Virus Corona
Blak-blakan Dokter di Surabaya, Pasien Susah Dirujuk, RS Alasan Penuh, Kurang Tenaga Perawat
Blak-blakan Dokter di Surabaya, pasien susah dirujuk, RS alasan penuh, kurang tenaga perawat
Selain itu, empat provinsi juga akan menjalankan new normal, yaitu aktivitas masyarakat kembali seperti normal dengan ketentuan mengenakan masker wajah, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.
Provinsi yang ditargetkan menerapkan protokol tatanan hidup baru yaitu Sumatera Barat, Jakarta, Jawa Barat dan Gorontalo.
Sebanyak 1.800 objek seperti mal, pasar rakyat dan tempat wisata akan dibuka Kembali dengan ketentuan 'new normal'.
Dalam menerapkan ini, Presiden Joko Widodo mengerahkan militer termasuk personil polisi untuk mendisiplinkan masyarakat agar mengikuti protokol kesehatan.
"Telah dimulai TNI dan Polri menggelar pasukan dan aparatnya di 4 provinsi dan 25 kabupaten dan kota. Di Sumatera Barat, DKI Jakarta, di Jawa Barat, dan di Gorontalo.
Di kota-kota ada 25, di Surabaya, di Malang, dan lain-lainnya," kata Jokowi dalam keterangan pers di Mal Summarecon Bekasi, Jawa Barat, Selasa (26/5).
Kota Surabaya kini disebut-sebut akan jadi 'Wuhan Kedua' lantaran kasus positif Virus Corona yang tinggi.
• Bukan Hanya Wilayah Khofifah, Jokowi Minta Jajarannya Fokus ke 5 Provinsi, Apresiasi Daerah Anies
• Yang Terjadi Pada Tubuh Ratusan Relawan Usai Disuntik Vaksin Virus Corona, Kabar Gembira dari China
• Beredan Video Syur Mirip Syahrini, Anak Buah Idham Azis Tangkap Pelaku, Hukumannya Tak Main-main
Kini fakta baru pun terkuak di wilayah yang kini dipimpin oleh Walikota Risma tersebut.
Jawa Timur kini menjadi provinsi dengan jumlah kasus Virus Corona tertinggi kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta.
Dari kasus yang besar di Jawa Timur tersebut, sebagian besar kasus disumbang oleh Surabaya.
Bahkan disebutkan pula bahwa Kota Surabaya berpotensi menjadi 'Wuhan Kedua' karena tingginya tingkat penularan Virus Corona atau covid-19.
Hal tersebut diungkap langsung oleh Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi.