didi Kempot Bongkar Penyebab Dory Harsa Keluar dari Band Lare Jawi, Masa Lalu Diungkap
• Jawaban Tegas Mendikbud Nadiem Makarim soal Jadwal Masuk Sekolah Juli 2020, Termasuk Wilayah Anies
"Sementara jajaran kepolisian membiarkan dan tidak membubarkan acara tersebut, yang jelas-jelas menimbulkan kerumunan dan melanggar protokol kesehatan di masa Pandemi covid-19 ini," kata Neta, kepada Wartakotalive.com, Selasa (26/5/2020).
Karenanya kata Neta, IPW berharap Mendagri Tito Karnavian menindak tegas para pejabat IPDN yang mengizinkan acara pengumpulan massa ini.
"Dari data dan foto yang diterima IPW, halal bihalal itu dilakukan bersamaan dengan Perayaan Idul Fitri 1 Syawal 1441 H pada 24 Mei 2020 siang hari, di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Jatinangor, Jabar. Acara yang melanggar PSBB ini sangat disesalkan," ujar Neta.
"Bagaimana mungkin, para calon birokrat itu bisa seenaknya melanggar ketentuan pemerintah dan melanggar PSBB," kata Neta.
Atas hal ini menurut Neta, IPW sudah melaporkan pelanggaran berat PSBB atas kegiatan itu, ke Mendagri, yang membawahi IPDN.
"Diharapkan ada tidakan tegas dari Mendagri terhadap kasus ini," kata Neta.
Menurut Neta, sangat aneh di tengah kerja keras pemerintah memutus mata rantai penyebaran pandemi covid-19.
Kampus IPDN justru membuat acara perayaan Hari Raya Idul Fitri di kampusnya yang dihadiri ratusan Praja dan para undangan di Balirung Rudini.
• Kabar Terkini Istri Anggota TNI yang Sebut Rezim Jokowi Akan Tumbang di Akhir 2020, Begini Nasibnya
• Tak Seperti Jakarta, Wilayah Ini Dipuji Pemerintah Masyarakatnya Patuh, Kasus covid-19 Melandai
"Tentunya hal ini sangat tidak sesuai dengan Kebijakan Pemerintah yang justru tengah giat giatnya memberlakukan PSBB dalam rangka menekan penularan covid-19," katanya.
Anehnya lagi, tambah Neta, acara ini dilaksanakan atas perintah Rektor IPDN, dengan alasan untuk menghibur praja yang selama ini melakukan karantina di kampus.
"IPW berharap Mendagri segera mencopot Rektor IPDN. Sebab apa pun alasannya, aksi pengumpulan massa di kampus IPDN ini, selain ketentuan pemerintah pusat juga melanggar Peraturan Gubernur Jawa Barat nomor 36 tahun 2020 tentang pedoman pembatasan sosial berskala besar dalam penanggulangan coronavirus disease 2019 (covid-19) di wilayah provinsi jawa barat," paparnya.
Yang sangat disayangkan lagi, kata Neta, IPDN adalah kawah candra dimuka untuk melahirkan para calon pejabat pemerintahan di negeri ini, tapi mengapa mereka bisa seenaknya melanggar ketentuan pemerintah.
"IPW menyayangkan sikap para praja tersebut. Belum menjadi pejabat saja, mereka sudah seenaknya melanggar ketentuan pemeriNtah. IPW berharap Polda Jabar mengusut kasus ini, apakah acara keramaian di kampus IPDN itu memiliki ijin atau tidak," katanya.
Bagaimana pun kata Neta, acara di kampus IPDN itu merupakan pelecehan terhadap PSBB dan pelecehan terhadap upaya pemerintah yang sudah bekerja keras memutus mata rantai covid-19.
• Ramalan Zodiak Selasa 26 Mei 2020, Cancer Sedang Tidak Beruntung, Sagitarius Menangkan Hati Kekasih
• Lama Bungkam, China Akhirnya Akui Simpan virus Corona, Pihak Laboratorium Bantah Terjadi Kebocoran
"Sebagai calon pemimpin mereka tidak memberikan contoh yang baik kepada masyarakat maupun kepada para kepala daerah, yang setiap saat menganjurkan agar semua orang mentaati aturan PSBB. Tapi justru para Praja IPDN itu sendiri yang melanggar PSBB tersebut," ujar Neta.
Selain itu menurut Neta, para petinggi Kemendagri di IPDN juga tidak memberikan contoh yang baik pada masyarakat dan pemerintahan daerah.
"Karenanya IPW berharap Mendagri Tito Karnavian segera memberi tindakan tegas kepada Rektor IPDN dan jajarannya," kata Neta.
Ridwan Kamil Laporkan Evaluasi PSBB Jabar, Angka Kematian Menurun, Kesembuhan Meningkat
Jumlah kematian akibat virus corona di wilayah Jawa Barat terus menurun.
Sementara data jumlah pasien virus corona yang sembuh semakin meningkat.
Data itu disampaikan oleh Gubernur Provinsi Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil terkait hasil evaluasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan di wilayah Jawa Barat.
Dilansir dari Tribunnews, Ridwan Kamil, menyebut berdasarkan data hasil evaluasi penerapan kebijakan PSBB di wilayahnya mampu menekan angka penyebaran Covid-19.
"PSBB bukti sangat ilmiah dan berhasil," katanya dikutip dari siaran langsung Program Kompas Siang, Selasa (12/5/2020).
Berikut Tribunnews uraikan satu per satu data hasil evaluasi yang dilaporkan oleh mantan Wali Kota Bandung ini.
1. Jumlah pasien di rumah sakit menurun
Data yang pertama kali dilaporkan Kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil terakit jumlah pasien yang dirawat akibat terpapar Covid-19.
Kang Emil menyebut per tanggal 12 Mei 2020 jumlah pasien yang dirawat rata-rata berjumlah 350-an orang.
"Ini turun dibandingkan rentan akhir April ada 430 yang dirawat."
"Jadi di Jawa Barat selama PSBB jumlah pasien yang dirawat justru turun bukannya naik kira-kira begitu," ucapnya.
2. Penambahan kasus per hari
Hasil pelaksanaan PSBB juga dapat dilihat dari angka penambahan kasus terkonfirmasi positif per harinya.
"Berita baiknya rata-rata pasien turun, dari awal April hingga pertengahan ada 40 kasus per hari"
"Dari pertengahan April hingga akhir ada 28 kasus per hari. Dari 1 mei hingga 12 Mei turun menjadi 21 kasus rata-rata per hari," tuturnya.
3. Angka kematian
Selain pasien yang dirawat di rumah sakit menurun, angka kematian akibat paparan Covid-19 juga dilaporkan berkurang.
Berdasarkan data yang ada, pada bulan akhir April tingkat kematian per hari sekitar 7 pasien.
Sedangkan per hari ini (12/5/2020) menjadi 4 pasien per hari yang meninggal dunia.
4. Angka kesembuhan naik
Kang Emil melanjutkan, berkat penerapan kebijakan PSBB tingkat kesembuhan naik hampir dua kali lipat.
Angka di atas dilihat dari turunnya kecepatan virus yang menyebar.
"Sebelumnya kecepatan indeksnya 3 untuk reporduksi Covid-19, Alhamdulillah sudah turun jauh sekali menjadi 0,86."
"Ini menandakan sebelum PSBB karena banyak orang berkumpul dan mudik belum dilarang maka kecepatan penularan sangat tinggi," imbuhnya.
Kemudian, Kang Emil menjelaskan makna dari indeks tersebut.
"Indeks 1 persen itu artinya 1 pasien menularkan ke 1 orang lainnya. Kalau 3 persen itu dalam sehari bisa menularkan 3 orang lainnya."
"Hari ini indeks kita 0,86, artinya 1 orang pasien bisa menularkan ke 1 orang lainnya dalam waktu dua hari," urainya.
5. 63 persen wilayah Jabar berpotensi lakukan relaksasi
Kang Kamil menyebut 63 persen wilayah di provinsinya dapat dilakukan relaksasi pasca penerapan PSBB.
Menurutnya data menunjukkan dari 63 persen wilayah tersebut sudah tidak menunjukan adanya pergerakan kasus virus corona (Covid-19).
"Dari hasil PSBB provinsi, itu yang perlu diwaspadai adalah 37 persen wilayah Jabar."
"Jadi 63 persennya punya potensi untuk dilakukan relaksasi pasca PSBB."
"Karena data menunjukan pergerakan tidak ada di 63 persen wilayah Jabar," bebernya.
Sehingga katanya ada kemungkinan di 63 persen wilayah yang dimaksud bisa kembali ke situasi yang lebih normal setelah dilakukan evaluasi PSBB.
6. Pergerakan lalu lintas
Kang Emil mengatakan penerapan PSBB juga secara langsung berdampak pada arus lalu lintas.
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, dirinya mengaku telah bisa menekan pergerakan lalu lintas di angkat 30 persen.
Namun angka tersebut naik ketika memasuki waktu sore hari.
Kang Emil menduga lalu lintas naik karena warga yang keluar rumah untuk ngabuburit
"Penekanan lalu lintas terbaik kita itu ada di minggu lalu, sekitar 20 persen, sekarang naik 30."
"Mudah-mudahan tidak lepas dari 30 supaya kita bisa mengelola," kata dia.
Terkahir, Kang Emil mengatakan berdasarkan hasil yang ada, Provinsi Jawa Barat mendapatkan apresiasi dari Presiden Joko Widodo.
"Kemudian, data berikut juga kami presentasikan di rapat terbatas dengan Bapak Presiden."
"Bapak Presiden mengapresiasi berbagai daerah yang melakukan PSBB ada yang judul PSBB seperti Jawa Barat."
"Ada yang tidak pakai judul seperti di Bali, semua pembatasan wilayah ini membuahkan berita yang menggembirakan," tandasnya.
IKUTI >>> Update Virus Corona
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Data Lengkap Hasil Evaluasi PSBB Jabar, Angka Kematian Menurun hingga Tingkat Kesembuhan Naik